Wanita sering menangis tanpa alasan – itu yang sering aku dengar dan alami sendiri. Aku seorang wanita maka dari itu aku mengerti.
Tak jarang aku merasa lelah… bukan hanya lelah fisik tetapi juga lelah pikiran yang akhirnya mengarah pada kejenuhan batin tanpa tahu penyebabnya. “Aku capek!!!!”, desisku berulang-ulang seakan hendak mengusir galau yang sedang menggelayut di jiwa.
Ingin rasanya aku melepas semua rutinitas dengan berlari-lari kencang me-ngelilingi padang rumput yang hijau atau sekadar berbaring di bawah pohon rindang untuk mengencangkan otot punggung …sambil merasakan terpaan semilir angin yang dapat menerbangkanku ke sebuah istana kecil dengan peri-peri mungil yang menari- nari dan membawa bunga warna warni untukku. Ooo……
Namun semua itu hanyalah daya imajinasi yang tidak mungkin aku bawa dalam kehidupan nyataku apalagi untuk wanita seusiaku dengan setumpuk tugas pekerjaan sementara tanggung jawabku sebagai seorang istri dan ibu juga tetap harus berjalan seimbang. Jadi bagaimana…? Aku tetap butuh rehat untuk memompa energi baru setiap hari.
Herannya, pada akhirnya aku tetap saja melalui hari-hari dan menjalankan tugasku seperti biasa tanpa ada jedah seperti yang aku selalu bayangkan. Menjinjing tas kantor setiap pagi lalu tenggelam dalam tumpukan kertas dan dering telepon. Pulang sore, sudah disambut oleh sederet daftar pekerjaan di rumah yang hanya dapat dilakukan oleh kodratku sebagai seorang wanita – ibu dan istri. Kadang aku bertanya, “Di mana sebenarnya rasa letih dan capekku tadi?” Aku juga tidak tahu.
Sampai tiba di suatu titik aku mulai mengerti mengapa aku mampu menjalani semuanya ini. Ternyata saat jedah atau masa rehat ataupun jam istirahat (batin)ku ialah ketika aku sedang duduk bersimpuh di bawah kaki-Nya sambil mensyukuri semua yang sudah Ia percayakan dalam genggaman tanganku. Mereka adalah suami, anak- anak, keluarga, pekerjaan dan masih banyak lagi, termasuk teman dan sahabat-sahabatku. Di situ aku merasa tenang dan mendapatkan keteduhan. Tenaga dan kekuatan baru seakan mengalir ke setiap sel darah dalam tubuhku saat doa syukur terucap dari bibirku.
Yang aku perlukan sekarang ialah meng-upgrade diri dan sedikit “memoles” diri untuk terus bersemangat sesuai saran teman, yakni:
- Kepribadian yang kuat.
Siapa pun dia yang namanya wanita – muda maupun tua – pasti selalu ingin tampil cantik dan menawan. Tidak sedikit waktu, tenaga, maupun uang rela dikorbankan demi sebuah penampilan. Ini sih sah-sah saja karena wanita memang harus cantik.
Kecantikan itu akan makin terlihat ketika kita jauh dari sifat angkuh, dendam, sirik dan mudah sakit hati. Kekuatan baru akan kita dapatkan ketika kita mau belajar untuk memiliki empati (tepo seliro) tinggi dan kerendahan hati tanpa meninggalkan prinsip iman yang menjadi dasar hidup kita. Tampak sederhana dan mendasar bukan? Namun hal ini sering terlupakan padahal sebenarnya ini menjadi pemicu bagi wanita untuk tetap kuat.
- Penguasaan diri.
Wanita dikenal sebagai makhluk yang emosional, sensitif dan cengeng. Lalu apakah ini merupakan titik kelemahan seorang wanita? Bukan!! Karena sebenarnya Tuhan memberikan satu anugerah lebih bagi kita, wanita. Kita memiliki intuisi yang lebih kuat dari pria selama kita mau belajar untuk mengendalikan diri dan perasaan kita. Kita tahu kapan harus ber-bicara dan kapan harus menahan kata, mampu menjadi pendengar yang baik dan menyimpan rahasia orang yang dipercayakan kepada kita juga mampu merangkai kata yang dapat mendinginkan keresahan teman bicara.
Penguasaan diri ini akan sangat teruji ketika kita mampu memosisikan diri sebagai seorang istri yang tunduk dan menaruh hormat kepada suami apa pun keadaannya serta menjadikannya seorang imam dan pucuk pimpinan dalam keluarga.
- Hati yang terbuka.
Ini akan terjadi ketika kita selalu bersemangat dalam menjalani hari-hari kita. Hati yang gembira penuh suka cita akan membawa aura positif bagi orang-orang di sekitar kita. Ketika kita dapat menjadi teman berbagi saat mereka ada masalah, kekuatan dan dorongan semangat penghiburan yang keluar dari mulut kita akan berbalik kembali menjadi kekuatan baru bagi diri kita sendiri.
Orang akan merasa nyaman akan kehadiran kita karena kita tidak mengeksklusifkan diri seakan-akan kita orang paling penting yang harus didahulukan. Dengan membuka hati dalam segala kerendahan dan kesederhanaan jiwa maka energi baru akan mengalir masuk menyertai setiap kegiatan kita.
Aku ingin menghimbau bagi semua kaumku, semua wanita yang membaca ini, untuk terus bergairah dan penuh semangat karena Tuhan telah berkenan menciptakan dan memilih kita sebagai seorang wanita bukan tanpa tujuan. Ia mau menjadikan kita seorang penolong bagi suami, pengayom buat anak-anak dan tiang doa bagi keluarga. Semangat ya!!!