Dan orang akan berkata: "Sesungguhnya ada pahala bagi orang benar, sesungguhnya ada Allah yang memberi keadilan di bumi." Mazmur 58:11
Merdeka! Di hari-hari perayaan kemerdekaan Indonesia, pemerintah memberikan apresiasi tinggi untuk para pahlawan yang berkontribusi besar terhadap kemerdekaan Indonesia. Pahlawan yang masih hidup pun mendapatkan perlakuan baik dari negara. Berbeda dengan yang dialami Daud.
Daud pertama kali bersinar saat perang menghadapi orang Filistin. Dengan perkenanan Tuhan, Daud dapat mengalahkan Goliat, pahlawan orang Filistin di saat ratusan ribu tentara Israel gentar. Singkat cerita, Daud adalah pahlawan bagi orang Israel. Namun, seiring berjalannya waktu pemerintah dan masyarakat Israel malah memburu Daud.
“Sungguhkah kamu memberi keputusan yang adil, hai para penguasa? Apakah kamu hakimi anak-anak manusia dengan jujur?” merupakan luapan jeritan hati Daud di awal Mazmur 58. Seruan tersebut mewakili kekecewaan Daud yang seharusnya dapat dinobatkan sebagai ‘pahlawan’ namun justru diburu oleh penguasa bangsa Israel karena kepentingan politik.
Melalui Mazmur 58, Daud mengingatkan bahwa keadilan manusia tidak benar-benar adil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Adil” berarti sama rata dan tidak berat sebelah. Namun persepsi manusia tentang ‘sama rata’ sangatlah terbatas. “Sama rata” belum tentu adil dan persepsi tersebut dapat mengaburkan keadilan yang sebenarnya.
Dalam kondisi terjepit menghadapi ketidakadilan, Daud pun tetap berdoa kepada Tuhan. Mazmur 58:6-8 memperlihatkan doa yang penuh keluh kesah dan rasa kecewa Daud terhadap keadilan manusia. Lalu bagaimana dengan kita? Saat menghadapi ketidakadilan, apa respons kita?
Teladan Daud memperteguh Firman yang dikatakan di Efesus 6,:18 “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya…”
Melalui teladan Daud, kita diingatkan untuk tidak berhenti berdoa. Tetaplah berdoa! Immanuel. (Red.)