Editorial
Shalom,
Firman minggu lalu menasihati agar kita tidak mengikuti jalan dunia ini, tidak hidup dalam keinginan daging, pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa. Surat Galatia menyebutkannya seperti: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora… semuanya tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah (Gal. 5: 19-21). Sebaliknya, marilah kita hidup dalam keinginan Roh yang sama sekali bertentangan dengan hal-hal di atas, seperti: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri (Gal. 5: 22).
Jika kita mendalami lebih jauh tentang buah Roh di atas, kita melihat bahwa semua itu terdapat dalam Yesus!
Buktinya? Bukankah Allah adalah ka-sih dan Yesus adalah wujud kasih itu? (Yoh. 3:16); sukacita ada dalam Yesus (Yoh. 15:11); damai sejahtera ada dalam Yesus (Yoh. 14:27); kesabaran ada dalam Yesus (1 Tim. 1:16); kemurahan ada dalam Yesus (Rm. 11:32); kebaikan ada dalam Yesus (Ef. 2:7); kesetiaan ada dalam Yesus (Rm. 3:3); kelemahlembut-an ada dalam Yesus (Mat. 11:29), pe-nguasaan diri-Nya ditunjukkan saat Yesus dicobai iblis dan saat Dia disengsarakan.
Karakter semacam itu tidak mungkin kita dapatkan apabila kita tidak “menyatu dengan Kristus” karena sebagai ranting tak mungkin kita dapat berbuah bila tidak menyatu dengan pokoknya (Yoh. 15:2). Oleh sebab itu jika kita ingin memiliki sifat-sifat dari buah Roh tersebut, tidak ada jalan lain kecuali kita menyatu dengan Kristus. (Red.)