• PERSEKUTUAN YANG MENGOBARKAN MISI ALLAH HINGGA MARANATA
  • Lemah Putro
  • 2021-12-31
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1036-persekutuan-yang-mengobarkan-misi-allah-hingga-maranata
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Walau kita harus melalui hari-hari yang begitu berat sepanjang tahun 2021 ini, Tuhan senantiasa menyertai kita. Dengan segera berlalunya tahun ini masihkah kita diliputi sukacita karena hidup dalam persekutuan dan peduli terhadap mereka yang belum mengenal Tuhan? Masihkah kita ingat akan pesan Firman Tuhan yang telah kita dengar di ibadah Natal minggu lalu? Apakah iman kita masih kanak-kanak karena sebatas mengimani Yesus lahir di palungan dan berada di bawah ancaman pembunuhan Herodes yang kejam? Dalam pertumbuhan-Nya masuk dalam pelayanan (umur 30 tahun), Yesus berkemenangan menghadapi godaan sandang pangan, kedudukan dan kerohanian. Lebih lanjut Bapa Surgawi rela meninggalkan Dia sesaat untuk mati menanggung dosa manusia. Bagi mereka yang membenci-Nya, kematian disalib merupakan kegagalan untuk menjadi Juru Selamat padahal tiga hari kemudian Ia bangkit menjadi Tuhan dan Kristus (Kis. 2:36). Kebangkitan-Nya memberikan pengharapan luar biasa dan 40 hari kemudian sebelum naik ke Surga apa yang dilakukan-Nya? Lukas 24:50-53 menuliskan, “Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita….”

Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2021 dan sudah hampir dua tahun tidak ada persekutuan antarjemaat untuk ibadah akibat pandemi. Apakah hati kita tetap diliputi sukacita walau medengarkan Firman Tuhan secara on line? Masihkah kita percaya bahwa Yesus akan datang kembali? Kalau percaya, apa responsnya?

Pesan apa kali ini yang Tuhan mau sampaikan melalui Firman-Nya dengan tema “Persekutuan yang mengobarkan misi Allah hingga Maranata”?

  • Tetap tinggal dalam persekutuan → Meja Roti Sajian

Murid-murid merasa dikuatkan setelah pikiran mereka dibukakan untuk mengerti Perjanjian Lama yang mana nubuat demi nubuat digenapi di dalam Pribadi Yesus. Mereka tidak sedih; sebaliknya, mereka sangat bersukacita setelah diberkati Yesus sebelum Ia berpisah dan terangkat ke Surga (Luk. 24:50-53).

Aplikasi: hendaknya kita tidak meringankan persekutuan yang diberkati Yesus. Sesungguhnya beribadah (berhimpun bersama) merupakan kesempatan untuk menerima berkat dari-Nya; bukan sekadar tempat untuk berkumpul dan bertemu satu sama lain. Untuk itu kita harus beribadah dengan sungguh-sungguh. Rasul Paulus dengan tegas menegur jemaat Korintus yang mengadakan pertemuan-pertemuan yang tidak mendatangkan kebaikan tetapi malah keburukan. Mengapa? Karena di luar tampak harmonis tetapi di dalamnya ada perpecahan (1 Kor. 11:17-18). Waspada jika di dalam gereja ada blok-blokan, ini menunjukkan persekutuan yang tidak sehat.

Sebelum Yesus naik ke Surga, Ia menjanjikan turunnya Roh Kudus supaya para murid-Nya beroleh kuasa dan kekuatan untuk menjalankan misi menjadi saksi-Nya (Kis. 1:8). Persekutuan macam apa yang diinginkan-Nya? Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan (Kis. 2:42). Waspada, jangan persekutuan kita terasa hambar hanya sebatas ritual agamawi atau karena sama etnis, hobi, selera dll. Tuhan melihat hati kita, marilah kita berhimpun dalam persekutuan yang berkenan kepada-Nya sebab Allahlah yang memanggil kita kepada persekutuan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus (1 Kor. 1:9). Jelas persekutuan di sini didasarkan karena kesamaan dalam mendengarkan pengajaran Firman Tuhan.

Di kesempatan lain, Rasul Paulus dan Barnabas berjabat tangan dengan Yakobus, Kefas dan Yohanes sebagai tanda persekutuan sebelum Paulus dan Barnabas memberitakan Injil kepada bangsa kafir/tidak bersunat (Gal. 2:9). Mereka tetap dalam persekutuan dan mempunyai visi sama tetapi ditujukan kepada orang yang berbeda– bangsa Yahudi dan bangsa kafir.

Lebih lanjut para rasul menulis Firman hidup yang mereka dengar, lihat, saksikan dan raba agar kita beroleh persekutuan dengan mereka beralaskan persekutuan dengan Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus (1 Yoh. 1:1- 4).

Aplikasi: kita yang telah mendengar dan membaca Firman hidup ini harus bersaksi melalui sikap, tutur kata, pandangan dan solusi berdasarkan Firman untuk menghasilkan persekutuan yang sehat.

Agar beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, kita harus hidup di dalam terang dan melakukan kebenaran serta darah Yesus menyucikan kita dari segala dosa (ay. 5-9). Jangan bertindak seperti Rasul Petrus yang bersifat munafik – menjauhi persekutuan dengan orang-orang kafir karena takut terhadap orang-orang Yahudi sehingga ditegur oleh Paulus (Gal. 2:12-14).

Introspeksi: persekutuan apa yang kita bangun? Persekutuan yang sesungguhnya selalu berdampak positif mengobarkan misi Allah yang menyangkut keselamatan. Gereja kita mempunyai visi-misi untuk membawa masyarakat kita menjadi lebih baik melalui kesaksian perkataan, sikap dan tindakan kita yang transparan. Jangan persekutuan kita dikobarkan oleh hawa nafsu untuk kehormatan nama tetapi oleh Bapa dan Anak- Nya!

  • Mengobarkan misi Allah → Kandil Emas

Apa misi dari Allah? Memberitakan Injil ke segala penjuru (Mrk. 16:14-15,19-20).

Setelah bangkit dari kematian, Yesus menampakkan diri kepada dua murid-Nya dan bercakap-cakap dengan mereka dalam perjalanan ke Emaus. Mereka bermuka muram sebab pengharapan bahwa Yesus datang untuk membebaskan bangsa Israel pupus karena Ia mati disalib. Mereka tidak percaya kalau Yesus telah bangkit. Itu sebabnya mata mereka tertutup tidak dapat menangkap penjelasan Yesus tentang seluruh Kitab Suci mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Setelah Yesus duduk makan bersama mereka, mengambil roti dan memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka baru mata mereka terbuka dan mengenal-Nya tetapi Ia sudah lenyap dari tengah-tengah mereka. Mereka baru sadar kalau hati mereka berkobar-kobar saat Yesus berbicara kepada mereka di dalam perjalanan (Luk. 24:13-27).

Introspeksi: apakah hati kita berkobar-kobar percaya akan Firman Tuhan hanya saat berada di gereja; seusai ibadah imannya ditinggal di gereja? Siapa yang mengobarkan hati kita? Bukan pendeta yang fasih berkhotbah tetapi Roh Kudus. Biarlah roh kita menyala-nyala dikendalikan oleh Firman Tuhan dan Roh Kudus; jika tidak, roh kita menjadi liar (Ams. 29:18). Jangan kita menjadi malu dan kecut hati sebab Roh Allah yang ada di dalam kita itu kuat dan tertib.

Perlu diketahui pemberitaan Injil Kristus sebagai misi Allah tidak boleh berhenti hanya di satu tempat tetapi setelah mereka percaya dilanjutkan dengan pemuridan. Bukankah Paulus dipanggil menjadi pemberita Injil- pengajar-rasul? Dia tidak berhenti melihat orang bertobat tetapi diajar untuk mengestafetkan pemberitaan Injil. Jangan mengobarkan misi Allah dengan menginjil ke sana sini jika tidak cocok pindah ke lain tempat untuk memuaskan keinginan sendiri!

Pemberitaan Injil bagaikan tujuh jemaat yang beda tempat (Why. 1 – 3) tetapi tetap satu Tuhan. Semua pelitanya harus bersinar menyebarkan Injil ke seluruh bumi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (bnd. Mat. 28:19).

  • Maranata → Mazbah Pembakaran Ukupan

Siapkah jika Tuhan datang hari ini? Percayakah kita akan kedatangan-Nya kembali dan yakinkah kita terangkat saat Ia datang menjemput kita! Jika percaya, buktikan dengan respons dan tindakan (Kis. 1:9-14)!

1 Korintus 16:22 menuliskan, “Siapa yang tidak mengasihi Tuhan terkutuklah ia. Maranata (bhs. Aram: O Lord, come! = O Tuhan datanglah)!”

Perhatikan, kalau kita tidak mengasihi Tuhan, kita terkutuk dan Tuhan tahu apakah kita benar-benar mencintai-Nya.

Frasa “sampai Tuhan datang” dipakai dalam tata ibadah Perjamuan Tuhan yang mengingatkan bahwa setiap kali kita makan daging dan minum darah Kristus, kita memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang (1 Kor. 11:23-26). Jujur, kita tidak tahu kapan persisnya Tuhan datang tetapi Maranata bukanlah omong kosong.

Ternyata Maranata mengandung gagasan penghakiman sebab Tuhan akan datang kembali (Why. 1:7) untuk menghakimi (Ibr. 10:30; Yud. 1:14-15). Maranata juga mengandung doa; bukankah setelah Yesus terangkat ke Surga, para murid-Nya kembali ke Yerusalem dan tekun berdoa menantikan Roh Kudus turun (Kis. 1:12- 14)?

Aplikasi: apa pun boleh terjadi termasuk pandemi tetapi kita harus tetap mempunyai tujuan mengobarkan misi Allah dan mencintai Tuhan kalau tidak mau terkutuk/dihakimi.

Di akhir Kitab Wahyu, Rasul Yohanes menulis, “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini berfirman: “Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah Tuhan Yesus!” (Why. 22:20)

Walau Rasul Yohanes mati sebelum Yesus datang, ia merespons “datanglah Tuhan Yesus”.

Hendaknya kita makin giat bersekutu dengan Firman Tuhan dan berkobar-kobar memberitakan Injil dalam menjalankan misi Allah serta tekun berdoa agar kita siap menyambut kedatangan-Nya kembali dan lolos dari kutukan/hukuman karena kita mencintai Dia sebagai Mempelai Pria Surga kita. Amin.