Melayani Dalam Tanda Kemenangan

Pdm. Jusuf Wibisono, Minggu, Lemah Putro, 21 Januari, 2018

Shalom,

Kita harus yakin bahwa kita menang menghadapi Iblis oleh karena darah Yesus (Why. 12:10-11). Iblis juga dapat dikalahkan kalau kita beriman teguh (1 Ptr. 5:9a) dengan berpegang serta melakukan Firman Tuhan bagaikan mendirikan rumah di atas batu karang (Mat. 7:24). Jelas, bila kita melakukan Firman Tuhan dengan konsisten dan tak jemu-jemu, kita pasti berkemenangan. Demikian pula dalam berjemaah, kita ber-ada dalam tanda kemenangan bila kita melayani Dia dalam satu kesatuan. Untuk itu Firman Tuhan mengingatkan kita, “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.” (Ef. 6:10) Dengan kata lain, di luar Tuhan, kita lemah dan rentan mengalami kekalahan menghadapi serangan Iblis.

Kekuatan kita di dalam Tuhan diawali dengan penyertaan kasih karunia serta damai sejahtera dari Allah dan dari Tuhan Yesus Kristus (Ef. 1:1-2) seperti telah dialami oleh Paulus, seorang rasul yang diutus bukan atas kehendak manusia tetapi kehendak Yesus Kristus dan Allah (Ef. 1:1a; Gal. 1:1).

 

Bagaimana kehidupan Paulus awalnya? Sebelumnya dia lebih dikenal dengan nama Saulus (= besar) sesuai dengan namanya dia orang terpandang: sarjana lulusan dari guru Gamaliel (Kis. 22:3), disunat pada hari kedelapan, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, orang Farisi yang berpegang teguh pada hukum Taurat (Flp. 3:5-6) namun setelah bertobat dia lebih dikenal dengan nama Paulus ( = kecil) dan menganggap semua predikat hebat yang dimilikinya itu sampah (Flp. 3:7-8). Perjumpaannya dengan Yesus Kristus membuatnya berubah total, dia tidak lagi membesarkan diri tetapi menyadari betapa kecil dirinya di hadapan Tuhan yang mahabesar. Ini dampak dia mengenal pribadi Yesus Kristus yang sudah mati baginya. Paulus kemudian memberitakan Injil Kristus tersalib kepada bangsa kafir, termasuk kita, agar kita juga mengenal pribadi Yesus Kristus untuk beroleh keselamatan seperti telah dialaminya.

Aplikasi: orang yang berjumpa dan mengenal pribadi Yesus Kristus tidak lagi berfokus pada diri sendiri tetapi mengarahkan pandangannya kepada yang di atas sehingga dapat bersaksi betapa dalamnya kekayaan Surga dan hebat Pemiliknya. Berlanjut masuk dalam pelayanan sesuai kebenaran Firman Tuhan (bukan kekuatan uang atau kepandaian diri sendiri) dengan hidup dibarui terus-menerus. Perhatikan, orang yang mengalami keubahan hidup suka berdoa bagi orang lain agar mereka juga dise-lamatkan sebab banyak orang sungguh-sungguh giat bagi Allah tetapi tanpa pengertian yang benar karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah (Rm. 10:1-3). Contoh: Petrus yang belum/tidak mengenal pribadi Yesus dengan benar menolak Gurunya mengalami penderitaan disalib. Yesus tidak senang mendengar pembelaan Petrus bahkan mengatakan, “Enyahlah Iblis….engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mat. 16:21-23)

Paradigma pikiran kita harus berubah tidak lagi berpandangan ke bawah tetapi berlandaskan kebenaran Firman Tuhan agar menang menghadapi Iblis yang berjalan keliling seperti singa mengaum-aum siap mencari orang yang dapat ditelannya (1 Ptr. 5:7-9). Contoh: Daud kecil dapat mengalahkan Goliat raksasa yang sombong dengan Nama TUHAN semesta alam (1 Sam. 17:45-46).

Kita mampu melawan iblis bila iman kita teguh. Ilustrasi: sebuah tanaman dapat berdiri kuat dan kukuh bila akarnya tetap menancap di satu tempat tidak dipindah-pindah ke tempat lain dan tanahnya baik. Iman kita teguh bila tanah hati kita baik dalam mengerti Firman Tuhan (Mat. 13:23), menyambut Firman-Nya (Mrk. 4:20) dan menyimpannya (Luk. 8:15).

Mana mungkin kita menang menghadapi Iblis jika tidak kita memiliki Firman Allah? Yesus sendiri dicobai Iblis (tiga kali) dan mengalami kemenangan karena Ia memakai senjata Firman (“Ada tertulis…” Mat. 4:4,6,10).

Pengenalan akan Firman Tuhan harus bertahap dimulai dengan pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati untuk menyelamatkan kita (Rm. 10:9). Yesus yang tak berdosa dibuat menjadi dosa demi kita supaya kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor. 5:21).

Tak dapat disangkal, kita dahulu mati (rohani) karena pelanggaran dan dosa sebab kita mengikuti jalan dunia (Ef. 2:1-2) juga hidup dalam kegelapan (Ef. 5:8) namun setelah mengerti kebenaran Firman Tuhan kita menjadi anak-anak terang dan men-dapat jaminan Roh Kudus untuk menjadikan kita milik Allah (Ef. 1:13-14).

Siapakah musuh terakhir kita? Maut (1 Kor. 15:26). Sekarang kita menghadapi serangan musuh dari segala penjuru (udara, darat dan laut), bagaimana meng-hadapinya? Seperti pengalaman para murid Yesus saat perahu mereka dihantam a-ngin ribut yang membuat mereka ketakutan, Yesus mengajar mereka (juga kita) untuk tenang (tidak takut) dan percaya (Mat. 8:23-26) bukan panik lalu gembar-gembor mengeluhkan persoalan dan minta pertolongan kepada manusia bukan memercayakan diri kepada Tuhan. Bukankah Yesus telah bangkit dan mengalahkan Iblis yang berkuasa atas maut (Ibr. 2:14)?

Siapa dapat mengubah karakter lama kita yang jelek? Tak seorang pun kecuali Tuhan. Saulus didoakan oleh Stefanus (Kis. 7:58-60) dan diubahkan ketika bertemu dengan Tuhan (Kis. 9:4-6). Setelah bertobat, Paulus bersaksi tentang keubahan hidupnya. Ingat, Iblis dikalahkan oleh darah Anak Domba dan oleh kesaksian kita (Why. 12:11).

Introspeksi: apa yang dapat disaksikan kalau hati tidak percaya kepada kurban Yesus? Yang disaksikan oleh mereka yang tidak percaya akan kurban-Nya hanyalah kesaksian tentang diri sendiri. Sebaliknya, bagi kita yang percaya kepada-Nya, kita dimeteraikan dengan Roh Kudus untuk dapat bersaksi dimulai dari rumah melebar ke lingkungan sekitar berlanjut ke kota dst.

Awalnya kita dipanggil keluar dari kegelapan, dipilih dan dikuduskan bila setia diberi kepercayaan suatu jabatan. Di era Musa, syarat menjadi imam-imam ialah dipanggil, dipilih dan ditahbiskan menjadi imam bagi Tuhan (Kel. 29). Kita harus diperdamaikan dengan Tuhan terlebih dahulu (2 Kor. 5:20) baru dapat bersekutu/bersatu dengan sesama. Bila kita melayani Tuhan dengan pengertian yang benar, Ia memberikan kemenangan melawan sengat maut itulah dosa dan kita mampu berdiri teguh serta giat dalam pekerjaan Tuhan (1 Kor. 15:56-58).

Selain memiliki pengertian benar, untuk dapat berdiri teguh dan tegap kita harus berikatpinggangkan kebenaran (Ef. 6:14). Logikanya, ikat pinggang diikatkan di bagian perut. Mengapa ‘perut’ perlu diikat dengan kebenaran? Filipi 3:18-19 menegaskan, “Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.”

Aplikasi: kaitkan semua kegiatan dan pelayanan kita sesuai Firman Tuhan bukan berkedok Firman tetapi sesungguhnya untuk kepentingan ‘perut’ sendiri. Firman Tuhan mengingatkan agar kita mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan sehingga kita tidak perlu khawatir akan hari esok (Mat. 6:33-34).

Kita patut bersyukur telah dipanggil keluar dari kegelapan dosa melalui pengurbanan Yesus disalib, diubahkan oleh Firman Tuhan dan dipilih untuk dikuduskan. Tetaplah hidup dalam kekudusan dan setialah maka kita diberi jabatan untuk melayani Tuhan sesuai karunia dan talenta yang diberikan oleh-Nya. Bila pelayanan kita benar tidak bermotivasi lain (pemuasan perut), upah kemenangan telah siap menanti sebab semua jerih payah kita tidak sia-sia. Amin.