• Editorial 809, 18 April 2021

Telah bertahun-tahun Simon menekuni pekerjaan itu….sebagai seorang penjala ikan yang berpengalaman. Dari ayahnya dia mendapat ilmu. Dia tahu jam-jam untuk menangkap ikan dan tempat-tempat untuk mendapatkan ikan- ikan namun semalam-malaman dengan semua pengetahuan dan pengalamannya sebagai penjala ikan, ia gagal menangkap seekor pun.

Tiba-tiba saja Yesus datang dan naik ke dalam perahunya. Ternyata banyak orang berbondong-bondong mengikuti- Nya. Mereka takjub mendengar perkataan Yesus yang penuh kuasa juga melihat Ia membebaskan orang yang kerasukan setan dan menyembuhkan orang sakit. Dari atas perahu Ia kemudian mengajar banyak orang. Selesai mengajar, Yesus menoleh kepada Simon dan berkata, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon yang saat itu frustrasi atas kegagalannya menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa.” Simon berusaha menerangkan bahwa ia telah berusaha keras dengan menggunakan segala pengetahuan dan pengalamannya tetapi gagal. Kemudian dia melanjutkan, “…..tapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga…..”

Simon begitu terpana…..! Ketika ia melakukan apa yang diperintahkan Yesus, mereka menangkap sejumlah besar ikan sehingga jala mereka mulai koyak! Betapa dahsyat perintah yang diberikan-Nya! Perintah yang melebihi segala pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam penangkapan ikan! Dia tiba-tiba merasa dirinya bukan apa- apa – begitu tidak mampu dan gagal tanpa perintah Gurunya yang kedengaran tidak masuk akal sebab Ia bukan seorang penjala ikan. Kakinya mulai gemetar melihat hasil yang didapatnya lalu dia tersungkur sambil berseru, “Tuhan….. pergilah dari padaku karena aku ini seorang yang berdosa.” Dia merasa benar-benar tidak berlayak di hadapan-Nya sebagai orang yang telah gagal dalam bidang yang menjadi kemampuannya. Dia kemudian mendengar Gurunya berkata, “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjadi penjala manusia.” Kegagalan Simon Petrus ternyata dipakai Tuhan untuk memilihnya bukan lagi sebagai penjala ikan yang hanya bersifat sementara tetapi sebagai penjala manusia yang bersifat kekal…

Tuhan pun dapat memilih kita dalam kegagalan kita untuk menjadi “penjala ikan” bagi-Nya. Untuk itu diperlukan suatu kesadaran bahwa keberhasilan yang kita dapatkan bukan tergantung dari kepandaian dan kemampuan kita tetapi dari ketaatan melakukan perintah-Nya!