Dapatkah membayangkan Yesus memerhatikan bagaimana sikap kita saat kita memberikan persembahan kepada-Nya? Dia telah melakukan-Nya saat Dia hidup di dunia ini dan tentu Dia masih melakukan-Nya hingga saat ini! Dia tidak melihat berapa jumlah yang kita berikan tetapi bagaimana sikap hati saat kita mempersembahkannya.
Mata-Nya tidak tertuju kepada mereka yang memberi banyak dari kelimpahan mereka tetapi justru kepada pemberian janda yang memberikan dua peser dari kekurangannya bahkan memberi seluruh nafkahnya. Ternyata Yesus lebih tertarik dengan pemberian janda yang sedikit dan mengatakan bahwa persembahan janda itu lebih banyak daripada persembahan yang lainnya. Sepertinya Yesus tidak melihat “berapa banyak persembahan yang kita berikan” tetapi “bagaimana sikap hati saat memberi”, apakah ada kerelaan berkurban saat kita memberikannya karena Tuhan menyukai persembahan yang diberikan dengan sukacita.
Dari persembahan sedikit yang diberikan oleh si janda miskin dan dihargai Yesus, kita dapat mempelajari:
Bahwa janda ini tidak egois, hatinya tidak terikat akan uang. Dia mengasihi Tuhan dan dengan sukacita ia mempersembahkan apa yang dia miliki untuk pekerjaan-Nya.
Janda ini hidup dalam iman kepada Tuhan dan percaya bahwa apa pun yang dia dapatkan berasal dari Tuhan yang adalah Pemeliharanya dan sangat mengasihinya serta tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya kelaparan. Sepertinya itu menjadi pengalaman dalam hidup sehari-harinya dan rasa syukurnya mendorong ia memberikan persembahannya.
Kita belajar bahwa ternyata Tuhan lebih menghargai persembahan yang dilakukan dengan dasar kasih kepada-Nya juga kepada sesama daripada persembahan yang diberikan dengan kebanggaan diri dan kesombongan.
Kita belajar bahwa cinta akan uang adalah akar segala kejahatan seperti telah dilakukan oleh Yudas Iskariot saat menjual Gurunya, Yesus, yang berakhir dengan kehancuran hidupnya. Sebaliknya, bila kita mempersembahkan uang yang kita miliki walau tidak banyak, tetapi kita mempersembahkannya berdasarkan kasih kepada Tuhan dan sesama maka Tuhan menghargainya dan hati Tuhan disenangkan!
Marilah kita membawa persembahan kita dengan cara yang benar seperti telah dicontohkan oleh janda miskin itu! (Red.)