ADA APA DENGAN GALILEA?

Ibadah Kenaikan Yesus ke Surga

Lemah Putro, Kamis, 30 Mei 2019

Pdt. Paulus Budiono

 

Shalom,

Sungguhkah kita percaya akan ayat-ayat yang tertulis dalam Alkitab tanpa sedikit keraguan pun? Perhatikan, percaya kita kepada Firman Tuhan tidak dapat diukur hanya saat kita beribadah di gereja tetapi bagaimana reaksi kita saat menghadapi tantangan godaan dan ujian, masihkah kita memercayai janji-janji-Nya?

Percayakah kita akan perkataan dua orang berpakaian putih ketika Yesus terangkat ke Surga? “Hai orangorang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” (Kis. 1:11)

Apakah orang-orang Galilea yang saat itu sedang menatap ke langit melihat Yesus naik ke Surga percaya pada perkataan dua orang yang tidak mereka kenal? Juga percayakah kita, orang Indonesia, bukan orang Yahudi bukan pula orang Galilea, akan ayat di atas yang tampak tidak ada kaitannya dengan kita?

Ternyata penulis Kisah Para Rasul bukan orang Galilea juga bukan orang Yahudi tetapi tabib Lukas menulis biografi seseorang (Yesus) yang tidak ada pertalian darah atau hubungan keluarga dengannya. Umumnya tidak semua orang tertarik membaca biografi seseorang untuk mengetahui lebih jauh pribadi orang tersebut serta sepak terjangnya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita membacanya dan menganggapnya sekadar info atau kita ingin mempelajari lebih dalam siapa Yesus itu, apa visi dan misi-Nya datang ke dunia dst. Jangan kita merayakan hari Kenaikan Yesus ke Surga sekadar ritual dari tahun ke tahun tanpa mengerti makna sesungguhnya.

 

Ada apa dengan Galilea?

  • Ternyata Maria, ibu Yesus, berasal dari Nazaret di Galilea (Luk. 1:26-27). Setelah mendengar berita mengandung oleh Roh Kudus, Maria mengunjungi Elisabet, sanaknya, yang sedang mengandung enam bulan (ay. 36). Maria tinggal di rumah Elisabet tiga bulan kemudian kembali ke rumahnya di Nazaret (ay. 56). Memang Yesus dilahirkan di kota Daud bernama Betlehem karena Yusuf, ayahnya, yang berasal dari keturunan Daud harus kembali ke kotanya sendiri oleh sebab sensus penduduk (Luk. 2:1-6). Namun Yesus dibesarkan di Nazaret di daerah Galilea sehingga Ia disebut orang Nazaret (Mat. 2:32-33).
  • Ketika berumur ± 30 tahun, Yesus mulai melayani dan merekrut murid-murid dengan menyusuri danau Galilea. Ia menemukan dua orang bersaudara penjala ikan, Simon/Petrus dan Andreas, untuk dijadikan murid-murid-Nya. Kemudian Ia melihat dua orang bersaudara lainnya, Yakobus dan Yohanes, juga penjala ikan untuk mengikut Dia (Mat. 4:18-22). Sesudah itu Ia pergi lagi ke pantai danau dan melihat Lewi, pemungut cukai, untuk mengikuti Dia (Mrk. 2:13-14). Yesus merekrut para murid-Nya mayoritas berasal dari Galilea.
  • Masih mencari murid, Yesus berangkat ke Galilea dan bertemu dengan Filipus yang berasal dari Betsaida (kotanya Andreas dan Petrus) untuk mengikut Dia (Yoh. 1:43-44). Kemudian Filipus bertemu Natanael dan menceritakan bahwa dia bertemu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret, Galilea. Serta merta Natanael mengatakan, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (ay. 45-46) Nazaret, Galilea, dianggap kecil tak berarti dan tidak mungkin muncul orang besar nan penting. Namun Yesus ingin memulai dari yang kecil; itu sebabnya jangan menghina yang kecil dan mengagungkan yang ternama. Kenyataannya, kita sering terjebak dan menganggap bahwa yang ternama itu yang sukses, misal: gereja yang sukses dalam ukuran manusia adalah gereja besar beranggotakan puluhan ribu jemaat.
  • Mulailah Yesus mendemonstrasikan pelayanan-Nya dengan melakukan mukjizat pertama – air menjadi anggur – di perkawinan di Kana, Galilea (Yoh. 2:1-11).
  • Tak lama setelah mukjizat air menjadi anggur, Yesus datang dari Yudea ke Galilea. Mendengar hal ini, pegawai istana di Kapernaum datang kepada-Nya meminta Ia dtang menyembuhkan anaknya yang hampir mati. Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, anakmu hidup!” Pegawai itu percaya akan perkataan Yesus lalu pergi. Ia masih di tengah jalan ketika hambanya memberi kabar bahwa anaknya hidup. Ini merupakan mukjizat kedua terjadi di sekitar Galilea (Yoh. 4:46-54).
  • Perlu diketahui segala sesuatu yang tertulis dalam Alkitab sudah dan sedang digenapi. Semua ada dalam rancangan Allah. Yesus meninggalkan Nazaret dan tinggal di daerah Zebulon dan Naftali, wilayah bangsabangsa lain (Gentiles = kafir) yang diam dalam kegelapan dan dinaungi maut (akibat kesalahan nenek moyang mereka) untuk memberitakan pertobatan sebab Kerajaan Surga sudah dekat (Mat. 4:13-17). Allah pernah merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali (Yes. 8:23 – 9:1) tetapi Ia tetap mengasihi mereka terbukti Yesus – Sang Firman – menginjil dari Galilea (heathen circle = lingkaran orang kafir) dan rela tinggal di tengah-tengah bangsa kafir (Mat. 4:23).

Terbukti Firman Tuhan tumbuh dan berkembang di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Allah. Tak dapat disangkal pertobatan bangsa kafir sering tidak konstan, setelah bertobat tak lama kemudian berbalik menyembah berhala kembali. Namun jemaat Tesalonika (bangsa kafir) menjadi kesaksian dengan meninggalkan berhala-berhala untuk melayani Allah yang hidup dan benar dan menanti kedatangan Yesus yang telah menyelamatkan dari murka yang akan datang (1 Tes. 1:9-10).

Aplikasi: hendaknya kita, bangsa kafir, bersedia menerima Firman untuk beralih dari kegelapan menjadi hidup dalam terang. Jangan menerima Yesus karena mengharapkan kesuksesan duniawi! Jika kita sibuk dengan urusan duniawi sementara menunggu kedatangan-Nya, kita akan kehilangan perkara surgawi! Ingat, kita orang yang tak berguna (jangan menyombongkan diri sebagai orang baik) telah dipilih Tuhan, marilah kita mengasihi Dia dan menyambut kedatangan-Nya sebagai Mempelai pria Surga.

  • Dalam pelayanan-Nya, ternyata tidak semua orang senang dan menerima Yesus. Timbul pertentangan di antara orang banyak karena Dia. Beberapa orang dari mereka mau menangkap Dia tetapi tidak ada seorang pun berani menyentuh-Nya. Orang-orang Farisi bertanya mengapa penjaga-penjaga tidak membawa Yesus dan dijawab bahwa mereka belum pernah mendengar seorang berkata seperti Yesus. Nikodemus (orang Farisi, guru Taurat) membela Yesus, katanya, “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya.” Namun orang-orang Farisi dan imam-imam kepala yang juga ahli hukum menjawab, “Apakah kamu juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” (Yoh. 7:40-52).
  • Ketika dekat Yerusalem, Yesus menyuruh dua murid-Nya ke kampung dan membawa keledai betina yang tertambat dan anaknya yang ada di dekatnya. Yesus naik keledai dan orang banyak yang berjalan di depan-Nya dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, “Hosana bagi Anak daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosanna di tempat yang mahatinggi!” Ketika Ia masuk Yerusalem, gemparlah seluruh kota dan orang bertanya, “Siapakah orang ini?” Orang banyak menyahut, “Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.” (Mat. 21:1-11)
  • Mulailah Yesus masuk dalam penderitaan untuk disalib. Ketika Ia ditangkap dan diadili di hadapan mahkamah agama, Petrus tidak mengakui Gurunya ketika hamba perempuan imam besar mengatakan, “Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus orang Nazaret itu….Orang ini adalah salah seorang dari mereka…..Engkau ini pasti salah seorang dari mereka apalagi engkau seorang Galilea!" (Mrk. 14:66-70) Bagaimanapun juga Yesus mengasihi Petrus, orang Galilea, yang plin-plan dan tetap memakainya sebab Ia mati baginya. Petrus berubah total menjadi pemberani dalam memberitakan Injil setelah dipenuhkan Roh Kudus.

Introspeksi: beranikah kita mengaku orang Kristen tanpa malu-malu di muka umum?

  • Penderitaan Yesus berakhir dengan kematian dan Ia dikubur di kuburan Yusuf Arimatea yang menjadi muridNya juga (Mat. 27:57-60). Apa yang terjadi di hari ketiga? Ketika Maria Magdalena bersama perempuanperempuan lain menengok kubur pada hari minggu, seorang malaikat mengatakan kepada mereka, “Ia tidak ada di sini sebab Ia telah bangkit…segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia…” (Mat. 28:6-7) Mereka segera pergi ketika tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata, “Salam bagimu.” Mereka mendekati dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Kata-Nya, “Pergi dan katakanlah kepada saudarasaudara-Ku supaya mereka pergi ke Galilea dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” (ay. 8-10) Mengapa Yesus memilih Galilea bukan Yerusalem? Untuk mengingatkan mereka kembali (nostalgia) bahwa Galilea mendapat anugerah di mana terang Kristus bercahaya menerangi kehidupan gelap bangsa kafir.

Aplikasi: terang Kristus bercahaya di dalam kehidupan kita, bangsa Kafir, supaya di mana pun kita berada, terang kita dapat melihat dan dilihat oleh orang-orang di sekitar kita.

  • Apa yang dilakukan oleh para murid Yesus setelah Guru mereka tidak lagi bersamanya? Petrus dan rekanrekannya kembali menjala ikan di pantai danau Tiberias (Galilea) karena mereka perlu makan (Yoh. 21;2-3). Yesus yang telah bangkit dari kematian menampakkan diri dan menyuruh mereka menebarkan jala di sebelah kanan perahu dan mereka mendapatkan 153 ekor ikan (ay. 6,11). Ketika tiba di darat, mereka tidak berani bertanya siapa Dia. Yesus mengajak mereka makan roti dan ikan hasil tangkapan mereka (ay. 12). Setelah sarapan Yesus bertanya kepada Simon Petrus, orang Galilea, apakah dia mengasihi (agape) kepada-Nya. Tiga kali Petrus menjawab dengan jujur bahwa ia mengasihi (filio) Gurunya. Yesus dapat menerima dan menugaskan dia menggembalakan domba-domba-Nya (ay. 15-17).

Aplikasi: kita harus belajar berkata jujur kepada Tuhan dan kepada sesama dalam hidup nikah, keluarga dan bermasyarakat. Tuhan tidak menuntut banyak dari kita, Ia menerima kita apa adanya asal kita jujur kepadaNya. Dan Ia meminta kita untuk melayani domba-domba-Nya, jangan kita menolak dengan beribu alasan. Ingat, Ia pergi ke Surga untuk menyediakan tempat tinggal bagi kita (Yoh. 14:2-3), orang kafir yang beroleh keselamatan. Walau Ia pergi, kita tidak ditinggalkan sebagai yatim piatu (ay. 18) tetapi Roh Kudus diutus oleh Bapa (ay. 26) untuk memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). Dengan demikian kita menjadi mandiri dalam menyikapi Firman Tuhan, tidak mudah dipengaruhi oleh pengajaran-pengajaran ngawur yang memutarbalikkan Firman kebenaran.

  • Yesus berada di bumi selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya kemudian Ia naik ke Surga. Pada hari Pentakosta (10 hari setelah kenaikan-Nya ke Surga), semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tibatiba Roh Kudus turun dan mereka berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Waktu itu orang-orang Yahudi dari seluruh wilayah berkumpul di Yerusalem. Orang banyak yang berkerumun menjadi bingung ketika mendengar para rasul berkata-kata dalam bahasa mereka (Kis. 2:1-6). Kata mereka, “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?” (ay. 7)
  • Tabib Lukas menulis Kitab Kisah Para Rasul mengisahkan tentang orang-orang Galilea, termasuk Petrus dan para murid Yesus lainnya, saat mereka menyaksikan Yesus naik ke Surga. Sekitar 37 tahun setelah peristiwa tersebut, Petrus, orang Galilea, menulis surat (tahun 66-68) mengingatkan bahwa pada zaman akhir ini tampil pengejek-pengejek yang mempertanyakan janji kedatangan Tuhan Yesus (2 Ptr. 3:3-4).
  • Di hari-hari tuanya, Rasul Yohanes, orang Galilea, dikucilkan di Pulau Patmos. Dia menulis (tahun 90-96) pengalamannya tentang apa yang didengar dan dilihatnya. Dia mencatat hingga tiga kali mendengar suara “Sesungguhnya Aku datang segera” (Why. 22:7,12,20).

Introspeksi: bagaimana reaksi kita yang hidup di zaman milenial sekarang ini terhadap kedatangan Yesus kedua kalinya? Apakah kita percaya Ia akan datang dan kita bergairah menantikan-Nya? Ketika sangkakala berbunyi, sudahkah kita bersama keluarga siap menyongsong Dia di angkasa (bnd. 1 Tes. 4:16-17)?

Kita, bangsa kafir, bagaikan orang-orang Galilea yang sedang menantikan kedatangan Tuhan kembali. Apa yang harus kita lakukan? Yesus telah datang di tengah-tengah bangsa kafir untuk menyelamatkan kita, orang berdosa.

Oleh sebab itu bawalah diri untuk direkrut Tuhan menjadi milik-Nya dan beritakan Injil agar banyak domba tersesat datang kepada-Nya dan beroleh keselamatan seperti kita telah diselamatkan oleh-Nya. Amin.