Shalom,
Mazmur 64 ditulis oleh Daud dalam bentuk syair lalu diberikan kepada pemimpin pujian untuk dinyanyikan di dalam jemaat dan dinikmati bukan hanya saat itu tetapi juga saat ini oleh kita bahkan untuk generasi mendatang sebab kuasa-Nya tetap sama dari dahulu, sekarang sampai selama-lamanya.
Raja Daud mempunyai beberapa anak antara lain: Amnon, Absalom dan Tamar. Ternyata Amnon jatuh cinta kepada Tamar, adiknya Absalom. Hati Amnon begitu tergoda lalu membuat siasat pura-pura sakit keras hingga ayahnya, Daud, datang menjenguk untuk melihat kondisinya. Amnon meminta izin Daud agar Tamar membuatkan makanan baginya dan Daud menyetujui. Sayang, di balik tutur kata yang kelihatan indah mengandung maksud tidak baik. Amnon meminta Tamar menyuapinya dan saat itu Amnon gelap mata kemudian memperkosa Tamar. Namun seusai perbuatan tercela itu, Amnon berbalik membenci Tamar dan mengusir keluar dari kamarnya ( 2 Sam. 13:1-17).
Absalom yang mendengar perbuatan biadab Amnon menjadi sangat geram dan membenci Amnon (ay. 22). Saat perayaan pengguntingan domba, Absalom mengundang ayahnya, Raja Daud, beserta pegawai-pegawainya tetapi Daud menolak. Absalom kemudian meminta izin Daud agar Amnon dan semua anak raja datang ke perayaan yang diadakannya. Perkataan yang diucapkan Absalom kepada ayahnya tampak santun hingga disetujui oleh Daud. Namun di lain pihak, (dengan perkataannya) Absalom menyuruh orang-orangnya membunuh Amnon saat dia gembira karena anggur (ay. 28). Mendengar berita pembunuhan antar saudara ini, Daud marah sekaligus berdukacita berhari-hari.
Setelah dendamnya terbalas, Absalom melarikan diri pergi ke Gesur dan tinggal di sana selama tiga tahun (ay. 38). Amarah Raja Daud sudah reda bahkan dia rindu Absalom kembali ke istana maka Yoab menjemput Absalom untuk pulang ke rumahnya sendiri.
Daud takut kepada Allah dibuktikan dengan taat akan perintah-Nya; dampaknya, amarahnya terselesaikan. Sebaliknya, kebaikan Daud tidak membuat amarah Absalom reda. Dia tidak tahu berterima kasih kepada ayahnya. Apa yang dilakukannya? Dia berusaha mencuri hati orang Israel dan berdiri di depan pintu gerbang mencegat orang-orang yang mau menghadap raja mengadukan masalah. Tampak kata-katanya manis dengan mengatakan kalau dia menjadi hakim, dia akan memutuskan perkara dengan adil (2 Sam 15:4) padahal sebenarnya dia adalah provokator. Sayang, rakyat mudah tertipu oleh omongan manis Absalom tanpa memikirkan latar belakang Absalom yang adalah seorang pembunuh.
Setelah berjalan empat tahun, terhimpunlah banyak orang yang pro Absalom lalu dia minta izin Daud untuk pergi ke Hebron dengan alasan mau membayar nazar padahal dia mengadakan persepakatan gelap mau melengserkan Daud. Apakah Daud takut menghadapi kudeta ini? Daud adalah orang pemberani sejak muda, dia berani membunuh singa dan beruang yang mau menerkam kambing dombanya (1 Sam. 17:34) bahkan mengalahkan Goliat, orang Filistin, yang ditakuti bangsa Israel (ay. 49). Namun Daud tidak mau terjadi pertumpahan darah antarkeluarga.
Apa tindakan Daud menghadapi Absalom yang memberontak kepadanya menurut Mazmur 64?
- Berkeluh kesah kepada Allah dan mengoreksi diri (ay. 2-7)
“Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Ya Allah, dengarlah suaraku pada waktu aku mengaduh (suara keluh kesahku; TB2), jagalah nyawaku terhadap musuh yang dahsyat (beringas; TB2). Sembunyikanlah aku terhadap persepakatan orang jahat (gerombolan penjahat; TB2), terhadap kerusuhan orang-orang yang melakukan kejahatan (para pelaku kejahatan; TB2) yang menajamkan lidahnya seperti pedang….Mereka merancang kecurangan-kecurangan: "Kami sudah siap, rancangan sudah rampung." Alangkah dalamnya batin dan hati orang!”
Kita tahu bahwa perkataan dahsyat dapat bersifat positif maupun negatif. Kenyataannya, kita malah meragukan kebenaran dari perkataan yang positif dan mudah percaya pada omongan manis bermotivasi tidak baik seperti perkataan Amnon maupun Absalom.
Memang lidah dapat dipakai untuk memperkatakan hal-hal positif dan negatif bahkan lidah kecil ini seperti api yang dapat membakar hutan yang besar; lidah merupakan dunia kejahatan yang dapat menodai seluruh tubuh; lidah dinyalakan oleh api neraka (Yak. 3:5-7). Lidah tidak dapat dijinakkan dan penuh racun yang mematikan (ay. 8). Dari lidah yang sama keluar berkat dan kutuk (ay. 9-10).
Daud menjadi korban perkataan dahsyat yang disulut oleh api neraka dan rakyat mudah terpancing serta percaya pada perkataan Absalom lalu menjadi gerombolan beringas yang mau memberontak kepada Raja Daud. Sebenarnya Daud dapat melawan mereka tetapi mengambil sikap lari dari istana sambil mengoreksi diri. Terbukti kata-kata pahit bagaikan panah yang ditembakkan kepada Daud tidak beralasan. Namun dia tidak mau membalas sebab penghukuman/pembalasan adalah haknya Allah. Dia lebih memilih menyingkir keluar dari istana.
Aplikasi: ketika kita dituduh dan difitnah atas perbuatan yang tidak kita lakukan, jangan cepat membalas tetapi berkeluh kesahlah kepada Allah sambil mengoreksi diri apakah memang tidak benar tuduhan yang dilontarkan kepada kita.
Siapa yang mengetahui isi hati/batin kita (baik atau jahat)? Allah, Iblis dan kita sendiri. Untuk itu kita harus membuang segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah dan kejahatan yang tersimpan dalam hati (Ef. 4:31-32). Ilustrasi: bila kita membuka tabungan deposito di bank, makin lama makin besar bunga banknya (interest); demikian pula makin lama kita menyimpan kejahatan dalam hati, makin besar beban dosa yang ditimbun. Contoh: setelah membunuh Amnon, Absalom malah berencana membunuh ayahnya sendiri. Terbukti kemarahan dan kebencian yang dipendamnya makin menjadi-jadi.
Tidak ada jalan lain untuk keluar dari dosa yang tersimpan dalam hati kecuali Allah mengutus Putra Tunggal- Nya ke dunia untuk menanggung semua dosa manusia agar beroleh pengampunan berakibat kita dapat mengasihi sesama (Ef. 4:32). Yesus yang tidak bersalah telah menerima semua tuduhan dan makian orang banyak tetapi di atas kayu salib Dia malah mengampuni mereka. Melalui pengurbanan-Nya, Yesus mau menggantikan segala dosa kepahitan dan kebencian dengan kasih. Kalau kita memercayai Firman-Nya, kita sudah pindah dari maut ke dalam hidup (Yoh. 5:24). Daud mengalaminya karena dia mengampuni Absalom dan semua kemarahannya hilang; sebaliknya, hati Absalom yang penuh kemarahan tidak pernah surut tetapi makin parah.
Ingat, perkataan negatif yang dinyalakan oleh api neraka berbuahkan maut sementara perkataan positif oleh dorongan Firman Allah menghasilkan hidup kekal. Firman-Nya juga mengingatkan bahwa setiap perkataan sia- sia harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman karena menurut ucapan kita akan dibenarkan atau dihukum (Mat. 12:36-37).
Bukankah sejak awal penciptaan Allah telah mengingatkan Adam-Hawa untuk menaati perkataan-Nya agar tidak mati (Kej. 2:17)? Namun manusia lebih percaya pada perkataan ular berakibat mereka diusir dari Taman Eden karena kekudusan Allah tidak dapat berhubungan dengan dosa. Waspada, Iblis adalah bapa segala dusta (Yoh. 8:44) dan dia tidak mau masuk neraka sendirian tetapi mengajak sebanyak mungkin gerombolan orang bersamanya melalui perkataan dusta dengan memutarbalikkan kebenaran Firman Allah. Bagaimanapun juga Allah tetap mengasihi Adam-Hawa, sebelum pergi Allah mengenakan pakaian dari kulit binatang kepada mereka.
Sungguh, Tuhan tidak mau kita binasa. Ia rindu hati kita diisi oleh Firman-Nya dan dengan pertolongan Roh Kudus perkataan maupun perbuatan kita lakukan di dalam Nama Tuhan Yesus disertai ucapan syukur (Kol. 3:16-17).
Pada pola Tabernakel, dalam Tempat Mahakudus ada perabot Tabut (= gereja) berisi:
♦ dua loh batu → kasih
♦ buli-buli emas berisi Manna → Firman Tuhan
♦ tongkat Harun yang bertunas → Roh Kudus
Aplikasi: gereja Tuhan harus menyimpan Firman Tuhan dengan membaca dan merenungkannya setiap hari dan dengan pertolongan Roh Kudus juga kasih-Nya, hidup kita dibenarkan dan dikuduskan untuk pindah dari maut kepada hidup.
Apa reaksi Allah setelah Daud melaporkan semua panah perkataan pahit yang menghantamnya?
- Allah membela orang yang tulus hati (ay. 8-9).
“Tetapi Allah menembak mereka dengan panah; sekonyong-konyong mereka terluka. Ia membuat mereka tergelincir karena lidah mereka; setiap orang yang melihat mereka menggeleng kepala.”
Terbukti Allah membela Daud yang tulus hati dari kejaran Absalom. Tiba-tiba kuda bagal yang ditunggangi Absalom lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbanin yang besar dan tersangkutlah kepala Absalom pada pohon itu sehingga ia tergantung antara langit dan bumi. Tidak lama kemudian Yoab menikamnya dengan lembing padahal Daud sudah mewanti-wanti untuk tidak membunuhnya (2 Sam. 18:9-15). Sangat jelas, pembalasan adalah haknya Tuhan dan Daud tidak mengotori tangannya dengan darah keluarganya sendiri. Tuhan menjadi tempat perlindungannya dan dia melihat pembalasan Tuhan terhadap orang-orang fasik. Karena hati Daud melekat kepada-Nya, Tuhan menjawab dan meluputkan dia yang berseru kepada-Nya (Mzm. 91:1-2, 5-9, 14-15).
Pembelajaran: ketika sedang menghadapi ancaman karena fitnah dan tuduhan yang tidak beralasan (perkataan dahsyat yang negatif), kita tidak perlu membalas tetapi berkeluhkesahlah kepada Tuhan maka Ia menjadi Pembela kita. Jangan melakukan pembalasan sendiri karena ditakutkan kita malah jatuh ke dalam dosa yang lain.
- Allah dipermuliakan (ay. 10-11).
“Maka semua orang takut dan memberitakan perbuatan Allah dan mengakui pekerjaan-Nya. Orang benar akan bersukacita karena TUHAN dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan bermegah.”
Sesungguhnya tidak ada seorang pun benar (Rm. 3:10) tetapi orang dibenarkan karena iman kepada Firman Kristus (Rm. 10:17).
Perhatikan, bila hati kita penuh dengan Firman Tuhan, perkataan dahsyat yang keluar dari mulut akan berdampak positif yang mengubah kita hari demi hari hingga suatu saat dikatakan tidak bersalah dalam perkataan alias orang sempurna yang dapat mengendalikan seluruh tubuhnya (Yak. 3:2).
Dan apa yang dilakukan oleh orang-orang benar? Mereka memuji dan memuliakan Tuhan yang telah melepaskan jiwa mereka dari maut (Mzm. 33:1, 18-22).
Mana yang kita pilih? Apakah hati tetap menyimpan segala kepahitan, kegeraman, marah, pertikaian, fitnah, kejahatan berbuahkan maut? Atau Firman Tuhan yang memperbaiki hidup kita untuk beroleh hidup kekal? Tetaplah mengucapkan perkataan dahsyat yang positif walau kita menjadi korban tuduhan dan fitnah. Jangan sakit hati atau membalas tetapi mengadu dan mencari perlindungan dari Tuhan maka Ia menjadi Pembela kita dan Nama Tuhan dipermuliakan. Amin.