Editorial

Ketika Pembicara memberitakan Firman Tuhan bertemakan “BERAKAR DI DALAM KRISTUS DAN DIBANGUN DI ATAS KRISTUS,” (Kol. 2:7) kita membayangkan kehidupan kita bagaikan sebuah biji yang darinya keluar akar yang masuk ke dalam tanah lalu mencari air dan zat-zat yang dibutuhkan untuk bertumbuhnya pohon itu. Makin tinggi batang pohon itu, makin diperlukan akar kuat menembus tanah yang dalam sehingga cengkeraman akar itu kukuh menyangga pohon yang akan tumbuh. Selain akar, kita mempunyai batang yang tumbuh ke atas dan daun-daunnya mengolah bahan makanan dengan bantuan sinar matahari agar kita dapat berbunga dan berbuah lebat! Pertama tumbuh ke bawah kemudian tumbuh ke atas. Betapa indahnya! (Red.)

Beberapa saat aku merenungkan ayat “berakar di dalam Dia”. Teringat olehku akan sebuah postingan di YouTube bagai-mana seorang menyemai pokok kurma. Aku menyaksikan bagaimana biji yang awalnya hanya sebuah bulatan kecil dibersihkan, diletakkan di antara kapas yang dibasahi kemudian mengeluarkan kecambah sebagai calon akar pohon itu. Ketika disemaikan dalam tanah, akar itu menembus ke dalam tanah dan selang beberapa hari muncullah tunas hijau yang tumbuh ke atas dan akan menjadi pohon.

Jika Tuhan memerintahkan “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia (Tuhan) dan dibangun (bertumbuh) di atas Dia”, bukankah setiap orang diumpamakan seperti sebuah biji yang tampak mati namun mempunyai kehidupan dan kemampuan untuk tumbuh menjadi pohon baru yang akan mengeluarkan buah berlipat ganda?

Aku melihat diriku sendiri dalam biji itu! Ketika sesuatu yang kecil dalam diriku merindukan sedikit air yang kubutuhkan, ketika mulai tumbuh memasuki tanah… mencari lebih banyak air lagi… makin dalam dan makin dalam… tak seorang pun dapat melihatnya karena akar tumbuh ke “dalam” tanah. Ternyata yang “di dalam” menentukan “yang diluar”. Keberhasilan kita sebagai anak Tuhan dan pelayan-Nya atau kegagalan kita ditentukan oleh “manusia yang di dalam” kita. Sudahkah akar kita di dalam Dia sehat oleh aliran sungai-Nya atau terganggu tikus/serangga yang merongrong hidup “batiniah kita”? Mazmur mengatakan, “Tumbuhan yang tertanam di tepi aliran air itu akan mengeluarkan buah pada musimnya dan tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil! (vs)