• Editorial 857, 3 April 2022

Firman Tuhan hari Minggu lalu menasihatkan kita supaya berjaga-jaga sambil berdoa dalam menantikan penggenapan Firman Tuhan karena Firman-Nya tidak akan berlalu walau langit bumi lenyap.

Dalam Kamus “berjaga-jaga” diartikan sebagai: senantiasa waspada, berhati-hati, sadar penuh, bijaksana, berakal sehat, penuh perhatian. Waspada, karena tahu hari Tuhan sudah dekat. Berhati-hati agar tidak mencari perkara duniawi yang tidak membawa pada keselamatan. Sadar penuh, tidak tertidur, lalai atau mengantuk. Bijaksana dan berakal sehat hingga tahu apa yang harus dikerjakan dan tahu menggunakan kesempatan yang diberikan Tuhan sambil senantiasa memerhatikan sekeliling kita agar tidak masuk perangkap.

Kelima gadis bijaksana telah melakukannya saat menantikan kedatangan mempelai; Yusuf juga saat menghadapi masa kelaparan telah dengan bijaksana mengumpulkan gandum. Bagaimana dengan saya dan Anda?

Selama menikmati Firman Tuhan Minggu lalu, ketika pembicara membacakan sebuah ayat dalam Kitab Amsal “Belajarlah pada semut…..”saya teringat sebuah bacaan pendek ketika saya belajar puluhan tahun lalu tentang “The Ant and the Grasshopper”.

Dalam bacaan tersebut seekor belalang berkata kepada semut yang sedang bekerja keras di musim panas: “Hai semut, mengapa kau masih juga bekerja keras saat musim panas yang indah ini? Betapa bodohnya! Ayo, menyanyi dan menarilah, bersenang-senanglah, nikmati cuaca indah di musim panas ini!” Si semut menjawab: “Musim dingin segera tiba dan kami tidak dapat lagi mencari makan. Kami sekarang bekerja untuk makanan keluarga di musim dingin.” Mendengar itu belalang menertawakannya: “Ah itu kan bisa dipikirkan nanti… yang penting kita sekarang bersenang-senang.”

Musim dingin pun tiba. Hujan salju turun dan semua semut masuk ke liangnya dalam kehangatan bersama keluarga. Terdengar ketukan di pintu: “Saudaraku semut…. Bukakan aku pintu…. Aku sangat kedinginan dan kelaparan…. Tolong, bukain aku pintu…..brrr!”. Dari dalam semut menjawab: “Maaf, kami tak dapat membukakan pintu…. pintu telah terkunci. Udara sangat dingin…. Menyanyilah dan menarilah di luar sana……”

Kisah pendek di atas mengingatkan kita agar kita mengumpulkan makanan Firman Tuhan selama masih ada kesempatan, agar di masa-masa sulit yang akan datang kelak, kita akan tetap terpelihara dan selamat.