• Editorial 941, 3 Desember 2023

“Mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.” Mazmur 69: 22

Raja yang Ternistakan…. 

Mazmur 69 ditulis oleh Daud, seorang raja yang banyak mengalami penindasan dan kesengsaraan. Banyak yang membenci dia, menginginkan takhtanya, mengejar-ngejar dia untuk diambil nyawanya. Pada ayat-ayat pertama Raja Daud menyatakan keputusasaannya; Ia menantikan belas kasihan tetapi sia-sia, Ia menantikan penghibur-penghibur tetapi tidak didapatinya. Musuh-musuhnya memberinya makan racun dan ketika dia haus, mereka memberinya anggur asam….. Daud merasa sebagai seorang raja tetapi dinistakan.

Apa yang ditulis dan dirasakan Daud ternyata menyuarakan seorang “Raja Agung yang juga ternistakan” dan datang dua ribu tahun setelah nyanyian itu ditulis. Raja yang menderita dan mati disalib sebagai “Anak Domba Allah” untuk menebus dan menyelamatkan manusia yang berdosa. Daud menubuatkan Yesus, Anak Allah yang mengecap anggur asam bagi kita agar kita kelak dapat minum air kehidupan-Nya.

Paulus juga mengalami hal yang sama. Saat memberitakan tentang Kerajaan Allah dia dirajam dan disangka telah mati namun ia kemudian bangun dan kembali memberitakan keselamatan dari Tuhan. Ia bahkan menasihati jemaat supaya mereka bertekun dalam iman dan mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara (Kis. 14:22).

Namun kisah perjalanan kita tidak berhenti sampai di situ. Walau didahului oleh sengsara dan penderitaan seperti dialami Daud, hidup kita kelak akan penuh dengan nyanyian syukur yang mengagungkan Dia sebab Allah telah menyelamatkan kita.

Firman Tuhan ternyata merupakan bekal kehidupan kita semua. Kebaktian Minggu kemarin merupakan kebaktian persekutuan Kristus Gembala-Ajaib yang bersuasanakan Kerajaan Surga karena saat itu dilaksanakan penyerahan tiga anak kecil “pembawa Kerajaan Surga” juga tahbisan imam-imam baru.

Selamat datang adik-adik mungil di rumah Tuhan! Dan selamat melayani bagi imam-imam baru di rumah Tuhan! Penyerahan diri disambut oleh nyanyian Paduan Suara: “itulah yang kumohon….., pakaiku ya Tuhan untuk menyaksikan kasih-Mu dan memuji-Mu…” (Red.)