• MENGAPA MENCARI YESUS YANG HIDUP DI ANTARA ORANG MATI? (JOHOR)
  • Lukas 24:1-12
  • Johor
  • 2022-06-05
  • Pdm. Edi Sugianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1144-mengapa-mencari-yesus-yang-hidup-di-antara-orang-mati

Shalom, 

Hari ini adalah hari Pentakosta, hari ke-50 setelah kebangkitan Yesus dan Roh Tuhan yang dijanjikan dicurahkan kepada para murid saat itu. Sebelum Yesus naik ke Surga, Ia menampakkan diri kepada para murid selama 40 hari memberitakan Kerajaan Allah (Kis. 1:1-3). Mengapa? Sebab mereka masih meragukan kebangkitan-Nya walau telah bertemu dengan-Nya. Untuk itu Yesus perlu menampakkan diri dan mengatakan berulang-ulang agar mereka yakin akan Firman Tuhan yang digenapi.

Apa yang terjadi di hari Yesus bangkit dari kematian? Lukas 24:5-8 menuliskan, “Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati? Ia tidak ada disini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu ketika Ia masih di Galilea yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga." Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu.” 

Pertanyaan “Mengapa Mencari Yesus Yang Hidup Di Antara Orang Mati?” ditujukan kepada perempuan-perempuan yang mengunjungi kubur Yesus waktu itu. Siapa mereka? Maria dari Magdala, Maria ibu Yakobus, Yohana dan beberapa perempuan yang tidak disebutkan namanya. Mereka datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea (Luk. 23:55) mengikuti ajaran-Nya bahkan menyaksikan proses Yesus ditangkap, disalib dan mati lalu dikubur. Kemudian pada hari pertama minggu itu, mereka berniat mengunjungi makam Yesus dengan membawa rempah-rempah yang telah disiapkan sebagai tanda kasih dan penghormatan (Luk. 24:1). 

Aplikasi: kita mengunjungi makam orang-orang yang kita kasihi bukan untuk mendoakan roh mereka yang sudah meninggal tetapi sekadar untuk merawat makamnya supaya terlihat indah dan rapi serta mengenangnya. Terkadang kita juga mengadakan ibadah ucapan syukur di hari ke-40, ke-100, ke-1000 juga bukan untuk mendoakan arwah supaya diterima di sisi-Nya tetapi mengucap syukur Tuhan masih memberikan kekuatan setelah ditinggalkan oleh orang yang terkasih. Perhatikan, tidak lagi ada hubungan antara orang hidup dan orang mati (Ayb. 14:10-12; Phk. 9:5). Roh orang mati kembali kepada Sang Pencipta sementara tubuhnya kembali menjadi tanah dari mana dia diciptakan. Bukankah Yesus berjanji kepada penjahat yang disalib di sebelah-Nya bahwa pada hari itu juga dia bersama Yesus di dalam Firdaus ketika penjahat itu bertobat dan mengakui dosanya (Luk. 23:43)? 

Apa yang dilihat oleh perempuan-perempuan itu begitu tiba di kuburan Yesus? Batu yang menutup kuburan sudah terguling dan mereka tidak menemukan mayat Yesus di dalamnya (Luk. 24:1-2). Selagi termangu-mangu, mereka melihat dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan (ay.4). Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala (ay.5). Kemudian dua pribadi itu (malaikat) mengatakan, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati?" Ia tidak ada disini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu ketika Ia masih di Galilea yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga." Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu.” (ay. 5-8) 

Ternyata mereka lupa akan perkataan Yesus yang telah menjelaskan bahwa Ia harus menderita disalib dan mati tetapi bangkit pada hari ketiga. Bahkan Yesus beberapa kali berbicara kepada para murid-Nya mengenai nubuatan tentang kematian dan kebangkitan-Nya tetapi mereka melupakan hal itu. Sebenarnya mereka tahu siapa Yesus sebab Ia pernah bertanya kepada mereka siapa Dia dan Petrus menjawab dengan benar bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah (Luk. 9:20-22). Mereka mengenal Yesus adalah Mesias tetapi belum memahami konsep Mesias secara utuh bahwa Mesias juga harus menderita, mati dan bangkit (Luk. 18:31-34). Mereka sudah terindoktrinasi dengan pemahaman bahwa Mesias hanyalah pemimpin politik yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi dan menjadi raja yang akan memerintah mereka.

Tentu para murid telah mengenal Kitab Suci karena orang Yahudi diajar Firman Tuhan sejak kecil oleh orang tuanya (Ul. 6:6-9). Namun sayang mereka tidak mengerti kematian dan kebangkitan Yesus yang sudah dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama (Kis. 2:29-36; 13:32-37; Yes. 55:3-4; Mzm. 16:10). Oleh sebab itu setelah kebangkitan-Nya, Yesus berulang-ulang menampakkan diri kepada para murid-Nya untuk mengingatkan dan mengajarkan mereka bahwa apa yang tertulis di dalam Kitab Suci itu telah digenapi. Hal tersebut juga ditegaskan oleh Paulus bahwa Yesus telah mati dan bangkit sesuai dengan Kitab Suci (1 Kor. 15:3-4). 

Saat itu murid-murid dalam kondisi takut, putus asa, kecewa dan tidak berpengharapan oleh sebab ketidakpengertian mereka akan Firman Tuhan sehingga apa yang mereka harapkan menurut pandangan mereka tidak terjadi. Akibatnya, mereka berniat kembali ke profesi lama mereka. Contoh: Petrus mau kembali mencari ikan dan ada yang ikut-ikutan dengannya. Ada juga yang mau kembali pulang ke kampung halaman, ada pula yang bersembunyi karena takut dibunuh seperti Yesus. 

Introspeksi: bukankah kita sering berharap janji Tuhan digenapi? Namun jika apa yang kita harapkan tidak dikabulkan, kita menjadi kecewa, putus asa kemudian menyalahkan orang lain, menyalahkan Tuhan, bahkan meninggalkan-Nya. Kita perlu tahu bahwa apa yang kita cita-citakan dan doakan harus sesuai dengan kehendak-Nya agar doa kita dijawab oleh-Nya (Yoh. 15:7). 

Bagaimanapun juga Tuhan sangat baik kepada murid-murid-Nya. Ia mengirim malaikat-Nya untuk mengingatkan mereka melalui perempuan-perempuan yang datang ke kubur-Nya. Namun sayang, para murid tidak percaya kepada perkataan perempuan-perempuan itu dan menganggapnya omong kosong. Kemudian Yesus menampakkan diri berulang-ulang kepada mereka untuk menghilangkan keragu-raguan mereka. 

Sebelum Yesus naik ke Surga, Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan menyertai mereka (juga kita) hingga akhir zaman. Bila malaikat mengingatkan perempuan-perempuan dan murid-murid akan perkataan/Firman Tuhan saat itu, kini Roh Kudus mengajar dan mengingatkan kita akan Firman-Nya (Yoh. 14:25-26). Roh Kudus juga menginsafkan akan dosa, memimpin ke dalam seluruh kebenaran dan mengingatkan akan penghakiman (Yoh. 16:7-13). 

Karena Roh Kudus mengingatkan kita akan Firman Tuhan, kita perlu mendengarkan, membaca dan menyimpan Firman Tuhan dengan baik. Perlu diketahui Alkitab yang ditulis ± 1.500 tahun lalu oleh ± 40 penulis dalam kurun waktu yang berbeda adalah diilhami oleh Roh Kudus. Oleh sebab itu ketika membaca Firman Tuhan, kita perlu bergantung/berserah kepada Roh Kudus yang akan mencerahkan dan memberikan pemahaman kepada kita untuk mengerti Firman Tuhan yang memberi kita pengharapan. 

Perhatikan, siapa menjadi saksi yang melihat kebangkitan Yesus?

  • Penjaga-penjaga kubur Yesus.

Sebenarnya imam-imam kepala dan orang-orang Farisi ingat akan perkataan Yesus bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga (Mat. 27:62-63). Mereka ingat bukan untuk percaya tetapi menutupi kebenaran; oleh sebab itu mereka meminta kepada Pilatus agar kubur Yesus dijaga. Dan benar ketika penjaga-penjaga kubur Yesus melapor bahwa kubur Yesus kosong mereka diberi uang penutup mulut untuk mengatakan bahwa mayat Yesus dicuri oleh murid- murid Yesus saat mereka tidur (Mat. 28:11-13).

Semua ini dilakukan oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi sebab mereka lebih mengutamakan harga diri, posisi dan pandangan masyarakat terhadap mereka. Kalau mereka sepakat percaya bahwa Yesus bangkit, ini berarti mereka setuju dengan ajaran Yesus. Harga diri mereka akan turun dan tidak dipercaya lagi. Jelas mereka memilih menutupi kebenaran demi jabatan, penghargaan dan pengaguman dari manusia. 

Bicara mengenai harga diri, dalam sejarah gereja pada abad ke-17 pernah terjadi pertentangan antara gereja yang mengatakan bahwa bumi ini datar dengan seorang ilmuwan yang membuktikan bahwa bumi ini bulat. Gereja tidak terima dan memanggil ilmuwan tersebut untuk meralat penemuannya. Kalau tidak, hukuman pengucilan bahkan hukuman mati menanti. Terbukti ‘teori’ yang diterbitkan oleh gereja itu salah tetapi mereka tetap tidak mau mengakui kebenaran sebab harga diri. 

Introspeksi: mana yang kita pilih? Harga diri atau kebenaran yang mampu memulihkan hidup kita?

  • Perempuan-perempuan yang diberitahu oleh malaikat padahal pada waktu itu perempuan dalam konteks budaya termasuk kelompok marginal/terpinggirkan. 
  • Petrus/Kefas, dan para rasul yang lainnya; juga kepada 500 orang, Yakobus dan semua rasul (70 murid) dan yang paling akhir kepada Paulus (1 15:3-11). 
  • Murid-murid rela menderita bahkan mati menjadi martir demi mempertahankan ajaran Yesus.
  • Perkembangan gereja hingga saat ini membuktikan bahwa Yesus itu hidup dan kebangkitan-Nya menjadi dasar iman kita sebab kalau Ia tidak bangkit, sia-sialah kepercayaan kita. 

Namun tidak dapat dipungkiri masih banyak orang tidak percaya akan kebangkitan Yesus seperti orang-orang Saduki (Luk. 20:27), jemaat Korintus (1 Kor. 15:12). 

Bagaimana respons kita terhadap berita kebangkitan Yesus?

  • Apakah kita seperti pemimpin Yahudi yang melupakan Firman Tuhan walau pemberitaan kematian-kebangkitan- Nya telah kita dengar ratusan kali?
  • Apakah kita seperti perempuan-perempuan yang ingat akan firman Tuhan dan menyaksikannya?
  • Apakah kita seperti para murid merespons pertama kali yang menganggap berita itu omong kosong dan tidak memercayainya?
  • Apakah kita ragu-ragu dan berusaha menyelidiki seperti dilakukan oleh Petrus yang datang ke kubur Yesus?
  • Apakah kita minta bukti seperti dilakukan Thomas yang baru percaya setelah melihat dan mencucukkan jarinya ke bekas paku pada tangan-Nya dan ke dalam luka di lambung-Nya? Di satu sisi Tomas tidak percaya tetapi di sisi lain dia ingin bertemu Berbahagialah kita yang percaya akan kebangkitan Yesus tanpa perlu melihat (fisik) lebih dahulu dan Roh Kudus memampukan kita mengalami perjumpaan dengan-Nya (Yoh. 20:29). 

Seluruh murid pada waktu itu masih ragu ketika hanya mendengar berita Yesus bangkit dan mereka baru sungguh- sungguh percaya ketika Yesus menampakkan diri kepada mereka. Artinya diperlukan pertemuan pribadi dengan Yesus. Pertanyaan: mungkinkah kita berjumpa (fisik) langsung dengan Tuhan yang sudah bangkit? Kalau Tuhan berkenan, bisa saja terjadi tetapi yang pasti kita berjumpa dengan-Nya melalui Firman Tuhan yang kita dengar dan baca juga melalui Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita. Pengalaman pribadi dengan Tuhan membuat kita makin percaya kepada-Nya

Kita berbahagia karena kebangkitan Yesus membuat kita berpengharapan sebab semua yang dijanjikan oleh Kitab Suci digenapi sehingga kita tidak perlu khawatir akan masa depan kita, akan kematian orang-orang yang kita kasihi, juga akan kematian yang akan kita hadapi sebab masih ada kehidupan di balik kematian. Yakinlah bahwa Ia datang kembali untuk membangkitkan mereka yang meninggal di dalam Dia sedangkan yang masih hidup akan diubahkan untuk bertemu dengan-Nya dan dibawa ke dalam kehidupan kekal bersama-Nya. Tak ketinggalan, Roh Kudus yang berdiam di dalam kita terus mengingatkan dan memimpin kita di dalam kebenaran Firman Tuhan sehingga kita mampu bertahan hingga hari kedatangan-Nya. Amin.