Sepuluh orang itu bernasib sama, mereka sama-sama menderita sakit kusta, dikucilkan, terbuang dan dijauhi masyarakat. Mereka merasa hina menanggung malu karena penyakit yang mereka derita dianggap sebagai kutukan.
Ketika mendengar Yesus menyembuhkan pelbagai penyakit, mereka semua ingin menemui-Nya. Ada secercah harapan untuk kesembuhan penyakit mereka walau kesempatannya begitu kecil. Apakah Yesus mau menemui mereka yang terbuang itu? Bukankah selama ini tak seorang pun mau mendekat mereka bahkan mereka dilarang untuk mendekati siapa pun. Tanpa berani mendekat mereka kesepuluh berteriak, “Yesus ! Guru….! Kasihanilah kami!
Mendengar itu Yesus memalingkan pandangan-Nya ke arah mereka dan berseru, “PERGILAH! PERLIHATKAN DIRIMU KEPADA IMAM-IMAM!”
Sebenarnya kata-kata Yesus sudah merupakan jaminan kesembuhan walau mereka belum melihatnya karena mereka harus pergi kepada imam-imam untuk diuji apakah mereka benar-benar sembuh. Mereka sama-sama memiliki iman untuk sembuh dan bersama-sama pula pergi ke imam-imam…dan di tengah perjalanan mereka semua benar-benar sembuh. Betapa sukacita hati mereka! Mungkin mereka melompa-lompat kegirangan!
Seorang dari mereka adalah orang Samaria. Ketika melihat kesembuhan terjadi pada dirinya, ia begitu berterima kasih kepada Yesus. Hatinya berdebar keras dengan ucapan syukur. Sementara yang lain pergi bergegas untuk menemui para imam yang akan mengonfirmasi kesembuhan mereka, orang Samaria itu berbalik. “Terima kasih Yesus terima kasih
Yesus……” serunya. Air matanya berlinang-linang. Di depan Yesus dia tersungkur dan tak henti-hentinya mengucap syukur serta memuliakan Allah. Dia tahu tanpa Yesus tidak mungkin dia sembuh. “Mana yang sembilan orang itu?” tanya Yesus.
Kisah ini mengajar kita bahwa lebih banyak dari kita yang sakit dan menderita mencari kesembuhan jasmani dan pemecahan masalah daripada mencari Dia. Bayangkan sembilan banding satu! Ketika mereka mendapatkan kesembuhan dan persoalan mereka selesai, mereka sangat bersukacita dan melupakan siapa yang menyembuhkan mereka padahal ada sesuatu yang jauh lebih penting dari sekadar kesembuhan atau jawaban dari masalah yang dapat diberikan Yesus yaitu keselamatan jiwa. Mereka semua mencari kesembuhan tetapi tidak semua mencari dan berterima kasih kepada Yesus. Sembilan dari mereka hanya mendapatkan kesembuhan namun hanya seorang yang bukan saja mendapatkan kesembuhan tetapi juga beroleh keselamatan jiwa. (Red.)