• MEMPERINGATI PASKAH DENGAN MAKNA BARU
  • Lukas 22:7-23
  • Lemah Putro
  • 2022-04-10
  • Pdm. Jusuf Wibisono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/video-recording/item/1154-ibadah-minggu-raya-10-april-2022-pdm-jusuf-wibisono
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Kita patut berterima kasih kepada Tuhan oleh sebab pengurbanan-Nya kita dimampukan datang mendekat kepada- Nya dalam ibadah baik on site maupun on line untuk mendengarkan suara-Nya supaya hidup kita disucikan hari demi hari sehingga layak menjadi umat-Nya dalam menyongsong kedatangan-Nya kembali sebagai Mempelai Pria Surga.

Kali ini penyucian apa yang akan kita terima melalui Firman-Nya yang diambil dari Lukas 22:7-23? Kita akan segera memperingati Paskah dan Tuhan ingin kita merayakannya dengan makna/pengertian baru bukan perayaan Paskah yang dilakukan dari tahun ke tahun hanya untuk memenuhi peraturan liturgi.

Berbicara tentang “pesta perayaan” pasti dibutuhkan suatu persiapan matang tidak asal-asalan diadakan, buktinya tertulis kata “persiapkan” sebanyak empat kali (ay. 8,9,12,13).

Saat itu Yesus sedang mempersiapkan Paskah dengan tujuan makan bersama dengan murid-murid-Nya sebab Ia sangat rindu makan Paskah bersama mereka. Di perjamuan Paskah itu pula Yesus mencurahkan hati-Nya untuk satu kali kelak makan bersama mereka dalam Kerajaan Bapa-nya (Mat. 26:29). Ini merupakan klimaks dengan makna baru bahwa kurban Yesus membawa kita suatu saat nanti makan bersama dalam pesta perjamuan kawin Anak Domba (Why. 19:7).

Untuk dapat masuk dalam pesta perjamuan kawin Anak Domba diperlukan persiapan matang. Contoh: Rut mempersiapkan diri dengan mandi, berurap dan berpakaian bagus untuk bertemu Boas agar beroleh tempat perlindungan (Rut 3:1-3). Demikian pula kita yang sudah dipertunangkan dengan Kristus (2 Kor. 11:2) harus mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan-Nya.

Yesus memanfaatkan ruangan atas yang besar dan sudah lengkap perabotannya (furnished) untuk perjamuan Paskah (Luk. 22:12). Dua murid yang disuruh mendapatkan ruangan tersebut adalah Petrus dan Yohanes.

Firman Tuhan mengatakan seorang murid wajib mempelajari, menyelidiki dan meneliti (perkataan) Firman Tuhan dengan setia dan sungguh-sungguh (Kis. 11:23,26). Dalam tulisannya, Petrus meneguhkan bahwa kita dipanggil oleh kuasa Allah yang mulia dan melalui pengenalan akan Dia kita dianugerahi segala sesuatu untuk hidup saleh. Untuk itu kita harus sungguh-sungguh berusaha menambahkan iman kita kepada kebajikan – pengetahuan – penguasaan diri – ketekunan – kesalehan – kasih akan saudara – kasih akan semua orang (2 Ptr. 1:3,5).

Aplikasi: diperlukan kesungguhan hati dan ketekunan untuk mengenal Tuhan lebih dalam. Contoh: posisi Zakheus, pemungut cukai, kurang beruntung karena postur tubuhnya yang pendek. Walau ada halangan, dia pantang mundur untuk melihat siapa Yesus maka dia naik ke atas pohon ara. Kesungguhan hatinya membuat mata Yesus tertuju kepadanya berakhir dengan keselamatan terjadi pada Zakheus dan keluarganya (Luk. 19:1-10).

Tulisan-tulisan Petrus fokus tentang hidup dalam pengharapan sementara Yakobus bicara tentang iman dan Yohanes bicara tentang kasih. Petrus dan Yohanes dipilih dari orang-orang pilihan (murid-murid lainnya) untuk mempersiapkan pesta Paskah. Jelas iman harus menjadi dasar yang kuat tetapi harus dilanjutkan/ditingkatkan sampai pada pengharapan kemudian kasih. Waspada, orang yang tidak mau meningkatkan imannya sama dengan tidak menghargai bahkan melupakan kurban-Nya. Bukankah pada Paskah pertama darah anak domba yang disembelih dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas sebagai tanda bangsa Israel terhindar dari tulah kebinasaan dan keluar dari tanah Mesir untuk dapat beribadah? Allah memerintahkan Musa untuk membuat Tabernakel supaya Ia diam di tengah-tengah (bersama-sama) mereka (Kel. 25:8).

Aplikasi: hendaknya kita merayakan Paskah dengan semangat baru yang membawa kita pada tujuan akhir itulah pesta nikah Anak Domba.

Kalau Petrus berbicara tentang pengharapan, Yohanes bicara tentang kasih bukan sebatas perkataan tetapi disertai dengan perbuatan (1 Yoh. 3:18). Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah sebab Allah adalah kasih (1 Yoh. 4:8). Perlu diketahui di dalam kasih tidak ada kebencian dan kita dapat mengasihi oleh karena stimulasi kurban Kristus. 

Apa yang diperlukan dalam menyambut perjamuan Paskah? Persiapan ruangan besar/luas dan lengkap (furnished) perabotan meja kursinya. Ilustrasi: di pesta perjamuan ‘makan meja’, tampak meja besar dilengkapi mangkuk, sendok, garpu yang siap menampung aneka macam lauk pauk.

Aplikasi:. bila kurban domba Paskah sanggup mengeluarkan/memisahkan bangsa Israel dari tanah Mesir, kurban Kristus sanggup memisahkan/mengeluarkan kita dari kegelapan dan kita diminta membuka hati selebar-lebarnya untuk menerima Pribadi Yesus diam di tengah-tengah kita (bnd. 2 Kor. 6:11-18). Ia akan membela (Rm. 8:31) serta memelihara kita (1 Ptr. 5:7) asal kita mau disucikan untuk dipakai oleh-Nya.

Yesus dan para murid-Nya duduk makan bersama-sama menyambut perayaan Paskah yang telah tiba (Luk. 22:14). Demikian pula hari perkawinan Anak Domba (klimaks dari pesta Paskah) telah tiba dan pengantinnya telah siap sedia (Why. 19:6-9). Jadi, perjamuan pesta sudah siap, harinya telah tiba dan pengantinnya pun telah siap sedia. Ini merupakan klimaks dari perkataan Allah yang benar dimulai dengan perkataan benar yang menyatakan Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa dan Paulus mengaku sebagai orang paling berdosa (1 Tim 1:14-15). Paulus yang sebelumnya dikenal dengan nama Saulus merupakan orang ganas yang membenci, nmenangkap bahkan membunuh pengikut-pengikut Yesus namun beroleh kasih karunia dari Tuhan. Setelah bertemu Dia, Saulus bertobat dan dipilih menjadi alat bagi-Nya (Kis. 9:15,20). Dia menghargai kurban Kristus, terbukti hidupnya diubahkan dan mengalami penyucian.

Kita sangat membutuhkan kurban Kristus untuk mengalami pengampunan dosa (Mat. 26:28). Itu sebabnya Yesus datang ke dunia untuk mati bagi manusia berdosa dan tabir Bait Suci yang membatasi Tempat Kudus dan Tempat Mahakudus terobek (Mat. 27:51) sehingga terbuka akses untuk dapat masuk ke Tempat Mahakudus. Semua ini terjadi oleh karena kurban-Nya yang memampukan kita diampuni dari dosa dan memisahkan kita dari pemberhalaan dunia (Mesir) untuk beribadah kepada-Nya, dibina dan diperbarui menjelang kedatangan-Nya.

Sadarkah kita sudah dipertunangkan dengan Kristus (2 Kor. 11:2)? Karena sudah ada ikatan pertunangan dengan- Nya, hendaknya hidup kita bertumbuh dari iman kepada kasih. Agar tumbuh sehat, jiwa kita perlu diberi pupuk dan disiram dengan air Firman Allah. Jangan malah sering dipindah berakibat tidak tumbuh dengan baik! Misal: karena ada persoalan dengan rekan sepelayanan, kita pindah dari gereja satu ke gereja lain. Sebaliknya, marilah kita tetap setia menyelidiki Firman Tuhan dengan teliti agar tidak mudah hanyut dibawa arus (Ibr. 2:1).

Lebih lanjut Yesus mengatakan “celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan”. Ditujukan kepada siapakah perkataan ini? Yudas Iskariot yang akan menjual Yesus. Sebenarnya Yudas sudah masuk dalam pilihan tetapi menjelang Paskah ternyata dia lebih mencintai uang. Mengapa Petrus menyangkal Yesus? Awalnya dia selalu dekat dan bersama dengan Gurunya. Namun melihat Yesus menderita mau disalib, dia malah menjauh dari-Nya dan memilih duduk bersama orang-orang mengelilingi perapian (Luk. 22:54-55).

Waspada, jangan mendekati “api dunia” lewat media sosial yang dapat membakar hawa nafsu daging berakibat kita jauh dari Tuhan bahkan menyangkal-Nya. Lebih buruk lagi, jangan menjadi antikristus yang menyangkal Bapa dan Anak (1 Yoh. 2:18,22).

Marilah kita memperingati Paskah dengan makna baru: kita menghargai kurban Kristus untuk mengalami pengampunan dosa dan pembaruan hidup dilanjutkan dengan peningkatan iman – pengharapan – kasih hingga suatu saat dalam sekejab mata kita diubahkan menyambut kedatangan Tuhan kedua kalinya untuk tinggal bersama-Nya selamanya. Amin.