Editorial

Shalom,

Kebaktian Minggu lalu diramaikan dengan anggota Paduan Suara berseragam kaos  T-shirt putih dengan tulisan biru “One Spirit, One Heart, One Voice”.

Dengan hati membara mereka menyanyikan bersama-sama:

Kita hadir di sini, tapi kita satu,

Di dalam Tuhan tidak ada yang putih tidak ada yang hitam,

Kita bersaudara di dalam Dia, karena percaya

Yesus Tuhan, Yesus Raja mahakuasa

Haleluya… Haleluya… haleluya… Haleluya…

Kita juga melihat videoklip kegiatan mereka: satu dalam olah raga, satu dalam doa, satu dalam mendengar Firman Tuhan, satu dalam latihan paduan suara…

Ada sebuah kiriman WA yang berbunyi: kehidupan bagaikan deretan tuts piano: KEBAHAGIAAN putih KESEDIHAN hitam tetapi di tangan TUHAN putih atau hitam telah dirancang menjadi alunan melodi yang indah…              

Namun kali ini biarlah kita melihat semua anggota Paduan Suara bagaikan sebuah piano sedang membunyikan suara mereka yang berbeda-beda. Ada sopran, mezzo-sopran, Alto, Tenor, Bariton dan Bass. Kita tidak melihatnya sebagai tuts hitam atau putih namun paduan dari nada-nada berbeda tetapi harmonis bila disuarakan… lebih indah lagi karena suara yang disatukan tersebut dipakai untuk memuliakan Tuhan!

Firman Tuhan yang disampaikan Minggu lalu lebih meneguhkan bahwa yang mempersatukan adalah Yesus Kristus yang adalah damai sejahtera. Dengan demikian, yang dahulu “jauh” menjadi “dekat” oleh Darah-Nya! (Ef. 2:13-14).

Bersatu trus sampai Tuhan datang… Bersatu trus sampai Tuhan datang, bersatu, bersatu, bersatu selamanya, bersatu trus sampai Tuhan datang… lalalalala… (Red.)