• TETAP BERJAGA-JAGA MENANTIKAN PENGGENAPAN FIRMAN TUHAN (JOHOR)
  • Johor
  • 2022-03-27
  • Pdm. Sonny Garing
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1100-tetap-berjaga-jaga-menantikan-penggenapan-firman-tuhan-2

 

Shalom,

Pada hari Kamis, 24 Febuari 2022, kita semua dikejutkan dengan suatu peristiwa dunia yang masih berlangsung sampai saat ini yaitu presiden Rusia, Vladimir Putin, melancarkan operasi militer menyerang negara tetangganya, Ukraina. Sirine berbunyi di kota Kiev, ibukota Ukrania, di hari Rusia mengumumkan serangan ke Ukraina sehingga seluruh penduduk Ukrania di Kiev siaga menghadapi serangan musuh dan siap mengamankan diri masuk ke bunker. Apakah hanya penduduk di Kiev yang merasakan kecemasan dan harus siap siaga? Bagaimana dengan kita yang tinggal ribuan kilometer dari Ukraina, apakah kita tidak terkena dampaknya?

Memang peristiwa Rusia vs Ukraina masih bersifat lokal tetapi kedatangan Tuhan merupakan kejadian global yang akan menimpa seluruh penduduk dunia termasuk kita yang ada di Surabaya. Kita tidak mungkin mengungsi ke tempat lain yang dirasa lebih aman tetapi apa yang kita perlukan ialah kesiapsediaan.

Kalau begitu bagaimana kita harus bersikap untuk tetap berjaga-jaga menantikan penggenapan Firman Tuhan? Ada tiga sikap yang perlu kita miliki, yakni:

  • Menyadari bahwa Firman Tuhan pasti digenapi (ay. 29-33).

“Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."

Seusai menyampaikan berita tentang permulaan penderitaan, keruntuhan Yerusalem, kedatangan Anak Manusia dengan tanda-tanda dahsyat di langit, Yesus memberikan kesimpulan dalam bentuk perumpamaan yang sangat lazim di kalangan orang Yahudi. Apa itu? Perumpamaan tentang pohon ara atau pohon apa saja yang bertunas tanda sebentar lagi akan datang musim panas alias pergantian musim akan segera terjadi. Demikian pula dengan kedatangan Tuhan yang didahului dengan adanya peperangan, gempa bumi dan penyesatan. Ketika tanda-tanda itu terjadi bersiap-siaplah kita menghadapi kedatangan Tuhan kedua kalinya.

Semua pencapaian manusia yang kasatmata seperti keberhasilan dalam pendidikan, karier, rumah tangga bersifat fana dan akan ditinggal di bumi ini. Dengan kata lain, Firman Tuhan menyadarkan kita boleh meraih pendidikan setinggi-tingginya juga memperoleh harta benda sebanyak mungkin tetapi semua ini bukan tujuan utama karena pencapaian secara duniawi akan berhenti di dunia ini. Berbeda dengan Firman Tuhan yang tidak pernah gagal tetapi tetap ada dan bersifat kekal (ay. 33). Firman yang keluar dari mulut Tuhan tidak akan kembali sia-sia tetapi terus berkarya hingga tujuannya tercapai (Yes. 55:10-11).

Memang tidak ada seorang pun tahu kapan Tuhan datang walau Alkitab menuliskan Ia akan segera datang. Akibatnya timbullah pengejek-pengejek yang mempertanyakan janji kedatangan-Nya sebab segala sesuatu tetap seperti waktu dunia diciptakan (2 Ptr. 3:3-4). Apakah karena dunia belum kiamat kita kemudian santai dan menganggap kedatangan-Nya masih lama? Juga khotbah tentang kedatangan Tuhan makin jarang diberitakan, apakah ini membuat kita lengah dan surut pengharapan?

Perhatikan, Firman Tuhan akan digenapi sesuai dengan waktu-Nya. Bila kita menyadari bahwa Firman-Nya pasti terlaksana, kita akan bersikap lebih berjaga-jaga. Sebaliknya, tanpa kesadaran akan kebenaran Firman Tuhan yang akan digenapkan, kita akan menjadi semakin lengah. Ilustrasi: Ketika (maha)siswa diberi tugas untuk diserahkan dalam waktu satu minggu atau satu bulan, umumnya mereka melakukan tugas di hari-hari terakhir. Mereka akan santai di hari-hari/minggu-minggu awal dan mulai sibuk bahkan melekan mengerjakan tugas di saat-saat terakhir.

Faktanya kita suka mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan suatu tugas membuat kita lengah dan santai. Demikian pula tanpa kesadaran akan kebenaran bahwa Firman Tuhan yang pasti digenapi, kita menjadi tidak berpengharapan. Kebalikannya, dengan menyadari sepenuhnya bahwa Firman Tuhan pasti digenapkan, kita akan makin bergairah menjalani hidup ini juga bergairah menyambut kedatangan Tuhan.

  • Menyadari hati kita perlu senantiasa dijaga (ay. 34-35).

"Jagalah dirimu supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.”

“Jagalah dirimu” merupakan kalimat perintah untuk terus menerus dan aktif menjaga diri yang harus ditaati. Ini bicara tentang kesigapan rohani.

Mengapa kita harus menjaga hati bukan pancaindra? Sebab apa yang kita serap melalui pancaindra (penglihatan, pendengaran, pengecap, peraba, penciuman) berdampak pada kondisi hati kita. Contoh: ketika kita menyapa seseorang dan orang itu tidak membalas sapaan kita, langsung hati kita bertanya-tanya apakah kita salah omong atau dia ada masalah dst. Hati menjadi tempat atau sumber kehidupan manusia untuk berpikir, merasa, mengambil keputusan umum maupun moral. Hati menjadi tempat di mana Roh Allah diam dan sebagai pusat kehidupan yang rentan terkontaminasi. Itu sebabnya Firman Tuhan mengingatkan kita untuk menjaga hati.

Hati kita perlu dijaga; jika tidak, hati akan sarat/penuh oleh pesta pora, kemabukan dan kepentingan-kepentingan duniawi menyebabkan kita hilang kendali/tidak dapat menguasai diri, khawatir akan perkara duniawi yang mengimpit membuat hati terbeban berat. Masalahnya, kita tidak dapat menjaga kondisi hati dengan kemampuan, kekuatan, pengalaman dan upaya diri sendiri karena kita sudah jatuh dalam dosa. Apa yang harus diperbuat? Menyimpan Firman Tuhan (Mzm. 119:11).

Introspeksi: masihkah kita tekun membaca Firman Tuhan di tengah kesibukan sehari-hari? Ingat, ajaran yang bersumber dari Alkitab mampu menjaga hati kita untuk menghindar dari kemabukan, pesta pora dan kepentingan duniawi. Dengan menjaga hati terus menerus yang merupakan kehendak Tuhan, Firman Tuhan yang tersimpan dalam hati membarui hidup kita dan ini terpancar keluar dari dalam hati. Apa pun kondisi kita saat ini, hendaknya kita tetap membaca dan merenungkan Firman Tuhan serta melakukannya agar kita siap menyongsong kedatangan Tuhan yang kedua kali.

  • Menyadari untuk bersikap berjaga di dalam doa (ay. 36-38).

“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia ”

Kata “berjaga-jaga” juga kata kerja aktif menunjukkan terus/senantiasa berjaga-jaga. Kata “berjaga-jaga” merupakan perintah untuk kita taati dan lakukan. Contoh: seorang penjaga dituntut untuk selalu siap siaga selama bertugas. Sikap “berjaga-jaga” bukan berarti kita tidak boleh tidur dan istirahat tetapi kita siap siaga menghadapi situasi apa pun.

Kita harus berjaga-jaga dalam doa karena hari-hari ini adalah jahat (Ef. 5:15-16) dan musuh berupaya menarik banyak orang agar ikut dalam kelompok kejahatan yang menuju pada kebinasaan. Menghadapi perang rohani ini kita memerlukan perlengkapan senjata Allah disertai doa (Ef. 6:14-18).

Mengapa kita perlu berdoa? Doa adalah keadilan yang Tuhan karuniakan kepada anak-anak-Nya. Doa dapat dipanjatkan oleh semua orang percaya tanpa batas usia (kecil, besar, tua), jumlah (pribadi, kelompok), pendidikan (buta huruf, gelar banyak), kondisi (sehat, sakit, sedih, senang), tempat (di rumah, di perjalanan, di sekolah/kantor) dst. Perhatikan, di dalam doa kita bertemu dengan Allah, Sang Pencipta, mengakui-Nya sebagai Yang mahakuasa dan kita membutuhkan Dia karena sadar kita adalah manusia yang terbatas, kita mengalami pendamaian serta kekuatan dari-Nya juga mengerti kehendak-Nya yang suci.

Pertanyaan: mampukah kita berjaga terus-menerus sambil berdoa dalam setiap kondisi? Buktinya tiga murid yang diajak Yesus menemani-Nya untuk berdoa malah tertidur semua. Jelas kita tidak dapat melakukannya dengan kekuatan sendiri tetapi Roh Kudus membantu kita (Rm. 8:26). Dan tahukah bahwa Yesus juga berdoa untuk kita agar iman kita tidak gugur (bnd. Luk. 22:31-32)? Percayalah, betapapun beratnya masalah yang kita hadapi, datanglah kepada Tuhan dan akui semua maka Dia yang mahakasih pasti menolong dan memberikan jalan keluar bagi kita.

Sekarang kita tahu bagaimana harus berjaga-jaga menantikan kegenapan Firman Tuhan yaitu: kita menyadari bahwa Firman Tuhan pasti digenapi, kita senantiasa menjaga hati dan kita terus berjaga di dalam doa. Apapun kondisi kita, datanglah kepada Tuhan yang mengetahui segala kelemahan kita dan siap menolong kita. Dengan bersikap seperti ini, kita tidak akan meragukan kegenapan dari Firman Tuhan bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali untuk menepati janji-Nya. Amin.