Penulis adalah seorang dokter sekaligus pasien yang rawan mengalami serangan jantung dan stroke karena hasil pemeriksaan CT Calsium score mencapai 431. Namun dalam beberapa bulan kondisi kesehatan jantungnya mengalami perbaikan yang signifikan bahkan dapat mengikuti event lari dalam jarak 5 km dan mencapai garis finis dalam waktu 45 menit. Kondisi kardiovaskular beliau sangat baik setelah menerapkan satu pendekatan medis baru yang disebut dengan lifestyle medicine.
Penyakit kardiovaskular memiliki mortalitas sangat tinggi menyebabkan kematian 17,9 juta setiap tahun di seluruh dunia termasuk penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah bahkan dideteksi sedini mungkin untuk upaya pemulihan.
Bagaimana melakukan deteksi dini dan upaya pemulihan jika mengalami tanda-tanda terkena penyakit kardiovaskular? Dengan melakukan pemeriksaan CT (Com-puterized Tomography) Calcium Score dan CACS (Coronary Artery Calcium Score).
Deteksi dini sangat baik dilakukan pada usia 40 tahun atau telah mengalami berbagai macam penyakit seperti kencing manis, hipertensi, kolesterol tinggi, asam urat tinggi, kebiasaan tidak sehat, merokok, mengonsumsi alkohol, malas bergerak, kelebihan berat badan, stres tidak terkontrol, gangguan tidur.
Angka hasil pemeriksaan CT Calcium Score penulis ialah 431, masuk kategori Extensive Plaque Burden artinya ada timbunan kalsium yang sangat berat di dalam pembuluh darah koroner. CT Calcium Score: 0 – 0: normal; 1 – 10: minimal plaque burden; 11-100: mild plaque burden; 101-400: moderate plaque burden; ≥ 401: extensive plaque burden. Jelas, penulis masuk kategori orang yang sangat berisiko mengalami serangan jantung maupun stroke. Skor 431 itu tersebar di empat pembuluh darah koroner – left main artery: 37 dan timbunan kalsium paling tinggi di left anterior descending, 272. Left anterior descending adalah bagian yang sering dijuluki widow maker karena kebun-tuan pada bagian ini paling banyak menimbulkan kematian menyebabkan istrinya menjadi seorang janda.
Dalam kasus ini, penulis adalah seorang pasien yang berusaha mencari pelbagai macam literatur untuk mengetahui upaya medis terbaik untuk mengatasinya. Ditemukanlah beberapa literatur hasil kajian dan telah dipraktikkan sebagai upaya pendekatan medis berbasis data saintifik. Ini merupakan evidence-based medicine.
Setelah mempelajari jurnal-jurnal tersebut, penulis serius menerapkannya untuk diri sendiri dan hasilnya dalam waktu lima bulan mampu mengikuti event lari 5 km tanpa ada masalah di jantungnya.
Pendekatan evidence-based lifestyle medicine didasarkan pada kajian-kajian ilmiah dan telah teruji dalam penelitian. Pendekatan ini menekankan pada perubahan gaya hidup dan kita semua dapat memanfaatkan pendekatan medis ini tanpa harus menjadi seorang dokter.
Lifestyle medicine ini memiliki 6 pilar, yakni:
1. Plant-based food – makanan berbasis pada tanaman: sayur, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan sebagai sumber makanan terbaik menurut penelitian populasi, literatur kuno, buku agama, dan penelitian modern. Bukankah di awal penciptaan, Allah menyediakan segala tumbuh-tumbuhan berbiji dan buah-buahan berbiji untuk dikonsumsi oleh Adam-Hawa?
2. Physical activities. Olahraga apa pun bermanfaat bahkan sekadar berdiri jauh lebih baik daripada duduk; jalan pelan lebih baik daripada hanya berdiri dst. Semakin tinggi intensitas olahraga kita, semakin banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Melakukan aktivitas olahraga intensif manfaatnya sangat besar untuk perbaikan kondisi kesehatan tetapi penderita penyakit jantung koroner atau stroke tidak boleh serta merta langsung melakukan upaya olahraga intensif.
3. Stres management. Stres berpengaruh sangat buruk bagi kesehatan karena menyebabkan tubuh memproduksi zat kortisol. Bila meningkat, kortisol menyebab-kan terjadinya inflamasi atau peradangan memberikan kontribusi terjadinya atherosclerosis. Gampangnya atherosclerosis adalah munculnya bisul-bisul di pem-buluh darah dan jika jerawat ini pecah berpotensi menyebabkan sumbatan sehingga kita terkena stroke atau serangan jantung.
Salah satu cara mengendalikan stres adalah dengan mengaktifkan saraf para-simpatik yakni melakukan pernapasan terkontrol – pola napas 4-7-8 → menghirup napas 4 detik, menahan napas 7 detik, dan mengembuskannya dalam waktu 8 detik. Begitu saraf parasimpatik mengalami aktivasi, tingkat stres akan berkurang, denyut jantung turun, tekanan darah turun, akan cepat tertidur nyenyak.
4. Sleep management. Tidur memberikan kontribusi sangat penting untuk kesehatan secara umum. Peneitian membuktikan kita butuh waktu tidur 7-9 jam sehari. Bila malam hari tidur 6½ jam, siang hari ditambahkan ½ - 1½ jam.
Tidur di siang hari memberikan kontribusi pada kapasitas kognitif. Saat tidur siang, otak mengkonsolidasi semua memori sehingga retensi memori menjadi lebih baik. Mereka yang pernah mengalami stroke disarankan tidur siang setelah melakukan rehabilitasi karena otak akan mengkonsolidasi semua proses rehabilitasi dalam bentuk kinestetik (gerakan fisik dan stimulasi sensorik) memori menghasilkan rehabilitasi sangat baik.
Kurang tidur memicu terjadinya resistensi insulin → tubuh mengalami kesulitan untuk melakukan metabolisme gula darah dalam tubuh, kondisi seperti orang kencing manis.
5. Toxin Avoidance. Cara kita menghindari racun masuk dalam tubuh kita tetapi ada yang sengaja memasukkan racun ke dalam tubuh yaitu rokok, minuman keras, narkotika, polusi udara. Waspada, tanpa disadari terlalu banyak mengonsumsi gula, garam, minyak juga menimbulkan masalah kesehatan yang sangat serius.
6. Social connection → love and family
Komponen paling kecil dan utama dalam social connection adalah relasi di dalam keluarga. Relasi yang terpenting justru relasi suami-istri, berikutnya adalah relasi orang tua-anak.
Sebenarnya ada pilar 6 plus (tidak disebut 7 pilar) karena pilar ini justru menopang 6 pilar lainnya itulah pilar spiritualitas. Berbicara tentang spiritualitas, ini lebih bersifat pa-da pengalaman pribadi seseorang dengan Penciptanya. Spiritualitas memberikan kontribusi terhadap kesehatan mental, sosial, dan tubuh kita.
Mulailah memiliki kualitas kesehatan yang baik agar terhindar dari berbagai macam penyakit kronis, serangan jantung, stroke, demensia, kanker, autoimun; bagi yang sudah pernah mengalaminya, dapat melakukan upaya pemulihan kepada kondisi yang sehat. Ingat, sehat itu murah, sakit itu mahal!