Shalom,
Minggu kemarin Kaum Muda melantunkan lagu yang mengingatkan kita bahwa apa pun kegiatan yang kita lakukan dan pengurbanan yang kita berikan, jika tanpa kasih, semuanya akan sia-sia (1 Kor. 13).
Suasana kasih makin terasa ketika ibu Hana bersaksi bersama dua wanita lain. Mereka bertiga melambangkan kasih yang terjalin tanpa melihat perbedaan. Ibu Hana, wanita Kristen lanjut usia, suku Tionghoa dengan dr. Sharon, wanita paruh baya, berkebangsaan Amerika dan Laila, wanita muda belia, suku Sunda dan seorang Muslim. Mereka bertiga bergandengan tangan di atas mimbar menyaksikan bagaimana Tuhan telah menyatukan mereka dalam usaha mempersatukan para pemuda bangsa yang terdiri dari aneka ragam latar belakang baik suku maupun agama.
Kesaksian mereka mendapat sambutan hangat dari jemaat dengan tepukan ta-ngan meriah. Ini membuktikan betapa kita semua merindukan agar persatuan dan kerukunan di Indonesia tetap solid. Bukankah akhir-akhir ini Indonesia di-landa kesedihan mendalam bukan hanya karena bencana-bencana yang menghancurkan tetapi juga perpecahan karena beda etnis dan kepercayaan?
Kesaksian mereka diakhiri dengan permohonan doa agar misi persatuan mereka berhasil dan Indonesia dapat bersatu penuh dengan kedamaian!
Firman Tuhan mengonfirmasi kerinduan kita semua.
“…hiduplah di dalam kasih sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” (Ef. 5:1)
(Red.)