• MENANGGAPI BERITA TENTANG YESUS YANG MENYELAMATKAN
  • Lukas 18:31 – 19:10
  • Lemah Putro
  • 2022-02-06
  • Pdm Jusuf Wibisono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1063-menanggapi-berita-tentang-yesus-yang-menyelamatkan-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Hanya oleh karena belas kasih-Nya, kita dapat kembali beribadah baik secara on site maupun on line. Biarlah hidup kita selalu diisi oleh Pribadi Yesus yang telah menyelamatkan dan menyertai kita (Imanuel) sepanjang hidup kita.

Hendaknya kita menyambut Firman Tuhan untuk beroleh berkat dari tempat mahatinggi. Bagaimana kita merespons berita tentang Yesus yang menyelamatkan kita?

Berita tentang kematian-Nya (Luk. 18:31-34) harus direspons dengan rendah hati karena Tuhan merendahkan orang yang meninggikan diri (ay. 14). Jangan datang ke gereja dengan perasaan benar sendiri, merasa tidak buta dan tidak berdosa seperti orang-orang lain (bnd. ay. 11-12)! Sikap semacam ini tidak dibenarkan oleh Tuhan karena ini sama dengan kita meremehkan Dia yang datang mau menyelamatkan kita.

Ingat, kita dahulu buta (rohani), hendaknya kita bersikap seperti pengemis buta yang memohon belas kasihan Yesus walau terhalang oleh banyak orang. Kita berseru minta dicelikkan mata kita agar dapat memandang keajaiban Taurat-Nya (Mzm. 119:18).

Bukankah Yesus – Firman menjadi manusia – datang mau menyatu dan tinggal di dalam kita? Untuk apa mata buta kita perlu dicelikkan? Untuk dapat melihat Pribadi Yesus yang penuh kemuliaan juga penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh. 1:14).

Jangan malah seperti sikap murid-murid Yesus yang tidak mengerti sama sekali (dibutakan) dengan berita penderitaan yang akan dialami oleh Guru mereka (Luk. 18:34). Untuk itu kita membutuhkan Pribadi Yesus datang kepada kita dan kita menyambut-Nya dengan rendah hati untuk mencelikkan mata rohani kita sehingga kita dapat melihat Dia yang penuh kasih dan kebenaran.

Apa buktinya pengemis buta tersebut dicelikkan matanya? Ada action, dia mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Dampaknya, orang-orang di sekitarnya ikut memuji-muji Allah.

Apa yang membutakan seseorang?

  • Karena merasa diri sendiri tidak berdosa (Yoh. 9:41). Jadi kalau saat ini kita mengatakan tidak buta, dosa akan menetap dalam kita tetapi kalau kita mengaku buta dan membutuhkan Dia, mata kita dicelikkan. Kita hendaknya bersikap seperti pengemis yang dengan rendah hati dan pantang mundur serta beriman minta dikasihani Yesus, alhasil Yesus mencelikkan dan menyelamatkan kita. Kita datang kepada-Nya dan berterus terang mengatakan keadaan kita yang Mungkin kita datang ke gereja tidak mengerti pemberitaan Firman Tuhan yang disampaikan, Tuhan sanggup membukakan rahasia Firman-Nya dan memberikan kita pengertian. Yang penting kita merespons berita keselamatan dan pendamaian (Yes. 52:7) dengan rendah hati. Dengan demikian, hati kita tergetar dan merasa tidak layak menerima Dia sebagai Raja yang berkuasa atas alam semesta juga hidup kita.
  • Karena dibutakan oleh ilah-ilah di dunia ini.

Ilah-ilah apa yang menjadi musuh kita untuk ditaklukkan? Keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup (1 Yoh. 2:16).

Sekarang pilihan ada di tangan kita, mau memilih yang positif atau negatif? Bila hati dipenuhi oleh kebenaran Firman Tuhan dan kasih-Nya, mulut kita meluapkan pujian menyembah Dia sebagai Raja di atas segala raja yang datang ke dunia sebagai manusia untuk menanggung derita disalib sampai mati juga menaklukkan segala yang ada di langit, di atas bumi dan di bawah bumi sehingga segala lidah mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan (Flp. 2:8-11).

Bagaimana kita merespons positif tentang berita Yesus yang sudah mati dan bangkit? Minimal mulut kita pakai untuk memuji dan memuliakan Tuhan disertai ucapan syukur kepada-Nya. Yesus sendiri memberikan teladan ketika mau memberi makan 5. 000 orang laki-laki hanya dengan lima roti dan dua ekor ikan. Apa yang dilakukan- Nya? Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu lalu menengadah ke langit mengucap berkat kemudian memecah- mecahkan roti dan memberikannya kepada para murid-Nya untuk dibagi-bagikan kepada orang banyak (Luk. 9:16). Dan terjadilah mukjizat perbanyakan roti hingga dua belas bakul (ay. 17). Jelas rahasia untuk dapat melihat dan mengalami mukjizat bukan hasil dari kekayaan, kemampuan, dan kepandaian diri sendiri tetapi karena ucapan syukur dan pujian kemuliaan bagi-Nya.

Juga bersikaplah seperti Zakheus, kepala/pemimpin dari kelompok pemungut cukai, yang kaya tetapi butuh menjumpai Yesus walau terhalang orang banyak karena postur tubuhnya yang pendek.

Zakheus menyambut Yesus yang datang ke rumahnya dengan sukacita dan terjadilah pembicaraan intensif dengan Yesus. Apa yang terjadi kemudian? Zakheus sadar dirinya telah salah dalam mengumpulkan kekayaan. Dia mengaku dirinya sebagai orang berdosa dan butuh keselamatan. Dia kemudian memutuskan setengah dari miliknya diberikan kepada orang-orang miskin dan mengembalikan empat kali lipat kepada orang-orang yang telah diperasnya (Luk. 19:8). Ada keubahan hidup dalam diri Zakheus, dia tidak lagi berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain juga mulai peduli dengan orang miskin. Siapa sebenarnya orang miskin itu? Yesus Kristus yang kaya menjadi miskin supaya kita yang miskin menjadi kaya (2 Kor. 8:9) dengan perkara-perkara Surga.

Zakheus yang kaya tidak lagi menjadi hamba uang. Beda dengan pemimpin muda kaya yang tidak mendapat kemurahan masuk dalam Kerajaan Allah karena dia terikat dengan kekayaannya walau telah melakukan perbuatan- perbuatan baik (Luk. 18:18-27).

Aplikasi: hendaknya kita suka memberi tumpangan kepada orang karena dengan berbuat demikian kita menjamu malaikat-malaikat (Ibr. 13:1). Bila kehidupan pribadi dan kehidupan nikah kita telah diselamatkan Tuhan, jangan menjadi hamba uang (ay. 2-5) tetapi hamba Kristus maka stempel keselamatan diberikan kepada kita dan kita menjadi keturunan Abraham, orang beriman. Jangan pernah berkata kita tidak berdosa sebab ini sama dengan kita menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Kita juga membuat Dia menjadi pendusta dan Firman-Nya tidak ada di dalam kita. Sebaliknya, jika kita mengaku berdosa, Ia yang setia akan mengampuni kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yoh. 1:8-10).

Waspada, jika Firman Tuhan tidak ada di dalam kita, kita tidak dapat melihat kemuliaan-Nya. Oleh sebab itu kita perlu mengakui dosa yang telah kita lakukan dan meninggalkannya maka kita akan dikasihi-Nya (Ams. 28:13-14). Tuhan sangat berkenan kepada orang-orang yang rendah hati dan memberikan upah keselamatan baginya (Mzm. 149:4).

Marilah kita menyambut berita Yesus yang menyelamatkan dengan penuh sukacita. Untuk itu kita perlu rendah hati untuk beroleh mahkota keselamatan juga tidak menjadi hamba uang untuk mendapatkan Kerajaan Allah maka satu kali kelak kita akan hidup bersama dengan Pemilik dari Kerajaan Allah selama-lamanya. Amin.