Minggu lalu kita kembali beribadah secara online. Penyebaran COVID varian baru (delta) ternyata lebih cepat dibanding dengan virus sebelumnya; apalagi jika kita tidak menuruti prokes yang telah ditetapkan dengan tepat. Hampir semua rumah sakit penuh nyaris tidak dapat menampung pasien baru. Lalu apa yang dapat kita lakukan? Bagaimana sikap kita menghadapi keadaan ini?
Firman Tuhan Minggu lalu memunculkan dua orang sedang mengalami penyakit parah yang hampir mematahkan harapan untuk sembuh. Yesus sedang berada di antara orang-orang yang berdesak- desakan mengikuti-Nya. Seorang perempuan yang sudah 12 tahun sakit pendarahan tidak juga mendapat kesembuhan walau hartanya sudah habis dipakai untuk berobat. Dengan tubuh lemah dia berusaha menerobos kerumunan untuk mendekati Yesus. Tangannya terus terulur berusaha mencapai jumbai jubah-Nya. Mungkin berkali-kali dicobanya dan gagal tetapi dia terus melakukannya. Dia berkeyakinan jika tangannya berhasil memegang jubah-Nya dia akan sembuh. Tentu usaha itu tidak dilakukannya dengan mudah. Badannya makin lemah kehabisan darah tetapi ia tidak putus asa untuk terus mencoba menjamah ujung jubah-Nya.
Yesus sebenarnya sedang menuju rumah Yairus untuk anak perempuannya yang sakit hampir mati tetapi terhalang oleh kerumunan orang banyak yang berdesak-desak. Yesus mendadak berhenti. Ia melihat sekeliling-Nya dan bertanya, “Siapa menjamah Aku? Aku merasa ada kekuatan keluar dari diri- Ku!” Yairus, kepala rumah ibadat itu sudah tidak sabar lagi…anaknya hampir mati. Tiba-tiba seorang dari keluarga Yairus datang memberitahu bahwa anaknya sudah meninggal dan mengatakan agar Yairus tidak lagi menyusah-nyusahkan Yesus. Masihkah ada harapan? Semua tampak sudah final dan Yesus sepertinya terlambat datang. Namun kata-kata Yesus memberinya pengharapan, “Jangan menangis, anakmu tidak mati, dia hanya tidur.”
Bagaimana sikap Anda bila Anda menghadapi hal serupa? Kita tahu akhir dari kisah dua orang tersebut, perempuan yang mengalami 12 tahun pendarahan sembuh dan anak Yairus yang meninggal hidup kembali. Kedua orang yang nyaris putus asa itu telah memberi pelajaran bagi kita bahwa seberat apapun masalah yang kita alami, kita yakin mendapat pertolongan jika kita menghampiri Tuhan. Yang penting kita harus mempunyai IMAN YANG BERKOMITMEN dan KONSISTEN! Berkomitmen artinya tetap beriman teguh bahwa Tuhan mampu melakukan segala sesuatu dan konsisten artinya iman itu tidak tergoyahkan apapun yang terjadi! (Red.)