Keajaiban Pemilihan Allah Atas Kita

Pdm. Yusak Pundiono, Minggu, Lemah Putro, 4 Februari 2018

Shalom,

Jumlah peserta pemilihan Miss Universe dari tahun ke tahun makin meningkat meskipun saringan untuk menjadi pemenang makin ketat melalui bermacam test yang cukup rumit. Yang terpilih menjadi pemenang hanya satu dan biasanya ketika “mahkota” dikenakan di kepalanya, gadis tersebut terbelalak merasa tidak percaya kalau terpilih dan tak jarang meledak tangisnya karena terharu. Posisi sebagai pemenang tidak dipegang selamanya oleh gadis tersebut, hanya bertahan selama setahun untuk kemudian mahkota bergulir dikenakan ke pemenang berikut-nya. Ternyata pemilihan sebagai pemenang dalam bidang apa pun di dunia ini bersifat semen-tara sedangkan pemilihan Allah atas kita melebihi segala bentuk surprise yang pernah dialami orang-orang terpilih dalam kontes apa pun di dunia ini karena bersifat kekal.

Efesus 1:3-14 menjelaskan karya Allah Tritunggal dalam kehidupan kita. Perlu diketahui, Allah Tritunggal bekerja saling tergantung satu sama lain. Ilustrasi: dalam proses tumbuh kembang, seorang anak masih bergantung pada orang tua, makin dewasa dia makin mandiri – merasa mampu dan hebat – sehingga egonya sangat kuat tetapi kematangannya memuncak ditunjukkan dengan saling ketergantungan (interdependent). Demikian pula dengan Allah Tritunggal. Bapa tidak lebih besar dari Anak dan Anak tidak lebih besar dari Roh kudus, mereka saling tergantung satu sama lain.

Kita sedang mempelajari Efesus 1:3-14 yang memaparkan pujian kepada Allah (ay.3,6,12,14) karena apa yang dikerjakan-Nya begitu ajaib, salah satunya pemilihan atas kehidupan kita. “Sebab (just as = sementara itu) di dalam Dia (=Yesus Kristus; Red.) Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus dan tak bercacat cela di hadapan-Nya dalam kasih (in love).” (ay. 4)

Keajaiban supranatural apa yang dilakukan Allah dalam memilih kita?

  • Allah memilih kita di dalam Kristus.

Sebagaimana Allah memberkati kita dengan berkat rohani dalam Kristus, Ia juga memilih kita dalam Kristus.

Istilah “dalam Kristus Yesus,” (ay. 1) tertulis 14 kali dalam Surat Efesus. Kata “dalam” menunjukkan suatu tempat; “dalam Kristus” berarti Kristus menjadi satu-satunya tempat bagi orang percaya untuk menempatkan diri.

Bagaimana kondisi kota Efesus pada zaman itu? Kota Efesus cukup membanggakan karena merupakan kota kedua terbesar setelah Roma. Efesus menjadi pusat perdagangan dengan empat ruas jalan raya berhubungan dengan kota-kota besar lainnya. Efesus juga menjadi pusat politik dan pusat kebudayaan dengan kuilnya yang termegah. Buktinya, kuil Diana/Artemis di Efesus adalah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno dan menjadi kebanggaan bagi penduduk Efesus (Kis. 19:23-27). Selain itu, Efesus merupakan kota deposit kekayaan/kemewahan Romawi di Asia kecil, kekayaan penduduknya tercermin dari tempat bangsawan-bangsawan Asia dan Romawi mendepositkan harta kekayaan mereka juga terlihat dari kekayaan pribadi ketika mereka percaya kepada Yesus, mereka membakar kitab-kitab sihir mereka yang bernilai 50.000 uang perak (Kis. 19:19) yang setara dengan upah kerja 50.000 hari. Menurut kamus Alkitab, 1 uang perak Yunani/dirham = 1 dinar (upah kerja sehari).

Pertanyaan: dalam dunia perdagangan mana kita menempatkan diri agar kita terus beroleh profit/keuntungan? Dalam komunitas politik mana kita mau menempatkan diri sehingga kita merasa aman dan aspirasi kita tersalurkan? Juga deposit berapa miliar/triliun yang kita anggap mencukupi untuk menempatkan diri keluarga besar kita? Dalam kemegahan dan kebanggaan yang bagaimana kita mau menempatkan diri supaya terhormat di masyarakat? Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat Efesus (juga kita) untuk menempatkan diri hanya dalam Kristus Yesus melebihi segala sesuatu yang dapat dipertaruhkan. ‘Di dalam Kristus’ membongkar-balikkan kebanggaan orang Efesus (juga kita).

Apa keuntungan kita menempatkan diri di dalam Yesus Kristus?

- Di dalam Yesus Kristus, sumber kasih karunia dan damai sejahtera, Allah memilih kita menjadi agen kasih karunia dan damai sejahtera-Nya (ay. 2).

- Di dalam Yesus Kristus di mana berkat Surga berada, Allah memilih kita bukan untuk perkara-perkara bumi/duniawi tetapi untuk mengarahkan tujuan kepada perkara-perkara di atas di mana Kristus ada (ay. 3). Jangan bertindak seperti orang muda kaya yang menolak tawaran Yesus untuk mengikut Dia dan meninggalkan harta miliknya (Mat. 19:21-22) tetapi bertindaklah seperti Nikodemus tua yang merendahkan diri untuk menempatkan diri di dalam Yesus (Yoh. 3:1-5).

- Di dalam Yesus Kristus yang menebus kita dengan darah-Nya, Allah memilih kita menjadi agen pendamaian/pengampunan manusia dengan manusia dan manusia dengan Allah (ay. 7).

- Di dalam Yesus Kristus yang adalah Kepala yang mempersatukan segala sesuatu di Surga maupun di bumi, Allah memilih kita menjadi agen penyatuan nikah, orang tua-anak, saudara bersaudara, anggota-anggota dalam satu bidang pelayanan dan antar bidang pelayanan dst.

  • Allah memilih kita sejak pradunia.

Kita diciptakan sebelum dunia dijadikan untuk menjadi penghuni-penghuni dunia yang bagaimana? Semula dunia dijadikan dalam kondisi sangat baik (Ibr. Tov = baik), sempurna dari mata Allah Tritunggal dan manusia dipilih-Nya menghuni dunia yang sangat baik/ ”supertop” untuk menikmati perhentian/Sabat dan menikmati pergaulan intim dengan Allah Tritunggal – terbiasa mendengar bunyi langkah-langkah TUHAN dan bercakap-cakap dengan-Nya (Kej. 1:31 – 2:3,7-8).

Namun setelah manusia jatuh dalam dosa, kita memiliki kecenderungan hati jahat sejak kecil dan tidak terhitung banyaknya kejahatan yang kita lakukan sejak kecil (Kej. 8:21). Akibatnya, kejahatan kita merusak tatanan dunia/kosmos (Kej. 6:11-12). Waspada, bencana alam (erupsi gunung berapi, gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, tanah longsor dll.) makin lama makin dahsyat mengguncang bumi sebab:

- Allah mau kita kelak menghuni dunia ciptaan-Nya yang sangat tov/sempurna.

- Allah mau kita kelak setiap waktu mengalami Sabat-Nya.

- Allah mau kita kelak selalu menikmati pergaulan dengan-Nya.

Kapan dan di mana? Ia menciptakan langit dan bumi baru itulah Yerusalem baru yang turun dari Surga (Why. 20:11; 21:1-6).

  • Allah memilih kita hanya bagi-Nya.

Kata kerja memilih/mengambil (Yunani: eklegomai) berbentuk kata kerja medial yang mana subyek mengalami dampak dari tindakannya atau aktivitas yang dilakukan berdampak bagi pelaku aktivitas.

Bila Allah memilih kita, Ia mengalami dampak dari pemilihan-Nya atas kita yaitu:

- Kita menjadi kudus dan tak bercela untuk mencerminkan bahwa Ia melalui kehidupan kita terbukti kudus, tak bercela dan tidak dapat disalahkan dalam karya dan kerja-Nya sehingga Ia layak dipuji.

Kenyataannya, makin banyak orang menyalahkan Allah dalam kasus LGBT maupun kasus penderitaan manusia.

- Kita (bentuk jamak bukan tunggal) menjadi kudus dan tidak bercela dalam kebersamaan seperti Allah Bapa dan Allah Anak (Kristus) bekerja bersama; Allah Bapa memilih kita di dalam Kristus. Dengan demikian, dalam kebersamaan kita dengan Allah Bapa dan di dalam Kristus kehidupan kudus dan tak bercela bukanlah hal mustahil karena tindakan Allah berdampak bagi Dia sendiri.

Perhatikan, kita menjadi kudus dan tak bercela di hadapan Allah dalam kasih agape. Untuk itu kita perlu terus meningkatkan kasih satu terhadap yang lain juga dalam kehidupan nikah untuk saling mengasihi dengan agape.

Ingat, orang yang tidak percaya Yesus Kristus tidak akan pernah menjadi kudus! Dia hanya sok kudus akibatnya dia mudah menghakimi orang lain seperti orang melihat selumbar/serpihan kayu di mata orang tetapi balok di matanya sendiri tidak diketahui.

Siapakah kita sehingga kita begitu diperhatikan bahkan dipilih Allah sebelum dunia dijadikan? Untuk apa kita dipilih oleh-Nya? Tidak lain untuk kepujian dan kemuliaan Nama-Nya. Marilah kita menghargai pilihan-Nya dengan hidup kudus oleh sebab penyucian darah Kristus yang tak ternilai juga hidup dipimpin oleh Roh Kudus hingga satu kali kita tinggal di Yerusalem baru menikmati perhentian bersama Dia selamanya. Amin.