Yesus sangat berduka ketika berkata kepada murid-murid-Nya, “Sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Murid-murid menjadi bingung, memandang seorang kepada yang lain siapa kira-kira yang dimaksud Yesus. Ketika Yohanes bertanya dan Yesus memberinya tanda, ia tidak mengerti bahkan tidak seorang pun mengerti siapa orangnya. Ketika Yudas pergi untuk melaksanakan niat jahatnya, mereka masih juga tidak mengerti.

Yesus kemudian berkata, “Aku hanya tinggal sebentar saja bersama dengan kamu karena Aku akan pergi ke tempat yang tak mungkin kalian ikuti…” Semua murid makin sedih dan bingung. Yesus kemudian berpesan kepada Petrus seperti seorang ayah memberikan pesan terakhir kepada anaknya, “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat ikut sekarang, Petrus, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.” Petrus begitu sedih dan penasaran, ia menegaskan bahwa dia akan tetap mengikuti Yesus, Guru yang dikasihinya, sekalipun untuk itu ia harus mati. Namun Yesus menjawab, “Sesungguhnya sebelum ayam berkokok engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”

Kata-kata Yesus terakhir membuat Petrus benar-benar tertempelak! Hatinya begitu gelisah dan galau. Akankah dia menyangkali orang yang selama ini terus diikutinya, seorang yang dikasihi dan dikaguminya? Akukah orang yang dimaksud Yesus yang akan mengkhianati-Nya? Mungkin murid-murid lain juga berpikir dan menduga-duga “Petruskah orangnya?”. Suasana menjadi begitu tegang dan menggelisahkan!

Di saat itulah Yesus memberikan kata-kata yang sangat menguatkan, “Jangan gelisah hatimu, percayalah kepada Allah dan percayalah juga kepada-Ku…” Ia menyatakan bahwa Bapa-Nya mempunyai banyak tempat tinggal dan Ia akan pergi untuk menyediakan tempat bagi mereka kemudian datang kembali membawa mereka ke tempat di mana Dia pergi untuk tinggal bersama mereka selamanya.

Suatu pernyataan yang begitu indah! Di saat kegalauan ada di depan mata dan saat akan ditinggalkan sehingga murid-murid tidak lagi bersama-Nya, hanya satu kata yang membuat murid-murid kuatPercayalah kepada Bapa dan percayalah juga kepada-Ku!”

Semua dari kita pernah gagal. Dari pernyataan-Nya, Yesus ingin menyatakan seberapa besar kegagalan kita mencintai-Nya tidak akan menghentikan kasih karunia-Nya untuk tetap menjamin dan memperbaiki keadaan kita. Pengampunan-Nya cukup besar untuk menghapus segala dosa kesalahan kita, menolong kita serta memberi kita jaminan kekekalan…. Ia hanya meminta: Percayalah kepada Bapa dan kepada-Nya!!!