Kita semua adalah para informan! Itulah yang kita pelajari dari Firman Minggu lalu. Apakah atau siapakah informan yang dimaksudkan itu? Informan adalah orang yang memberikan infor-masi atau seorang narasumber, kata Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Saat kita melayani Dia dalam menyampaikan khotbah, menyanyi di paduan suara, memainkan musik, bersaksi bahkan berperilaku, kita memberi-takan apa saja tentang Pribadi Yesus juga kese-lamatan yang kita peroleh dari-Nya.

Ada begitu banyak ayat menyatakan dengan jelas tugas yang harus kita lakukan seperti: memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus (Kis. 10:36); memberitakan Kerajaan Surga sudah dekat (Mat. 10:7); memberitakan Firman….baik atau tidak baik waktunya (2 Tim. 4:2) dan masih banyak lagi.

Namun sayang, selain dapat memberikan petunjuk dan arahan untuk sesuatu yang baik, yang menguatkan dan memberi hiburan, informasi ternyata dapat pula menyesatkan dan mengarah pada kehancuran.

Ada begitu banyak contoh informan dalam Alkitab yang dapat kita baca:

Nabi-nabi zaman dahulu memberikan informasi tentang kelahiran dan kesengsaraan-Nya bagi manusia. Yohanes Pembaptis menginformasikan bahwa Dia sudah ada di tengah-tengah mereka, “Lihatlah, Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Namun Yudas, salah seorang murid-Nya menginformasikan, “orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.”

Alkitab memperingatkan kita bahwa ada “informan-informan” palsu yang memberitakan Injil lain yang harus kita waspadai.

Informasi seperti apa yang telah kita berikan kepada sesama? Yang murni atau yang palsu? Yang menguatkan atau yang melemahkan? Membawa berita keselamatan atau kesesatan yang mem-binasakan? Membangun atau menghancurkan? Menyedihkan atau menghibur?

“Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita yang mengabar-kan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!” (Yes. 52:7)

(Red.)