• PENYATAAN ALLAH YANG AGUNG
  • Mazmur 19
  • Lemah Putro
  • 2022-11-13
  • Pdm. Setio Dharma Kusuma
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1258-penyataan-allah-yang-agung-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Sebelum memasuki pemberitaan Firman Tuhan, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu perbedaan arti kata “penyataan” dan “pernyataan”. Kata “penyataan” (revelation = apokalupsis = wahyu berkaitan dengan membukakan sesuatu yang terselubung sementara “pernyataan” adalah hal menyatakan, pemberitahuan yang dapat dipergunakan dalam suatu kalimat. 

Walau Kitab Mazmur tertulis ribuan tahun lalu, prinsip-prinsipnya masih relevan hingga sekarang sebab Firman Tuhan itu hidup. 

Prinsip yang kita peroleh melalui pembelajaran Kitab Mazmur 19 terbagi menjadi tiga bagian, yakni:

  • Berkaitan dengan alam semesta dan pemeliharaan Allah (ay. 1-7)

“Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. ……Dari ujung langit ia terbit dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.” 

Pemazmur melukiskan kebesaran dan keagungan Allah melalui ciptaan-Nya itulah alam semesta.

Bukankah kita juga dapat menikmati indahnya alam semesta hasil pekerjaan tangan Allah bahkan tidak sedikit orang mengejar keindahan pemandangan alam seperti sunrise di G. Bromo, sunset di Bali dst.? Secara kasatmata kita melihat hasil karya pekerjaan tangan-Nya melalui pemandangan alam menakjubkan yang menghiasi belahan bumi ini.

Pertanyaan: ketika kita mendapat kesempatan menikmati pemandangan indah di suatu tempat, adakah pengakuan dari mulut kita bahwa Allah itu sungguh agung dan mulia? 

Manusia diberi hikmat dengan segala ilmu pengetahuan untuk mempelajari alam semesta seperti astronomi sehingga kita mengetahui hari berganti hari dalam 24 jam, bumi mengitari matahari dst. Bukankah orang- orang Majus telah mempelajari ilmu perbintangan sehingga dapat menemukan tempat tinggal Yesus (Mat. 2:29)? 

Alkitab baik di Perjanjian Lama (Yes. 40:28) maupun Perjanjian Baru (Ibr. 11:3) menegaskan bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah. Harus diakui, manusia mempelajari astronomi tetapi tidak dapat menguasai sepenuhnya, pengetahuan mereka hanya berhenti sampai tentang bulan dan berupaya mempelajari planet- planet lainnya tetapi tidak akan mampu. Namun dengan iman kita percaya bahwa alam semesta dijadikan oleh Firman Allah. 

Ternyata tidak berhenti hanya pada penciptaan alam semesta, Allah juga memelihara ciptaan-Nya. Buktinya, tidak ada (satu makhluk pun) terlindung dari panas teriknya matahari (Mzm. 19:7). Bukankah Bapa Surgawi menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik juga menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yang tidak benar (Mat. 5:45)? Orang yang berbuat jahat pun masih dapat menikmati sinar matahari juga orang yang melakukan kecurangan masih dapat menikmati turunnya hujan. 

Sungguh, betapa agung dan mulia Allah yang dinyatakan melalui alam semesta dan pemeliharaan-Nya. Tentu tidak salah kita terkagum-kagum dengan hasil karya-Nya tetapi apakah kekaguman kita dapat menyelamatkan kita? Apa kata Raja Daud selanjutnya? 

  • Taurat (peraturan, titah, perintah, hukum) Tuhan itu sempurna (ay. 8-11).

Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.”

Memang Raja Daud menyukai pemandangan alam semesta nan indah tetapi titah Tuhan lebih menyukakan hatinya. Hukum Tuhan itu benar dan adil bahkan peraturan-Nya teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tidak berpengalaman. 

Sungguh Alkitab memberikan hikmat kepada orang (muda) yang tidak berpengalaman sebab permulaan hikmat/pengetahuan adalah takut akan Tuhan (Ams. 1:7). Alkitab bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim. 3:16). 

Raja Daud begitu mengagumi hukum-hukum Tuhan bahkan menyatakan lebih indah daripada emas tua dan lebih manis daripada madu tetesan dari sarang lebah. Emas berbicara tentang kekayaan. Allah pernah berjanji kepada bangsa Yahudi untuk dibawa masuk ke dalam negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu (Kel. 3:8). Terbukti Raja Daud lebih menyukai Firman Tuhan (Mzm. 1:2) daripada berkat kelimpahan-Nya. 

Introspeksi: apa yang kita lebih suka, Firman Tuhan atau berkat-Nya yang melimpah untuk memenuhi kebutuhan hidup? Tentu tidak salah membutuhkan berkat Tuhan di tengah sulitnya hidup saat ini tetapi Firman Tuhan lebih bernilai dari berkat apa pun karena mampu mengubah karakter buruk kita. 

  • Tentang pengikut-pengikut Kristus (ay. 12-15).

“Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari. Lindungilah hamba-Mu juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar. Mudah-mudahan (let = biarlah) Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.” 

Raja Daud adalah pengikut Tuhan; demikian pula kita adalah pengikut Kristus. Dia mengaku TUHAN adalah gunung batu yang menjadi kekuatan dan perlindungan juga penebusnya.

Bukankah Yesus adalah Juru selamat kita? Di era Perjanjian Lama, banyak nubuat menyatakan akan hadirnya Juru Selamat, seorang Mesias. Nubuat ini terealisasi dengan hadirnya Allah dalam wujud manusia Yesus – Firman menjadi manusia – penuh karunia dan kebenaran (Yoh. 1:14) dan siapa percaya kepada-Nya tidak akan binasa tetapi beroleh hidup kekal (Yoh. 3:16). 

Bukti otentik apa yang dilakukan Yesus dengan penuh kasih karunia dan kebenaran? Ia mati di kayu salib untuk menggenapi semua janji nubuat yang ada di Perjanjian Lama. Di mana posisi kita ketika Ia mati di kayu salib? Saat kita masih berdosa (Rm. 5:8). Raja Daud terbebas dari pelanggaran besar (Mzm. 19:14b) ketika dia merindukan TUHAN, gunung batu dan penebusnya (ay. 15b). 

Pertanyaan: apakah ketika kasih karunia melimpah, dosa juga makin banyak diperbuat? Apakah benar teologi yang mengatakan sekali selamat tetap selamat? Dari sudut pandang Allah, Ia mengatakan keselamatan tidak akan hilang karena Ia yang mengerjakannya. Namun faktanya ketika kasih karunia melimpah, dunia justru makin mendeklarasikan dosa tanpa malu-malu lagi. Bagaimanapun juga Tuhan masih memberi kesempatan seperti halnya Ia memberikan sinar matahari kepada orang baik dan orang jahat agar mereka bertobat dan beroleh keselamatan. Kita tidak perlu menghakimi sebab Tuhan sendiri menjadi Hakim yang adil. Namun jangan menyalahartikan kita dapat berbuat dosa seenaknya karena kita di bawah kasih karunia! Sekali-kali tidak (Rm. 6:15)! Analogi: seorang ayah mempunyai dua putra. Di hari-hari akhirnya, si ayah berpesan kepada mereka berdua kalau mau hidup sukses, kuncinya ada dua: (1) jangan pernah nagih utang dan (2) jangan pernah membiarkan tubuh terkena sinar matahari. Setelah si ayah meninggal, mereka berpisah dan tinggal di kota berbeda. Si kakak tidak sukses dalam berbisnis dan jatuh miskin sebab dia tidak pernah menagih orang yang berutang kepadanya. Kulit tubuhnya juga hitam legam karena sengatan terik matahari. Satu kali dia berkunjung ke tempat tinggal adiknya. Si kakak heran melihat adiknya sukses. Kemudian dia bertanya tentang kesuksesannya padahal mereka berdua melakuan amanat yang sama. Si adik menjelaskan dalam pekerjaan dia tidak pernah memberi utang kepada orang tetapi memberi seperlunya sehingga dia tidak perlu menagih. Kulitnya tetap putih sebab dia berangkat kerja pagi-pagi sebelum sinar matahari menyengat dan pulang malam hari setelah matahari terbenam. Tampak jelas satu amanat yang sama bila dilakukan dengan sudut pandang berbeda akan memberikan hasil berbeda pula. Jadi, walau kasih karunia datang melimpah, jangan sekali-kali memanfaatkan kasih karunia tersebut untuk berbuat dosa. 

Apa lagi penyataan Allah yang agung terhadap pengikut-pengikut-Nya? Setelah Yesus naik ke Surga, Ia mengirim Penghibur, itulah Roh Kudus yang menetap/berdiam di dalam kehidupan seseorang (1 Kor. 6:19) saat dia percaya pada Firman kebenaran yaitu Injil keselamatan (Ef. 1:13). Masalahnya, orang percaya suka mendukacitakan Roh Kudus (Ef. 4:30) dengan berbohong otomatis seperti “dosa putih” untuk “kebaikan”. 

Penyataan agung Allah kepada pengikut-pengikut-Nya tidak berhenti hanya kepenuhan Roh Kudus tetapi bertujuan menuju Yerusalem Baru dan kita menjadi Mempelai Perempuan-Nya. 

Kita layak mengagungkan dan memuliakan Tuhan oleh sebab kehebatan dan keindahan alam semesta ciptaan- nya, oleh sebab pemeliharaan-Nya yang dinyatakan melalui Firman-Nya, juga kerinduan-Nya agar pengikut- pengikut-Nya menjadi mempelai Perempuan-Nya dan tinggal bersama-Nya di Yerusalem baru selamanya. Amin.