• PERISAI PERLINDUNGAN BAGI ORANG BENAR (JOHOR)
  • Mazmur 5
  • Johor
  • 2022-07-31
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1184-perisai-perlindungan-bagi-orang-benar

Shalom, 

Tentu kita semua berdoa pagi sebelum sibuk melakukan aktivitas-aktivitas sepanjang hari bukan? Misal: sebelum anak berangkat ke sekolah, orang tua mendoakan supaya anak mereka dilindungi dan diberi kepandaian oleh Tuhan, seorang ibu berdoa supaya dapat menyediakan kebutuhan hari itu untuk suami dan anak-anaknya, seorang suami berdoa supaya dapat menyelesaikan pekerjaannya di kantor tanpa ada masalah dst. Apa isi doa Anda pagi ini? 

Doa pagi Raja Daud yang ditulis ribuan tahun lalu telah dibaca berulang-ulang hingga hari ini tanpa ada rasa bosan jika kita menghayatinya sebagai Firman Allah. Namun jika kita menganggapnya sekadar tulisan, kita akan mengatakan ini urusan Daud yang tidak ada kaitannya dengan kita.

Apa isi doa pagi Raja Daud yang dikanonkan menjadi Firman Allah? “Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan suling. Mazmur Daud. Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa. TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu dan aku menunggu-nunggu. Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang (dwell = berdiam) pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu. Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau. TUHAN, tuntunlah aku dalam keadilan- Mu karena seteruku; ratakanlah jalan-Mu di depanku. Sebab perkataan mereka tidak ada yang jujur, batin mereka penuh kebusukan, kerongkongan mereka seperti kubur ternganga, lidah mereka merayu-rayu. Biarlah mereka menanggung kesalahan mereka, ya Allah, biarlah mereka jatuh karena rancangannya sendiri; buanglah mereka karena banyaknya pelanggaran mereka sebab mereka memberontak terhadap Engkau. Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu. Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.” 

Raja Daud pasti menulis mazmur ini atas bimbingan Roh Kudus bukan tiba-tiba ada inspirasi dan tulisannya merupakan bagian dari pengalaman hidupnya. Apa makna doanya bagi kita?

  • “Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku,”

Bagaimana mungkin Raja Daud melihat Allah sebagai Raja? Dia sudah membaca tulisan Pentateukh yang menuliskan hukum tentang raja yang dipilih. Harus ada salinan hukum Taurat yang ditulis imam-imam orang Lewi di samping seorang raja untuk dibaca seumur hidup (Ul. 17:19) supaya dia tidak sombong melainkan mencintai rakyat yang Allah titipkan kepada raja yang dipilih.

  • “Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan;”

Daud mengetahui Allah mengenal hati seseorang. Dia ingat waktu Samuel diperintah Allah untuk mengurapi seorang raja pengganti Raja Saul yang ditolak Allah menjadi raja karena ketidaktaatan (1 Sam. 15:23). Samuel pergi ke kota Betlehem untuk upacara pengurbanan sambil mengundang keluarga Isai. Mulailah Samuel memilih siapa dari anak-anak Isai yang diurapi menjadi raja pengganti Saul. Samuel menilai mereka dari penampilan fisik yang dilihat manusia tetapi semua ditolak TUHAN hingga dia menanyakan apakah semua anaknya sudah lengkap. Barulah Isai mengatakan masih ada si bungsu (Daud) yang sedang menggembalakan kambing domba maka disuruhlah Daud datang. Dari penampilan luar, Daud kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok tetapi dia berani menghadapi binatang-binatang liar (singa, beruang) yang berusaha menerkam domba dari kawanannya (1 Sam. 17:34). Kemudian Tuhan menyuruh Samuel mengurapi Daud. Ternyata Samuel juga dapat salah dalam menilai seseorang.

Pembelajaran: kita, termasuk pendeta, juga dapat salah dalam menilai seseorang karena cenderung melihat penampilan luar yang lebih menjanjikan seperti: kaya, intelektual, gagah, ramah dst. 

Melalui doanya, kita mengetahui pengalaman Daud menghadapi iri hati kakak-kakaknya, dikejar-kejar mau dibunuh oleh mertuanya (Raja Saul), oleh anaknya sendiri (Absalom) juga menghadapi orang-orang fasik. 

Siapa yang dimaksud orang fasik? Bukankah semua manusia itu fasik sebab tidak ada seorang pun benar di hadapan Allah (Rm. 3:10). Daud sendiri bukan orang benar sebab dia pernah melakukan perbuatan dosa yang fatal yaitu berselingkuh dan membunuh suami selingkuhannya melalui tangan orang lain. Jelas kita dibenarkan oleh karena iman. 

Daud mengingatkan bahwa Tuhan membenci orang fasik yang melakukan kejahatan dan orang-orang jahat tidak akan tinggal bersama-Nya. Itu sebabnya di tulisan lainnya Daud mengatakan alangkah baik dan indahnya bila saudara-saudara diam bersama dengan rukun sebab berkat Tuhan akan turun (Mzm. 133:1-3). Tentu kerukunan terjadi di antara orang-orang yang dibenarkan dengan perbuatannya yang benar. Jangan berupaya untuk berbuat baik hanya seturut liturgi dan peraturan gereja! 

Dalam doanya Daud menegaskan bahwa Tuhan membinasakan orang-orang yang berkata bohong, jijik melihat penumpahan darah dan penipu. Ketika terjun dalam peperangan, Daud terus mengalami kemenangan dengan menumpas musuh-musuhnya. Namun ternyata kemenangan-kemenangan yang diraih tidak membuatnya bangga, terlihat jelas dari perkataannya, “Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.” (ay. 8) 

Pembelajaran: kita tidak perlu bangga atas keberhasilan apa pun walau ini bukti Tuhan memberkati kita. Dikhawatirkan kalau berkat menjadi kebanggaan akan timbul gejolak bila orang lain tidak beroleh berkat keberhasilan yang sama padahal dalam tubuh Kristus berkat masing-masing anggota “kaki”, “tangan”, “mata” dst. beda tergantung fungsinya tetapi semua beroleh berkat atas kerja sama yang baik sehingga tidak ada yang perlu merasa bangga atau kecewa atau iri hati. Ingat, yang besar setianya bukan kita tetapi Allah, Firman- Nya dan Roh Kudus. Oleh sebab itu jangan kita mendukacitakan Roh Kudus (Ef. 5:30) yang memberi jaminan kita menjadi milik-Nya (Ef. 1:14). 

Bagaimana mungkin Daud masuk Bait Allah padahal Bait Allah dibangun oleh anaknya, Salomo? Dia beribadah di tenda dan Tabut Perjanjian ada di dalamnya serta yakin Bait Allah ada di Surga. Zaman demi zaman berlalu dan akhirnya gereja dikatakan sebagai rumah Allah. Tabernakel Musa di padang belantara sudah tidak ada, Bait Allah di Yerusalem sudah hancur lalu muncul aneka ragam gereja dengan liturginya masing-masing sehingga terkesan saingan satu sama lain. 

Sesungguhnya apa yang dimaksud dengan Bait Allah? Tubuh kita adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kita (1 Kor. 3:16). Untuk itu kita jangan hidup sembrono di mana pun – di rumah, di sekolah, di tempat kerjaan, di gereja dll.

  • “tuntunlah aku dalam keadilan-Mu karena seteruku, ratakanlah jalan-Mu di depanku.

Jalan apa yang dimaksud? Bukan jalan pikiran, rencana dan pandangan kita tetapi hanya ada satu jalan itulah jalan Yesus sebab Ia mengatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” (Yoh. 14:6) 

Perhatikan, kalau kita berada di luar jalan Tuhan, kita tidak akan sampai pada hidup kekal. Itu sebabnya ketika berdoa, kita harus mempunyai arah tujuan supaya jalan nikah, rumah tangga, pergaulan kita tetap berada di dalam jalan Tuhan. 

  • “perkataan mereka tidak ada yang jujur, batin mereka penuh kebusukan, kerongkongan mereka seperti kubur ternganga, lidah mereka merayu-rayu.”

Kita harus hati-hati dalam perkataan supaya tidak ada dusta dan penipuan di dalam kehidupan rumah tangga, nikah, pergaulan di sekolah, kantor dst.

Rasul Paulus mengutip doa Daud di dalam suratnya kepada jemaat Roma (Perjanjian Baru), “Seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.” (Rm. 3:10-13) 

Kita tahu bahwa Adam-Hawa diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Trinitas tetapi mereka jatuh ke dalam dosa karena melanggar perintah-Nya. Makin lama dosa manusia makin memuncak hingga Allah memusnahkan mereka dengan air bah kecuali Nuh sekeluarga yang diselamatkan. Saat itu mereka masih berkomunikasi menggunakan satu bahasa. Mereka beranak cucu begitu banyak hingga timbul keangkuhan mau mendirikan kota dengan menara yang puncaknya sampai ke langit. Melihat hal ini, Allah mengacaubalaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak mengerti bahasa masing-masing dan berserakan ke seluruh bumi (Kej. 11). 

Manusia makin hidup dalam ketidakjujuran, kebohongan, fitnah dan pemberontakan. Mereka membutuhkan keselamatan dan pembenaran dari Allah asal mereka mau datang kepada-Nya dan mengakui kesalahannya. Tuhan tidak minta syarat berat untuk memiliki Kerajaan Allah tetapi sikap seperti anak kecil yang datang dengan apa adanya – tidak neko-neko, jujur, polos.

  • “dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu.” 

Sering tanpa sadar kita lupa atau malu menyebut Nama Tuhan Yesus Kristus di muka umum. Petrus yang awalnya pengecut setelah dipenuhi Roh Kudus berkata dengan tegas bahwa di bawah kolong langit tidak ada nama lain yang diberikan oleh Allah untuk menyelamatkan manusia selain Nama Yesus yang adalah Tuhan dan Kristus (Kis. 4:12).

  • “ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.

Kita memerlukan perisai iman untuk memadamkan semua panah api dari si jahat (Ef. 6:16). Waspada, panah api dari si jahat gampang meluncur menghantam hati kosong yang tidak diisi oleh Firman Allah – hati yang tidak beriman sebab iman timbul karena pendengaran akan Firman Kristus (Rm. 10:17). Bukankah iman kita peroleh karena anugerah? 

Iman akan Firman Tuhan menjadi perlindungan yang memagari hidup kita. Raja Daud menyanyikan ucapan syukur saat Tuhan menjadi perisainya dan melepaskan dia dari cengkeraman semua musuh juga dari Saul (2 Sam. 22:3,4, 31,32). Begitu pula dengan bani Korah yang menyanyikan lagu bahwa TUHAN Allah adalah perisai dan berbahagialah manusia yang percaya kepada-Nya (Mzm. 84:10-13) 

Aplikasi: hendaknya seluruh anggota tubuh kita (pancaindra, tangan, kaki dll.) dipagari oleh perisai iman sehingga kita tidak mudah jatuh terkena panah api dari si jahat. Selain perisai iman, Allah juga menjadi perisai kita yang berlindung pada-Nya. 

Hendaknya isi doa kita ialah ucapan syukur karena oleh kasih setia Tuhan, kita dibenarkan oleh-Nya dan berada di jalan-Nya. Ia menjadi perisai kita serta Firman-Nya melindungi kita dari panah api si jahat sehingga kita benar- benar merasa aman di dalam perlindungan-Nya. Amin.