• TETAP BERJAGA-JAGA MENANTIKAN PENGGENAPAN FIRMAN TUHAN
  • Lukas 21:29-33
  • Lemah Putro
  • 2022-03-27
  • Pdm. Budi Avianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1099-tetap-berjaga-jaga-menantikan-penggenapan-firman-tuhan
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

 

Shalom,

Hendaknya Roh Kudus tetap berkarya di tengah-tengah kita sebab tanpa Roh Kudus kita tidak mengetahui arah yang benar dan kita akan hidup menuruti daging yang menuju kepada kebinasaan. Kita juga membutuhkan bimbingan Roh Kudus setiap kali mendengarkan dan membaca Firman Tuhan agar hati kita dijamah untuk mengerti setiap perkataan-Nya yang mampu mengubahkan hidup kita dari hari ke hari hingga kita ditemukan tidak bercacat cela di hadapan-Nya.

Pengertian apa yang kita peroleh kali ini ketika mendengarkan Firman Tuhan yang terdapat dalam Injil Lukas 21:29-33? Kita diminta untuk tetap berjaga-jaga (memberi perhatian) dalam menantikan penggenapan Firman Tuhan. Memang kita telah diselamatkan dan Firman Tuhan berulang-ulang mengumandangkan kedatangan-Nya yang sudah dekat padahal Alkitab telah ditulis ribuan tahun lalu.

Masalahnya tidak ada seorang pun tahu kapan Tuhan datang kembali. Akibatnya, banyak dari kita menjadi lengah, bosan bahkan ngantuk saat mendengarkan dan membaca Firman Tuhan walau kita selalu diingatkan untuk berjaga-jaga menantikan penggenapan Firman-Nya. Ingat, Tuhan tidak pernah ingkar janji! Lebih mudah langit dan bumi lenyap daripada satu titik dari hukum Taurat batal (Luk. 16:17). Tahukah kita bahwa Firman Tuhan adalah Pribadi Allah sendiri (Yoh. 1:1) dan Ia memberikan batasan waktu langit dan bumi akan lenyap tetapi Firman-Nya pasti digenapkan (Mat. 5:18)?

Bagaimana cara kita berjaga-jaga menantikan penggenapan Firman Tuhan?

  • Memerhatikan pohon-pohon yang bertunas tanda musim panas sudah dekat (ay. 29-33) → Meja Roti Sajian “Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah

Di negara yang mempunyai empat musim (gugur, dingin, semi, panas) tampak jelas perbedaan kondisi di setiap musim. Contoh: saat musim gugur, daun-daun berubah menjadi kecoklat-coklatan dan berguguran menghadapi musim dingin ekstrem yang membuat pohon-pohon gundul tidak berdaun dan binatang-binatang jarang keluar dari “rumahnya”. Ketika musim dingin beralih menjadi musim semi, tumbuh-tumbuhan mulai bertunas bahkan berbunga menyambut musim panas dan saatnya kita bekerja keras dengan bebas dan leluasa. Jika kita bermalas-malasan tidak mau bekerja giat di musim panas, ini sama dengan kita telah menyia-nyiakan waktu memasuki musim gugur.

Apa yang harus kita lakukan di musim panas? Alkitab menasihati agar tidak menjadi pemalas yang mendatangkan kemiskinan, kita belajar dari semut yang menyediakan roti di musim panas dan mengumpulkan makanan pada waktu panen walau tidak ada yang memimpin (Ams. 6:6-11; 10:5). Contohlah Yusuf yang berakal budi dengan bekerja keras mengumpulkan segala bahan makanan dalam tujuh tahun kelimpahan dan menyimpannya di kota-kota serta menimbun gandum seperti pasir di laut (Kej. 41:48-49).

Aplikasi: selagi masih diberi kebebasan untuk beribadah kapan saja dan di mana saja, marilah kita memanfaatkan waktu dan kesempatan mendengarkan Firman Tuhan dengan maksimal. Kita mengumpulkan “roti dari Surga” (Yoh. 6:33) yang berkuasa menyucikan serta mengubahkan jiwa dan roh kita agar kita menjadi cemerlang tanpa cacat dan kerut di hadapan-Nya (bnd. Ef. 5:26-27). Jangan karena sudah nyaman beribadah on line, kita menjadi tidak disiplin beribadah bahkan lengah dan malas beribadah! Waspada, waktunya akan datang ketika kelaparan akan Firman Tuhan melanda dunia. Orang-orang mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari Firman Tuhan tetapi tidak mendapatkannya. Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara cantik dan anak-anak teruna karena haus (Am. 8:11-13).

Saat ini kita tidak perlu menjelajah pulau, laut dan benua sebab Indonesia begitu melimpah dengan Firman Tuhan. Namun jangan kita lengah sebab kelimpahan musim panen Firman Tuhan ini tidak berlangsung lama dan beralih pada musim dingin menimbulkan kelaparan rohani bagi taruna muda yang mengandalkan kekuatannya serta dara-dara yang mengandalkan kecantikannya. Mereka tidak mempunyai kekuatan menghadapi penguasa dan penghulu dunia yang gelap ini juga melawan roh-roh jahat di udara (Ef. 6:12).

Jika tiba saatnya kita tidak lagi dapat menemukan makanan Firman Tuhan, marilah kita bekerja keras “menimbunnya” sekarang agar iman kita bertumbuh dan kita tetap berdiri tegak ketika musim kelaparan tiba untuk dapat berbagi berkat Firman kepada orang lain.

Sikap berjaga-jaga menimbun “roti kehidupan dari Surga” dalam pengajaran Tabernakel terkena pada Meja Roti Sajian di mana di atasnya ada dua susun roti, enam buah sesusun (Im. 24:5-6).

  • Jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan duniawi (ay. 34-35) → Kandil Emas

“Jagalah dirimu supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan seta kepentingan- kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.”

Kalau kita malas tidak mau bekerja keras di musim panas, Iblis siap memberikan tawaran untuk daging kita membuat kita mabuk kehilangan kendali diri.

Bila kita melihat awal kejatuhan manusia pertama, Adam-Hawa, yang lebih menuruti bisikan ular, karakter dan moral manusia makin merosot. Kejahatan mereka makin memuncak dan hatinya cenderung membuahkan kejahatan semata membuat Allah kesal hati dan berencana memusnahkan manusia tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata-Nya (Kej. 6:1-10).

Nuh selamat dari hukuman air bah yang menghancurkan dunia dan menjadi petani membuat kebun anggur. Namun sayang, setelah minum anggur mabuklah Nuh sehingga ia tidak dapat mengendalikan diri dan telanjang dalam kemahnya (Kej. 9:20-21). Sebenarnya kondisi kemabukan tidak berdiri sendiri tetapi masih ada banyak “kawan” yang semuanya menunjukkan perbuatan daging dan berakibat tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Gal. 5:19-21). Oleh sebab itu agar kita tidak menjadi mangsa Iblis, Tuhan mau kita hidup dalam Roh (ay. 22-26).

Aplikasi: hendaknya kita rajin bekerja mencari Firman Tuhan yang berkuasa menyucikan kita dan menekan keinginan daging. Dengan hidup dikuasai oleh Roh Kudus, kita mampu menguasai diri sambil berjaga-jaga menantikan kegenapan Firman-Nya.

Hidup dipimpin Roh Kudus dalam pengajaran Tabernakel terkena pada Kandil Emas yang bersinar menjadi kesaksian bagi sesama.

  • Berjaga-jaga sambil berdoa (ay. 36) → Mazbah Pembakaran Ukupan

“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”

Kita harus tetap dalam posisi berjaga-jaga sambil berdoa sebab kita tidak tahu kapan Anak Manusia datang. Dengan berdoa setiap saat di dalam roh, kita mengakui ketidakmampuan kita dan memohon kekuatan dari Dia, Pencipta langit dan bumi, serta meneladani Yesus yang mengosongkan diri dari keilahian-Nya menjadi sama dengan manusia tetapi tidak berdosa (Flp. 2:6-7). Sebagai manusia, Yesus juga bisa merasa takut; Ia begitu ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa hingga peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah bertetesan ke tanah ketika menghadapi cawan. Yesus berjaga-jaga tidak mau jatuh dalam melakukan kehendak Bapa dan Allah mengetahui kelemahan manusia Yesus lalu mengirim malaikat untuk memberikan kekuatan kepada-Nya (Luk. 22:41-44). Yesus tahu manfaat berdoa; itu sebabnya Ia menyuruh murid-murid-Nya berjaga- jaga dan berdoa tetapi mereka malah tertidur (ay. 45-46).

Aplikasi: hendaknya kita berjaga-jaga dan berdoa agar tidak mudah jatuh menghadapi godaan yang dilontarkan oleh si Iblis dan antek-anteknya. Selain berjaga-jaga untuk bertahan, kita juga harus berani menyerang menggunakan perlengkapan senjata Allah (Ef. 6:13-17) untuk menang.

Perlu diketahui anggur murka Allah akan jatuh pada Babel (Why. 16:19) dan Iblis beserta antek-anteknya dilempar ke lautan api belerang (Why. 19:20; 20:10) juga mereka yang tidak mau berjaga-jaga dan tidak percaya kepada Tuhan walau sudah diberi waktu akan ikut dihukum dilemparkan ke dalam lautan api (ay. 15). Langit, bumi dan benda-benda ciptaan lainnya yang walaupun dinilai sangat baik oleh Allah (Kej. 1) ternyata semua dilenyapkan diganti dengan langit dan bumi baru di mana tidak lagi diperlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba adalah lampunya (Why. 21:1,23). Hanya Firman-Nya yang tetap eksis dan digenapi dengan kedatangan-Nya membawa upah kepada setiap orang menurut perbuatannya (Why. 22:12-13).

Sikap berjaga-jaga sambil berdoa dalam pengajaran Tabernakel terkena pada Mazbah Pembakaran Ukupan.

Tuhan rindu kita giat mengumpulkan Firman Tuhan selagi masih ada waktu untuk menyucikan dan mengubahkan hidup kita juga Roh Kudus memimpin kita untuk dapat mengendalikan/menguasai diri. Selain itu kita berjaga-jaga sambil berdoa senantiasa hingga tiba saatnya Firman Tuhan digenapkan dan kita menyambut kedatangan-Nya untuk tinggal bersama-Nya selamanya di Yerusalem baru. Amin.