• MENANGGAPI BERITA TENTANG YESUS YANG MENYELAMATKAN (JOHOR)
  • Lukas 18:31-19:10
  • Johor
  • 2022-02-06
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1062-menanggapi-berita-tentang-yesus-yang-menyelamatkan

Shalom,

Hari-hari ini kita tidak dapat menghindar maupun membendung gencarnya berita-berita yang dibagikan di medsos entah berita itu benar atau hoax. Dan faktanya berita yang didengar oleh si A belum tentu dimengerti dan ditanggapi sama oleh si B karena beda intelektualitas, interest, motivasi, kepentingan dll.

Bagaimana dengan berita tentang Yesus yang menyelamatkan? Apakah juga ditanggapi dengan beda-beda? Tanggapan apa yang terjadi melalui kisah yang diambil dari Lukas 18:31 – 19:1-10?

  • Pengemis buta yang dicelikkan dan diselamatkan oleh iman (ay. 35-43) → Meja Roti Sajian

“Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia: “Apa itu?” Kata orang kepadanya: “Yesus orang Nazaret lewat.” Lalu ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji- muji Allah.”

Tentu bukan pertama kalinya pengemis buta itu meminta-minta di pinggir kota Yerikho. Ia meminta kepada setiap orang yang keluar masuk kota untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan. Jika awalnya dia hanya mendengar Yesus lewat, setelah dicelikkan oleh Yesus dia mengikuti-Nya sambil memuliakan Allah. Yesus menyelamatkan pengemis ini supaya dia tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain hanya karena masalah sandang, pangan dan papan.

Begitu dicelikkan matanya oleh Yesus, pengemis ini mengikuti Dia sambil memuliakan Allah; beda dengan dua orang buta yang disembuhkan Yesus di sebuah rumah. Setelah melek mata, mereka keluar tidak mengikut Yesus (Mat. 9:27-31). Apa yang menyebabkan respons mereka berbeda? Khusus bagi pengemis buta itu Yesus mengatakan “imanmu telah menyelamatkan engkau”. Awalnya pengemis buta ini belum mengenal Yesus dan pekerjaannya hanya minta-minta untuk persoalan makan, minum, pakai. Namun setelah dicelikkan matanya dan diselamatkan jiwanya, dia mengikut Yesus. Terbukti keselamatan tidak ada di luar Yesus. Demikian pula dengan satu penderita kusta (dari 10 penderita kusta) yang kembali kepada Yesus untuk mengucap syukur telah disembuhkan oleh-Nya, Yesus mengatakan, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” (Luk. 17:19)

Introspeksi: iman macam apa yang kita miliki? Apakah kita percaya kepada Tuhan karena telah beroleh pertolongan diberkati sandang, pangan dan papan? Yesus pernah mengingatkan murid-murid-Nya agar tidak berdoa seperti orang kafir (tidak mengenal Allah) yang meminta persoalan makan, minum, pakai tetapi sebagai anak-anak Allah kita mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semua yang kita perlukan akan ditambahkan kepada kita (Mat. 6:31-33). Jadi, jangan menjadi orang Kristen yang suka minta-minta apalagi meminta sesuatu yang berlebihan. Peganglah janji Firman Tuhan yang tidak berkaitan dengan hal jasmani/lahiriah tetapi Kerajaan Allah! Rasul Paulus menasihati kita “asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Tim. 6:8). Hendaknya kita hidup berpadanan dengan berkat sandang pangan yang kita terima dan dilepaskan dari ketergantungan pada perkara duniawi. Namun kenyataannya, dunia malah mempromosikan besar-besaran via medsos menu-menu makanan-minuman juga konsep kawin mawin untuk menggaet banyak “korban”.

Bila kita percaya dan yakin Firman-Nya menyelamatkan kita, kita akan mandiri mengikut Tuhan dan tidak tergantung atau ikut-ikutan atau didorong apalagi dipaksa oleh seseorang.

  • Kepala pemungut cukai, Zakheus, bertobat dan seluruh keluarga diselamatkan (Luk. 19:1-10) → Kandil Emas

“Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Zakheus sadar bahwa dia berdosa dan tidak disenangi orang-orang karena profesinya sebagai pemungut cukai mengorupsi uang pajak. Tentu hal ini berdampak pada keluarganya yang ikut-ikutan tercoreng namanya. Untuk itu Yesus, Anak Manusia, datang menginap di rumah Zakheus untuk menyelamatkan dia beserta seluruh keluarganya.

Memang sejak awal pelayanan Yohanes Pembaptis, dia mengingatkan orang-orang yang mau dibaptis bahwa mereka tidak dapat melarikan diri dari murka yang akan datang kecuali menghasilkan buah-buah pertobatan (Luk. 3:7-8). Jelas baptisan bukan sekadar peraturan gereja tetapi berkaitan dengan keselamatan (Mrk. 16:16). Saat itu ada pula pemungut-pemungut cukai yang mau dibaptis, kepada mereka Yohanes Pembaptis menegur untuk tidak menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan (Luk. 3:13).

Zakheus pasti menyadari bahwa kekayaannya merupakan hasil dari uang korupsi (haram). Buktinya, setelah bertemu Yesus dia bertobat dan memutuskan untuk memberikan separuh dari kekayaannya diberikan kepada orang miskin dan mengembalikan empat kali lipat kepada orang-orang yang diperasnya. Berbanding terbalik dengan pemimpin muda kaya yang merasa sudah melakukan hukum Taurat tetapi malah memilih harta kekayaannya ketimbang mengikut Yesus ketika disuruh membagikan kekayaannya kepada orang-orang miskin (Luk. 18:18-23). Sebenarnya pemimpin muda kaya ini memperoleh uang dengan halal dan jujur tetapi masalahnya kekayaannya telah menjadi berhala baginya.

Terbukti Yesus mengasihi orang kaya baik yang jujur maupun yang korupsi dan ingin menyelamatkan mereka. Ia mau menolong Zakheus karena tidak ada orang lain yang sanggup menolongnya. Bukahkan Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan orang yang terhilang (berdosa)?

Introspeksi: apakah kita merasa tidak mempunyai teman dan dijauhi keluarga dan handai taulan oleh sebab kesalahan kita sendiri? Sadari dan bertobatlah! Jangan malah menutupi/menyembunyikan kesalahan tersebut. Ingat kasus Ananias dan Safira yang dihukum mati karena menyembunyikan ketidakjujuran (Kis. 5:1-10).

Zakheus sebagai kepala rumah tangga mulai mengetahui bahwa cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan; siapa memburu uang akan menyiksa diri dengan berbagai duka/kesusahan (1 Tim. 6:10) karena mereka menyimpang dari iman dan berakhir dengan kebinasaan. Zakheus bukan orang bodoh hanya dia tidak tahu jalannya bagaimana. Dia merasa berdosa dan dibenci serta dijauhi orang-orang, bahkan Bait Allah menjadi tempat orang-orang “benar nan suci” seperti ahli Taurat (Luk. 18:9-14). Itu sebabnya dia sangat bersukacita menerima Yesus di rumahnya karena ini merupakan kesempatan terbaik baginya untuk bertobat. Yesus menyelamatkan Zakheus sekeluarga dan menganggapnya sebagai anak Abraham. Keterbukaan Zakheus menjadi sinar terang dalam keluarga.

Aplikasi: hendaknya Pribadi Tuhan yang menyelamatkan ada di tengah-tengah keluarga kita karena keselamatan dari-Nya jauh melebihi seluruh kekayaan yang kita miliki. Tuhan tidak mau kekayaan kita itu setengah-setengah – setengah untuk Tuhan dan setengah untuk dunia; setengah untuk pembangunan rumah Tuhan dan setengah untuk pembangunan berhala. Kalau kita diberkati Tuhan, jangan pelit berbagi berkat seperti Zakheus tidak disuruh Yesus untuk membagikan uangnya tetapi dia melakukan atas inisiatifnya sendiri. Kita juga harus bertindak seperti Yesus dalam menghadapi orang-orang yang berlatar belakang buruk; jangan malah bersungut-sungut tetapi marilah kita menolong “Zakheus-Zakehus” di luar yang tidak tahu bagaimana caranya bertobat.

Kita harus menjadi kesaksian bagi mereka yang masih di luar Kristus dengan hidup jujur tidak suka menipu orang. Kalaupun kita telah berbuat curang di masa lalu sehingga menjadi gosip di mana-mana, ketika kita bertobat sungguh-sungguh, keubahan hidup kita akan menjadi pembicaraan positif di mata masyarakat.

  • Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus (Luk. 18:31-34) → Mazbah Pembakaran Ukupan

“Yesus memanggil kedua belas murid-Nya lalu berkata kepada mereka: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi dan mereka menyesah dan membunuh Dia dan pada hari yang ketiga Ia akan bangkit.”

Kali ini bagaimana para murid merespons perkataan Yesus? “Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan.”

Ternyata para murid-Nya tidak mengerti penderitaan yang akan Yesus alami padahal Yesus sudah memberitahukannya sebanyak tiga kali. Justru pengurbanan-Nya untuk menyelamatkan pengemis buta, Zakheus, perempuan berzina juga orang-orang yang ada di sekitar Palestina dan Yerusalem. Namun jangan lupa kekuatan keselamatan Yesus yang tidak ada duanya berkaitan dengan 30 keping perak.

Apa yang dilakukan Yudas Iskariot dengan hasil penjualan Yesus sebesar 30 keping perak (Mat. 26:15)? Dia melempar uang perak itu ke dalam Bait Suci karena merasa berdosa telah menyerahkan darah orang tidak bersalah kemudian pergi menggantung diri (Mat. 27:3-5). Seperti telah dikatakan oleh Yesus bahwa dari awal ada satu murid-Nya yang tidak percaya itulah Yudas Iskariot. Dia mengutarakan pemborosan bagi Maria yang menuangkan minyak narwastu murni yang mahal ke kaki Yesus dan mengusulkan lebih baik menjual minyak itu dan memberikannya kepada orang-orang miskin. Ini bukan karena dia peduli terhadap orang miskin tetapi dia adalah pencuri uang kas yang dipegangnya (Yoh. 13:3-6). Hati Yudas Iskariort begitu terikat dengan uang berakhir dengan kematiannya yang tragis.

Bagaimana kita merespons berita salib yang dialami Yesus? Apakah kita juga tidak mengerti? Ingat, demi keselamatan manusia Ia rela menderita habis-habisan hingga mati disalib. Jangan kita salah menggunakan uang seperti dilakukan Yudas Iskariot yang berakhir dengan kebinasaan.

Hendaknya kita menjaga hati dan menanggapi berita Yesus yang menyelamatkan bukan dengan intelegensi lalu membanding-bandingan dan menilai khotbah pendeta A dengan pendeta B dst. Yang terutama ialah bagaimana sikap hati kita terhadap Firman yang diberitakan. Kita harus berpegang teguh pada pemberitaan Injil salib Kristus yang menjadi kebodohan bagi mereka yang akan binasa tetapi kekuatan Allah bagi kita yang diselamatkan (1 Kor. 1:18). Juga keselamatan tidak ada di dalam siapa pun selain di dalam Yesus sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis. 4:12). Amin.