Beberapa minggu lalu kita telah mempelajari asupan yang sehat bagi jiwa kita, seperti:
Vitamin A : APA ADANYA
Vitamin B : BERSYUKUR
Vitamin C : CERIA
Vitamin D : DAMAI SEJAHTERA
Vitamin E : yang ENAK UNTUK DILIHAT, DIUCAPKAN, DIDENGAR DAN DIPIKIRKAN
Vitamin K: KASIH
Tentu Anda setuju kalau kita mengatakan bahwa kita tidak mungkin hidup hanya dengan mengasup vitamin tetapi kita juga membutuhkan makanan utama yang diperlukan sehari-hari seperti: protein, karbohidrat dan lemak sedangkan vitamin hanya membantu agar kesehatan kita optimal.
Pada hari penciptaan, Allah menyediakan Adam dan Hawa makanan utama berupa buah-buahan yang menawan dan segar agar mereka hidup sehat. Mereka terjamin secara jasmani! Bukankah di padang belantara Israel mendapatkan “Manna” yang disebut pula roti dari Surga (Yoh. 6:31)?
Namun ternyata jiwa Adam dan Hawa merasa tidak cukup dengan APA ADANYA seperti telah disediakan Allah bagi mereka. Mereka menginginkan sesuatu yang lebih…..ingin menjadi seperti Allah yang dapat mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat seperti yang ditawarkan ular pada mereka, “Sekali-kali kamu tidak akan mati tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya kamu akan menjadi seperti Allah tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
Mereka juga kurang BERSYUKUR terbukti dari perkataan Adam saat menyesali Allah telah memberinya perempuan yang diciptakan baginya. Menurutnya, gara-gara perempuan itu dia berbuat dosa. Sama juga dengan Hawa yang menyesali adanya ular di Taman Eden sehingga dia terbujuk untuk tidak menaati perintah Allah.
Dengan tidak dapat menerima apa adanya dan tidak tahu berterima kasih, Adam dan Hawa tidak lagi hidup CERIA dan gembira walau mereka hidup berkelimpahan dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan di dalam taman yang begitu indah. Kini mereka dalam keadaan takut, malu dan cemas akibat perbuatan dosa mereka. Hati mereka tidak lagi ada DAMAI SEJAHTERA.
Apa yang mereka LIHAT adalah buah larangan tetapi justru mereka menginginkannya. Apa yang Hawa UCAPKAN tentang perintah Allah tidaklah tepat belum lagi memengaruhi orang lain untuk juga berbuat dosa. Adam kemudian menyalahkan Allah untuk membenarkan diri sendiri. Apa yang mereka DENGAR bukan suara Tuhan tetapi suara ular yang dipakai iblis untuk menjatuhkan, menghancurkan dan mengarahkan mereka kepada maut. Dan apa yang mereka PIKIRKAN adalah keinginan-keinginan untuk memiliki lebih dari apa yang Allah tentukan menjadi bagian mereka.
Semua yang mereka lakukan menunjukkan bahwa mereka kurang MENGASIHI TUHAN. Andaikata mereka mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, tidaklah sulit bagi mereka untuk mendapatkan semua “vitamin” yang tertulis di atas. Jika kita mengasihi Allah, dengan sendirinya kita menerima apapun yang diberkatkan bagi kita dengan ucapan syukur. Dampaknya kita merasa damai sejahtera dan sukacita. Pikiran, mata, perkataan dan pendengaran kita akan tetap terfokus kepada-Nya karena kita membutuhkan Dia melebihi segala sesuatu di bumi ini.
Saat dicobai Iblis di padang gurun mengenai makanan, Yesus mengalahkan cobaan itu dengan ayat dari Ulangan 8:3, “ ……bahwa manusia hidup bukan dari roti saja tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan.” Dengan perkataan lain kebutuhan pokok kita untuk hidup adalah “yang diucapkan Tuhan” itulah FIRMAN TUHAN. Adam dan Hawa mengalami pencobaan ini. Kebebasan untuk makan semua buah di Taman Eden tidak menjamin mereka kebal akan cobaan Iblis. Menikmati apa yang kita makan minum, bersenang-senang akan kekayaan, merasakan kebahagiaan dan damai sejahtera yang dunia tawarkan, memuaskan mata untuk melihat hal-hal yang Tuhan larang, mendengarkan gosip, memakai mulut sembarangan, merencanakan atau memikirkan hal-hal yang jahat, TIDAK akan membuat jiwa kita mengalami kebahagiaan sejati karena semua yang ditawarkan dunia adalah semu dan bersifat sementara. Begitu mereka melanggar Firman Tuhan hidup mereka menuju maut dan kematian. Ternyata kita membutuhkan asupan rohani bersifat kekal untuk membimbing kita kepada hidup yang kekal.
Bukankah kita sering ingin memiliki sesuatu yang kita yakini dapat membuat kita bahagia tetapi setelah kita mendapatkannya kita tetap merasakan kekosongan dalam hati dan jiwa kita? Jika Anda merasakannya, Anda kini tahu bahwa Anda memerlukan sesuatu untuk mengisi “ruang kosong” di dalam roh Anda dan hanya Tuhan yang adalah Roh yang dapat memenuhi “ruang kosong” tersebut.
Selain vitamin yang harus diasup, para dokter di dunia selalu menganjurkan untuk memerhatikan sumber tenaga bagi kesehatan kita: pola makan yang benar dan berjemur sinar matahari. Selain itu dokter juga menganjurkan tidur yang cukup dan berolah raga.
Kalau kesehatan jiwa yang telah kita pelajari berhubungan erat dengan hati dan emosi, kesehatan roh kita ada hubungan dengan sehatnya hubungan kita dengan Tuhan. Kita sering mendengar istilah “Santapan Rohani”, “Kehidupan Rohani”, bukankah itu semua berfokus pada hubungan dengan Pencipta kita?
Apa makanan rohani bagi roh kita?
1. Makanan bagi roh kita. Telah kita pelajari bahwa manusia hidup tidak cukup dari roti di dunia ini saja tetapi dari “segala yang diucapkan Tuhan itulah FIRMAN-NYA.
Selain itu kita membutuhkan sinar matahari untuk sumber kekuatan kita. Kitab Wahyu mengatakan, “Dan kota itu tidak memerlukan MATAHARI dan bulan untuk menyinarinya sebab kemuliaan Allah meneranginya dan ANAK DOMBA ITU ADALAH lampunya.” (Why. 21:23)
Pada saat kita makan, makanan menyatu dengan kita; pada saat kita berjemur, sinar matahari menyatu dengan tubuh kita. Jika kita kini tahu bahwa kebutuhan pokok kita ialah Firman Tuhan yang penuh kemuliaan, mengapa kita tidak segera memulainya? Mulailah baca Firman Tuhan dengan teratur!
2. Perjamuan Tuhan. Ada lagi pesan Yesus tentang makanan yang memberi hidup kekal, “Akulah Roti Hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku yang akan Kuberikan untuk hidup dunia Sebab daging-Ku adalah benar-
benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah- Ku ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-
lamanya!” (Yoh. 6:51;55,56,58) Dari kata-kata-Nya kita dapat menarik kesimpulan bahwa makanan rohani yang kita perlukan adalah darah dan daging-Nya itulah PERJAMUAN TUHAN.
3. Sehat dengan berolah raga. Ada lagi makanan yang Yesus ajarkan bagi kita, “Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yoh. 4:34) Ternyata melakukan Firman Tuhan yang menjadi ibadah kita adalah olah raga rohani yang sangat berguna bagi hidup kita sekarang dan yang akan datang. “Latihan badani terbatas gunanya tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal. Karena mengandung janji, baik untuk hidup ini, maupun untuk hidup yang akan datang.” (1Tim. 4:8)
4. Istirahat yang cukup bersama Tuhan. Istirahat sangatlah penting. Begitu pentingnya istirahat hingga dokter mengatakan kegiatan ini harus diprioritaskan agar hidup kita sehat secara optimal. Istirahat dalam Kitab Kejadian diistilahkan dengan Hari Sabat bersama Tuhan yang juga harus diprioritaskan. Di era Musa, orang yang melanggar peraturan Sabat harus dilenyapkan. Inilah yang selalu dirindukan Bapa Surgawi untuk tinggal bersama dengan umat-Nya selamanya dan masuk kembali ke dalam hadirat-Nya. Ketika manusia terusir keluar dari Firdaus, Ia menjanjikan Penebus. Bukankah dalam perjalanan menuju Tanah Kanaan, bangsa Israel diperintahkan membangun Tabernakel dengan tujuan Ia rindu diam di tengah-tengah mereka. Ketika Yesus diutus ke dunia, Ia menjanjikan untuk menyediakan rumah di Surga, untuk apa? Untuk menyatakan betapa rindu-Nya Ia tinggal bersama dengan kita selamanya. Juga ketika Firman Tuhan mengatakan kita adalah Bait Allah, tempat tinggal Roh Kudus, untuk apa? Tentu untuk menyatakan bahwa Ia bukan lagi diam di antara dan bersama kita tetapi DI DALAM KITA!
Sahabat-sahabat terkasih, di zaman akhir ini begitu banyak penyakit melanda kita baik penyakit jasmani ataupun rohani. Pastikan kita memelihara kesehatan jiwa dan roh kita hingga saat Ia datang kelak kita tetap ditemukan dalam keadaan sehat roh dan jiwa kita! Amin. (VS)