HIDUP BERKELIMPAHAN
[Yohanes 10: 10]
Kamis, 2 Juli 2020, Ibu Lindawati Santoso
Selamat Pagi.
Shalom.
"Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." [Yohanes 10:10]
Ada dua anak kalimat dalam ayat tersebut:
A. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan
B. AKU datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Mana yang Anda pilih?
Ya! Kita jelas memilih bagian B:
AKU datang supaya mereka mempunyai hidup dalam segala kelimpahan.
Sekarang kita akan bersama memeriksa dalam tuntunan Roh Kudus:
1. Siapakah Aku ?
2. Siapakah mereka?
3. Apa arti hidup berkelimpahan dan bagaimana mencapainya?
Keterangan:
1. Siapakah Aku?
[Yoh 10: 11]
Aku disini menunjuk pada Tuhan Yesus yang tampil sebagai Gembala yang baik.
Mengapa Dia datang dan untuk apa Dia datang?
Karena dikatakan pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Artinya disini ada ancaman terhadap kehidupan domba-domba. Oleh sebab itu, Yesus, Gembala yang baik, datang untuk menghadapi ancaman itu. Dia tampil all-out, Dia lakukan segala sesuatu demi membela, menyelamatkan domba-domba-Nya, sampai nyawa-Nya pun Dia berikan.
Disebut Gembala yang baik, Kebaikan-Nya bukan sebatas memelihara, mengayomi, tapi sampai menyerahkan nyawa-Nya.
Tertulis jelas dalam [Yoh 10: 11b]:
"Gembala yang baik memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya.”
Kita berhenti sejenak. Masih ingatkah kita dalam waktu yang lampau, Gembala yang baik dating menolong Anda? Mungkin waktu itu hidup nikah Anda diambang kehancuran, ekonomi terpuruk, ancaman maut dari sakit atau kecelakaan, dsb? Apakah kita ingat apa yang sudah Dia perbuat?
Kurban Kristus telah menyatakan Kuasa-Nya melepaskan kita dari segala ancaman yang bisa mematikan itu.
Secara universal, jelas Kurban Kristus di Salib sudah membawa keselamatan bagi semua orang yang percaya seperti tercantum dalam ayat yang sangat terkenal, [Yohanes 3:16]:
".......supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Bagaimana Anda mengalami Kuasa kurban Kristus?
Kalau sampai saat ini, hidup pribadi atau hidup nikah kita bersama keluarga, hidup ibadah dan pelayanan, sampai hidup jasmani kita pun terpelihara dengan baik, semuanya itu harus kita akui jujur, oleh karena Kekuatan, Kedahsyatan Kuasa Kurban Kristus yang bekerja dalam hidup kita. Amin.
2. Siapakah mereka itu?
[Yoh 10: 14]
"Akulah Gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.”
Disini ada suatu tanda kepemilikan terhadap domba-domba itu.
Bagaimana tanda kepemilikan itu?
a. Ada hubungan saling kenal yang dalam/ hubungan intim.
[Yoh 10: 14]
Mengenal disini artinya tau lebih dalam, mengingat, bisa membedakan.
b. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku.
[Yoh 10: 27]
Mendengarkan disini artinya dengar-dengaran, taat. Karena dengar-dengaran dan taat maka mereka mengikut Aku. Dan Aku mengenal mereka. Gembala yang baik mengenal domba-domba-Nya di dalam ketaatan, di dalam dengar-dengaran/ taat terhadap Suara-Nya.
c. Gembala yang baik itu mengenal domba-domba-Nya dengan memanggil masing-masing menurut namanya.
Adalah suatu hal yang luar biasa bahwa Dia sangat kenal domba milik-Nya dan Dia memanggil masing-masing menurut namanya.
d. Domba-domba itu mengikut Aku.
Percaya sepenuh, pasrah sepenuh pada tuntunan Gembala yang baik, sebab sudah tercipta hubungan yang intim, saling mngenal, ada ketaatan pada Suara-Nya.
Sekarang, mari kita renungkan, apakah Anda sudah bisa dikatakan sebagai domba-domba-Ku?
Kita menyandang tanda kepemilikan itu?
Masa pandemi ini juga bisa dikatakan masa tenang. Masing-masing kita sebenarnya diberi Tuhan waktu yang lebih longgar dibanding kesibukan sehari-hari jadwal biasanya.
Suami yang biasanya kerja mungkin lima hari seminggu, full sampai malam, juga anak-anak kita yang sibuk dengan kegiatan sekolah sampai sore dsb.
Sekarang tidak lagi. Apakah kita sudah menggunakan masa-masa tenang ini, justru untuk makin melekat dengan Tuhan? Khusus sediakan waktu untuk memiliki hubungan intim dengan Tuhan, melalui doa, membaca Alkitab, mendengarkan Firman Tuhan, menyanyikan pujian bagi Dia. Menyediakan waktu khusus dimana kita bisa bersekutu dengan kekasih kita dalam suatu penyembahan, mungkin mandiri, atau bersama pasangan, anak-anak dsb; dalam kesatuan keluarga? Ini adalah kesempatan emas yang Tuhan sediakan dan kita sambut dengan hati bersyukur. Belum pernah mungkin kita alami sebelumnya.
Sebaliknya, bagi kita, bila kita tidak miliki hubungan intim dalam kesatuan dengan Gembala yang baik itu, maka masa ini bisa adalah suatu kebosanan, jenuh, penuh rasa khawatir, cemas. Semua serba tidak pasti, abu-abu dan menggelap.
Memang untuk menyediakan waktu khusus dengan Tuhan, harus ada suatu kerinduan hati yang dalam, bukan peraturan/ paksaan, tetapi oleh tarikan Kasih Setia-Nya dan kita rela, ada harga yang harus kita bayar.
Dalam masa pandemi yang terasa berat ini, si pencuri, si jahat itu berusaha pertama mencuri damai sejahtera, pengharapan iman kita, sehingga kita jadi lemah untuk kemudian lebih lanjut sipencuri itu membunuh dan membinasakan.
Yakinilah dengan iman. Ada seorang Gembala yang baik yang siap menghadapi ancaman apapun demi keselamatan domba milik-Nya.
3. Hidup berkelimpahan.
Pernyataaan ini bertolak belakang dengan keadaan dunia yang sedang goncang, mencekam, hampa harapan. Nah, di sinilah ujian Iman kita.
Apakah kita mau percaya penuh pada Janji Firman Tuhan yang diucapkan oleh Gembala yang baik itu, ataukah kita menganggap pernyataan Tuhan itu hanya sebagai tulisan huruf mati, sekedar suatu khotbah/ cerita dsb?
Kalo kita sudah mengenal intim dengan Gembala itu, makin melekat dengan Dia, setia mentaati, mendengar dan mengikut jalan-Nya, maka kita akan miliki Janji Hidup Berkelimpahan yang disampaikan oleh Gembala yang baik itu: “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku." [Yohanes 10: 28]
Hidup Berkelimpahan artinya menyangkut hidup di bumi ini sampai pada kekekalan. Kalau Tuhan janjikan hidup kekal, bagaimana mungkin Dia tidak bisa memelihara hidup kita yang cuman sementara di bumi ini?
Artinya kita aman di dalam genggaman Tangan kasih Tuhan.
"Tidak seorangpun bisa merebut mereka dari TanganKu".
Apakah kita masih mau mencari perlindungan yang lain?
Bagaimana respon anda menerima berita ini?
Respon mereka yang berhikmat adalah percaya sepenuh untuk sungguh-sungguh mengalami Janji Firman tersebut menjadi suatu kenyataan dalam waktu-Nya.
Tetapi respon dari mereka yang tidak berhikmat adalah menganggap hanya sebuah cerita, sekedar omongan dsb; dan akibatnya, mereka ini jelas tidak terima apa apa, kosong.
Meresponlah dengan berhikmat.
Percayalah! Bukan sekedar percaya tapi percayalah! Ini suatu seruan, perintah. Harus ada suatu tindakan. Tindakan mempercayakan diri kepada Dia yang berfirman. Caranya fokus hanya kepada Dia. Fokus kepada suara Firman. Bukan fokus pada keadaan sekeliling kita.
Jangan sampai terjadi tragedi seperti pada murid-murid Yesus.
"Yesus bangkit dari kubur. Perempuan-perempuan itu melihat dan menceritakan kepada murid-murid-Nya tapi mereka menganggap itu seakan akan omong kosong dan mereka tidak percaya." [Lukas 24: 9, 11]
Selama bersama mereka, sudah berulangkali Dia nyatakan tentang Kematian dan Kebangkitan-Nya.
Tapi saat kebangkitan itu benar-benar terjadi, murid-murid tidak percaya bahkan menganggap berita dari perempuan-perempuan itu omong kosong belaka. Itu suatu tragedi yang tragis.
Mari kita mau datang pada Gembala yang baik itu dengan sepenuh iman dan penyerahan diri, sebab hanya Dia, Tuhan Yesus Kristus, yang bisa kita percayai dalam setiap Janji-Nya, Ya dan Amin.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Amin
Anda dapat melihat rekaman Video Ibadah secara lengkap DISINI