K A S I H
(1KORINTUS 13)
Sebelum berbicara tentang Kasih yang ditulis dalam 1 Korintus 13, baik kalau kita mengetahui tentang Surat 1 Korintus. Surat 1 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus yang ditujukan pada sidang di Korintus.
Kota Korintus adalah kota metropolitan (kota besar) dan kota pelabuhan, hingga merupakan kota dagang yang kaya raya, tetapi di kota itu banyak terdapat penyembahan berhala dan amoralitas. Sebelum bertobat, mereka menyembah Poseidon, dewa laut dan Aphrodite, dewi cinta, dengan 2000 imam-iman wanita, di mana salah satu ritual keagamaannya adalah melakukan seks bebas dengan para pelayan wanita tersebut.
Gereja di Korintus terbentuk pada perjalanan Paulus yang kedua. Sebagian besar anggotanya berasal dari orang-orang kafir, dengan latar belakang yang ditunjukkan dalam 1 Kor 6:9-10, “Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, pemburit (LGBT), pencuri, orang kikir, pemabuk, penfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah”. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu.
Latar belakang itu kemudian menimbulkan banyak masalah dalam gereja di Korintus. Pada perjalanan ketiganya, Rasul Paulus, yang saat itu sedang berada di Efesus, menerima utusan dari Korintus. Dari utusan itu Paulus mendengar masalah-masalah yang terdapat di sidang tersebut:
1. Adanya perpecahan dan perselisihan dalam sidang. Beberapa dari mereka menyatakan sebagai pengikut Paulus, sebagian lagi sebagai pengikut Petrus dan yang lain lagi adalah pengikut Apolos…. Masing-masing merasa bangga dengan pengajaran guru mereka, masing-masing mereka merasa diri lebih berhikmat dan berpengetahuan daripada yang lain, ada kesombongan dan kebanggaan diri secara intelektual, (intellectual pride) (1Kor 3:4,18 )
2. Ada amoralitas dan penyembahan berhala. Percabulan. Terdapat seorang yang melakukan seks bebas dengan istri ayahnya, kemungkinan dengan ibu tiri (1Kor 5:1). Sangat besar kemungkinan terjadi hal tersebut disebabkan karena latar belakang mereka, hingga penyembahan berhala & percabulan sudah merupakan hal yang biasa, bukan suatu perbuatan dosa. Hal itu mengakibatkan banyak pernikahan menjadi kacau dan berantakan.
3. Menyalahgunakan kebebasan: makan makanan yang dipersembahkan pada berhala.
4. Main hakim sendiri. Masalah-masalah yang sebenarnya dapat ditangani di gereja di antara orang beriman, diserahkan pada orang yang tidak beriman (1Kor 6:1)
5. Cara-cara ibadah: Penggunaan Perjamuan Kudus, didahului dengan makan-makan, hingga mabuk, sedangkan yang lain lapar (1Korintus 11:21), selain itu, peran wanita di dalam gereja juga masih kacau.
Tujuan Surat Korintus pertama ditulis adalah: (1) mengenali masalah-masalah yang ada dan menawarkan solusinya. (2). Mengajar orang-orang percaya bagaimana hidup bagi Kristus di tengah-tengah masyarakat yang rusak.
Dalam 1 Korintus 1-11 Paulus menyatakan masalah-masalah yang ada dan menawarkan penyelesaiannya, 1 Korintus 12 adalah tentang rupa-rupa karunia tanpa kasih, Pasal 13 adalah tentang kasih yang sesungguhnya dan Pasal 14 adalah karunia yang disertai kasih. Tuhan memberikan karunia, sebenarnya untuk kepentingan sidang jemaat yang merupakan tubuh Kristus, bukan untuk kepentingan pribadi, tak ada karunia yang satu lebih penting/indah dari pada karunia yang lain. Karunia tanpa kasih sama sekali tak ada gunanya. Kasih membuat semua karunia yang kita dapatkan menjadi berguna dan indah.
Kata “Kasih” dalam Bahasa Yunani sebenarnya ada empat macam.
1. Eros; adalah kasih yang disertai nafsu, ketertarikan, emosi, reaktif, ketergantungan. Sebenarnya kasih ini tidak jelek juga, kasih tersebut menyebabkan ketertarikan antara suami istri, pria – wanita, hubungan yang tergantung “dependent” bila tak lagi ada eros, (di luar Tuhan) hubungan akan retak.
2. Epithumia adalah istilah nafsu yang buruk, misalnya ketertarikan seks sejenis. Atau seks yang tidak wajar.
3. Philadelphia: berasal dari kata “Phila” yang berarti “kasih”, dan “adelphia” yang berarti “saudara”, kasih antara sahabat yang punya kesukaan yang sama. Bersimpati dan berempati. Kasih dapat bertumbuh menjadi keeratan, hubungan kejiwaan yang erat dan bersifat mengambil dan memberi (saling, berbalas-balasan , take and give) dan saling membutuhkan (Interdependent).
4. Agape; jarang dipakai karena jarang didemonstrasikan. Cinta kasih, pemberian perhatian, (suatu aksi yang dilakukan, dengan rela dan sengaja, karena kemauan, karena niat/keputusan)….. Ingat percakapan Yesus dan Petrus, di mana Yesus selalu menggunakan Agape, sedang Petrus selalu menggunakan Philio. (Yoh 21:15-19)
• Agape adalah Kasih yang memberi perhatian pada orang lain. Bukan karena ketertarikan,bukan pula karena saling membutuhkan (interdependent) saling memberi kasih. Tapi merupakan kegiatan (sikap, aksi) yang dilakukan dengan kesengajaan dan dengan kehendak yang rela. Seorang yang mengasihi dengan kasih ini, disebabkan karena mereka melihat orang tersebut memerlukannya bukan demi keuntungan si pemberi kasih. Agape merupakan satu-satunya kasih yang dapat diperintahkan. Eros dan Philadelphia tidak bisa diperintah, dan Yesus memerintahkan kita untuk menggiatkan kasih agape ini.
• agape adalah perintah Allah.
"Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu dan hukum yang kedua adalah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini” (Markus12:30-31) Kata kasih disini menggunakan kata Agape.
• Agape adalah kasih Allah. Dia mengasihi kita bukan karena tertarik pada kita atau karena kita menyenangkan. Tapi memang karena Dia memang mengasihi kita. Dapat digambarkan seseorang yang mengasihi seorang budak belian, yang tidak dikasihi dan tidak diperhatikan seorangpun.
• Agape adalah kasih yang disertai pengorbanan, kasih yang mau membayar harga bagi seseorang. Kasih Agape inilah yang ditunjukkan Yesus bagi kita, mengasihi saat kita masih berdosa dan tidak layak, dengan penuh pengorbanan.
• Agape adalah kasih yang diajarkan dalam 1 Korintus 13.
1 Korintus 13: 1-3
“Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan Bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku”.
Kepandaian berbahasa, memiliki banyak karunia, ilmu pengetahuan, iman yang memindahkan gunung, suka melakukan kegiatan amal seperti membagikan segala sesuatu, membiarkan diri dibakar (seperti melakukan bom bunuh diri), dll, tanpa kasih, semua sia-sia. Kepandaian berbahasa, bernubuat, iman untuk memindahkan gunung, beramal, suatu kali akan terhenti. Paulus mengajarkan agar kita tidak ingin yang sementara, yang akan hilang, tapi agar kita hanya meningingkan dan mengejar yang kekal ialah KASIH.
Bahasa roh akan berhenti, pengetahuan akan lenyap, ….. yang tinggal adalah iman, harap dan kasih, yang terbesar adalah KASIH! Mengapa? Karena Kasih adalah Allah sendiri. Firman Tuhan mengajarkan kita agar kita tidak beriman dan berharap pada hal-hal yang tidak kekal, pada makanan dan pada mujizat, tapi pada Yesus, Mesias yang memiliki Firman yang hidup dan kekekalan… rindukanlah pada Roti yang hidup yang dapat memberikan hidup yang kekal.
(bersambung)
---===o0o===---