• PERISAI PERLINDUNGAN BAGI ORANG BENAR
  • Mazmur 5
  • Lemah Putro
  • 2022-08-07
  • Pdm. Besar Hartono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/video-recording/item/1235-ibadah-minggu-raya-31-juli-2022-pdm-besar-hartono
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

 

Shalom, 

Oleh sebab kasih setia Tuhan, kita beroleh penebusan dan pengampunan dosa serta dilayakkan untuk beribadah memuji dan memuliakan Dia. Juga oleh karena Nama-Nya, kita mendapat jaminan kemenangan demi kemenangan dalam menjalani hidup ini. 

Sebelum mempelajari Mazmur 5, kita mengetahui lebih jauh siapa penulis Mazmur ini itulah Raja Daud. Ada tiga poin penting dalam perjalanan hidupnya, yakni:

  • Diawali ketika masih remaja, Daud menggembalakan dua tiga ekor kambing domba ayahnya dengan taruhan nyawa menghadapi singa atau beruang yang mau menerkam binatang yang digembalakannya (1 Sam. 17:28,34-35).

Yesus, Anak Domba Allah, telah mengurbankan nyawa untuk menyelamatkan manusia berdosa dari cengkeraman Iblis. 

  • Daud menjaga marwah/kehormatan dan harga diri Tuhan dengan melawan Goliat tanpa memedulikan nyawanya sendiri. Dia bertanggung jawab menjaga citra Allah dan memenangkan pertempuran atas Nama Tuhan semesta alam (1 17:45). 

Kita yang sudah diselamatkan dan dipilih menjadi imam dan raja harus dapat menjaga nama baik Tuhan melawan musuh, Iblis, dengan tipu dayanya. 

  • Daud menjadi raja yang diurapi Terlihat progres tanggung jawabnya makin lama main besar. Kemenangan dan kekalahan bergantung padanya dalam menggembalakan umat Allah yang dipilih dan dikuduskan-Nya.

Itu sebabnya dalam doanya, Daud mencurahkan keluhannya kepada Tuhan, “Berilah telinga kepada perkataanku ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku.” (Mzm. 5:2) 

Sebagai raja, Daud harus siap setiap saat menangani masalah rakyat yang datang kepadanya meminta keadilan darinya. Bagaimana sikapnya kepada Tuhan saat berdoa?

“Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa. TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu dan aku menunggu-nunggu.” (ay. 3-4) 

Walau berkedudukan sebagai raja, Daud menghadap Tuhan dengan penuh rendah hati, sopan santun dan tulus. Dia tidak mempertahankan status jabatannya tetapi memosisikan diri sebagai seorang pendosa yang layak dihukum mati juga sebagai rakyat yang datang kepada Allah, terlihat dari perkataannya, “ya Rajaku dan Allahku”. 

Perlu diketahui, Daud pernah berbuat dosa yang sangat besar dan layak dihukum mati karena dia telah mengambil istri dari tentaranya dan membunuh suaminya menggunakan tangan orang lain namun dia menyesali perbuatannya ketika ditegur oleh Nabi Natan (2 Sam. 12). 

Aplikasi: hendaknya kita menyadari bahwa kita tidak layak menghadap takhta Tuhan dengan keadaan kita yang berdosa. Namun oleh kasih setia-Nya, darah pengampunan sudah tercurah dan kita menjadi milik-Nya. Itu sebabnya mari kita datang menghadap Tuhan dengan sikap rendah hati untuk beroleh perkenanan dari-Nya.

Bagaimana Raja Daud mengawali doa paginya? “TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu dan aku menunggu-nunggu.” (ay. 4)

Daud mengawali dinamika hidup sepanjang hari dengan doa pagi bukan dengan mempersembahkan kambing domba yang disembelih tetapi dengan ucapan syukur.

Selain ucapan syukur, Daud mengucapkan, “Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu.” (ay. 5-7) 

Untuk menjaga kerajaan Israel dan Nama Tuhan tetap ditegakkan, Daud mengingatkan supaya tidak ada kefasikan, pelaku kejahatan, pembohong, penumpah darah dan penipu karena semua ini menjadi landasan bagi iblis untuk mengobrak-abrik kerajaan Israel. Dapat dibayangkan jika sifat-sifat jahat tersebut ada pada pembantu-pembantu dekat Daud di dalam pemerintahannya, pasti hancurlah kerajaannya. 

Daud melihat jauh ke depan bagaimana menjaga citra kerajaannya supaya tetap berdiri teguh karena seteru- seterunya mencemooh sebagaimana Goliat mencaci maki barisan Tuhan. Dia tahu bangsanya yang kecil ini dikelilingi oleh bangsa-bangsa besar yang penuh kefasikan dan kejahatan. Itu sebabnya dia berdoa dan memohon Tuhan mendengarkan seruan doanya. 

Introspeksi: apa isi doa kita? Apakah meminta hal-hal materi yang kita inginkan? Atau kita mempersiapkan hati dan akal budi untuk datang menghadap Tuhan dengan mengosongkan diri seperti telah diteladankan oleh Yesus yang tidak mempertahankan posisi-Nya setara dngan Allah tetapi mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba juga menjadi manusia (Flp. 2:6-7)?

Bagaimana menjaga Nama Tuhan di dalam keseharian hidup kita? Dengan melenyapkan segala kefasikan, caci maki, kebohongan, “sandiwara” menutupi kebenaran. Jika kita menyadari bahwa hidup kita ini oleh karena anugerah, segala tindakan kita di mana pun akan ditandai dengan ketulusan bukan kefasikan dan kejahatan yang memberi kesempatan iblis untuk menghancurkan pribadi seseorang bahkan menghancurkan gereja Tuhan. Waspada, adanya “api asing” di dalam hati menyebabkan iman kita stagnan/mandeg tidak mengalami progres. 

Aplikasi: kita tahu hidup ini penuh perjuangan, marilah kita terus berlatih dalam beribadah agar iman kita bertumbuh. Jangan pernah merayakan kemenangan lebih dahulu karena merasa dalam zona nyaman! Jangan virus Covid menghentikan kerajinan kita dalam beribadah karena ulah Iblis yang mengambil kesempatan untuk membuat kita malas beribadah. Ia juga menaburkan benih-benih kebohongan melalui khotbah-khotbah yang tidak Alkitabiah untuk menyenangkan telinga pendengar.

Doa Raja Daud memberi penghiburan, katanya, “Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.” 

Tentu dibutuhkan proses untuk berjuang menjadi orang benar seperti Daud menjadi raja yang diurapi Tuhan membutuhkan waktu panjang. Menjadi orang benar untuk memperoleh perisai juga butuh proses. Alkitab mencatat kemalangan orang benar itu banyak tetapi Tuhan melepaskan mereka dari semuanya (Mzm. 34:20). Bukankah makin sungguh-sungguh kita beribadah, melayani dan membawa persembahan kepada Tuhan, makin banyak kita menghadapi masalah? Namun ingat, Tuhan menolong dan meluputkan kita. 

Daud berjuang keras sejak masih menggembalakan kambing domba hingga menjadi raja dengan kemenangan- kemenangan melawan musuh. Demikian pula iman kita harus bangkit untuk mengalahkan kondisi dan situasi dunia yang terpuruk saat ini. Kita tidak boleh gampang menyerah dengan memberi kesempatan kepada kemunafikan, kesombongan, penipuan dan kebencian menguasai kita. Bawalah semua masalah yang menyebabkan kita gagal dalam pekerjaan maupun pelayanan ke hadapan Tuhan dan nyatakan dengan tulus apa adanya. Kalau kita menemui kegagalan, bacalah Firman hidup bagaikan aliran sungai yang menumbuhkan kembali iman kita. 

Ingat, hidup kita sekarang merupakan karya penebusan Kristus. Oleh sebab itu pikiran dan perasaan kita hendaknya fokus bahwa kita adalah milik Tuhan. Kita tidak mempunyai hak atas hidup kita lagi. Untuk itu mulailah hidup dengan persembahan di pagi hari untuk mengingatkan bahwa hidup kita adalah hasil penebusan darah-Nya di atas Kalvari. Tuhan juga mendengarkan segala keluh kesah yang kita akui dengan jujur. Waspada, mereka yang fasik dan jahat akan menanggung kesalahan mereka dan mereka akan jatuh karena rancangannya sendiri (ay. 11).

Pertanyaan: apa untungnya kita sombong, meninggikan diri dan melakukan kemunafikan? Bukankah semua ini merugikan diri sendiri?

Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar tetapi membuang mereka yang memberontak kepada Tuhan. Ia dekat dengan orang-orang yang tulus hati. Memang untuk perbaikan hidup diperlukan teguran seperti dialami Daud yang ditegur oleh Nabi Natan. Daud tidak membantah tetapi menyesali perbuatannya. Tanpa teguran, kita merasa hidup kita benar. Ilustrasi: untuk menjadi juara suatu pertandingan diperlukan latihan keras dan ketekunan untuk meningkatkan skill yang dibutuhkan. Tidak jarang latihan fisik menyebabkan badan sakit dan pegal semua. Justru kekalahan memicu pelatih untuk mengevaluasi apa penyebab kekalahannya. Demikian pula iman kita sering diuji oleh penyakit, kegagalan dalam bisnis, pernikahan, pergaulan dll. Untuk itu kita harus selalu waspada ketika kenyamanan (berkat) datang maupun saat ujian ketamakan akan uang tersembunyi di balik berkat itu.

Berikutnya Daud mengatakan, “Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah- Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau. TUHAN, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu karena seteruku; ratakanlah jalan-Mu di depanku. Sebab perkataan mereka tidak ada yang jujur, batin mereka penuh kebusukan, kerongkongan mereka seperti kubur ternganga, lidah mereka merayu-rayu.” (ay. 8-10) 

Daud dilayakkan masuk ke dalam rumah Tuhan karena dia telah melenyapkan segala kepahitan hati terhadap musuh-musuhnya. 

Bukankah dalam doa “Bapa Kami” kita juga memohon pengampunan kepada Tuhan seperti kita juga mengampuni orang yang bersalah kepada kita (Mat. 5:12). Hati kita dibersihkan dari fitnahan, cemooh yang tidak benar dll. oleh darah Anak Domba Allah yang tak bercacat cela. Rasul Paulus menasihati supaya kita tidak beraib dan tidak bernoda di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat (Flp. 2:15).

Lebih lanjut Daud mengatakan, “Tuhan tuntunlah aku dalam keadilanmu karena seteruku, ratakanlah jalan-Mu didepanku.” 

Untuk meratakan jalan yang bergelombang diperlukan proses perbaikan supaya rata. Dengan menurunnya serangan Covid-19, kita tidak boleh menganggap pertandingan sudah selesai dan kita menang. Kita mulai bangkit melayani Tuhan lagi dan waspada terhadap musuh-musuh yang berkata tidak jujur dan hati penuh kebusukan. Ingat, perkataan-perkataan yang bukan Firman Allah tidak menentukan mati dan hidup! Misal: jangan percaya dengan perkataan (tidak benar) yang mengatakan ‘rumah tusuk sate’ mendatangkan kemalangan bagi penghuninya sebab Pembicara tinggal di rumah tusuk sate tetapi Tuhan memberkati seluruh keluarganya.

Perlu diketahui bahwa untuk menjadi satu hati, satu iman dan satu pengajaran dibutuhkan proses yang makan waktu, tenaga, pikiran, keberanian untuk melangkah. Demikian pula untuk meninggikan darah Kristus dan menjaga marwah kebangkitan-Nya dalam hidup kita. Kita tidak perlu membalas orang yang mengolok kita tetapi jawablah dengan ramah. Jangan mendengarkan suara sia-sia dari pemberontak yang bukan urusan kita! Sebaliknya, kita mengumandangkan Nama Yesus melalui kesaksian hidup kita sehingga orang melihat perbedaan antara orang- orang benar yang mendapatkan perisai perlindungan dari-Nya. Amin.