“Ku dapat satu harta teramat mulia, tak ada lain permata sama dengan dia, telah lama ku mencari ke sana dan ke mari, tak ada lawan dia, Itulah Yesus, Juru Slamatku…. Harta itu Yesus, Dia kerinduanku…….”
Lagu ini sangat lama tetapi terngiang kembali ketika minggu-minggu ini kita mempelajari tentang si kaya dan si miskin, tentang uang, harta yang fana dan harta yang kekal; tentang yang cinta Mamon dan yang cinta Tuhan… Namun baik orang kaya maupun orang miskin memiliki kesamaan: yang membuat mereka semua ialah TUHAN (the rich and the poor have this in common: The LORD is the Maker of them all, NIV).” (Ams. 22:2) Yang membedakan ialah siapa yang mencintai uang dan siapa yang mencintai Tuhan! Sering orang kaya bangga dan menjadi sombong karena kekayaannya serta tetap memburu uang. Yang miskin biasanya direndahkan dan ditindas oleh yang kaya. Namun ada pula orang kaya yang sadar bahwa harta tidaklah kekal. Saat datang ke dunia tidak membawa apa-apa demikian pula saat meninggalkan dunia ini. Oleh sebab itu mereka suka bersedekah dan menolong orang miskin. Sebaliknya, ada juga orang miskin tetapi berhati sombong dan mempunyai harga diri tinggi. Mereka dengki dan iri hati kepada kekayaan orang lain.
Matius mengatakan “Berbahagialah yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya kerajaan Allah”. Kata “miskin di hadapan Allah” menjadi letak perbedaannya, bagaimana sikap hati di hadapan Allah. Baik si miskin maupun si kaya seharusnya tahu bagaimana merendahkan diri, merasa tidak memiliki apa-apa karena semua yang dimiliki adalah dari Tuhan. Uang bukanlah tujuan utama hidup mereka dan kerinduan mereka adalah Tuhan, Pemberi kehidupan kekal. Beda dengan mereka (kaya atau miskin) yang memiliki harga diri tinggi, sombong, serakah dengan uang dan selalu memburunya apa pun caranya.
Yang penting bagi kita yang merasa miskin dan tertindas kiranya mengingat ayat yang mengatakan: “Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?” (Yak 2:5) dan bagi yang merasa diri kaya agar tidak tinggi hati, tidak berharap pada kekayaannya tetapi kepada Allah……berbuat baik, tidak menindas untuk kepentingan diri sendiri, kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi karena dengan demikian mengumpulkan suatu harta untuk mencapai hidup yang sebenarnya (1 Tim. 6:17-19).
“…… Harta itu YESUS, DIA KEHIDUPANKU ” (Red.)