Kitab KEJADIAN – Jumat, 16 Desember 2016
Pdt. Paulus Budiono
Shalom.
Kita akan masuk pada akhir PA 2016, oleh pertolongan Tuhan saya mencoba merangkumkan Kitab Kejadian ini. Pada 13 Januari 2017 kita akan masuk pada Kitab Keluaran. Saya rindu agar pembelajaran kita dalam PA mengalami peningkatan, tidak monoton setiap tahun. Saya merasa tertantang, agar sebagai gembala yang rindu membawa domba-domba, bukan hanya memberi makan saat masih kecil, tetapi memberi bimbingan yang mendewasakan. Tuhan rindu agar suatu saat kita tidak lagi seperti bayi yang diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran yang menyesatkan, tetapi kita dapat mandiri. Semua anggota tubuh ini mandiri dan betul-betul memiliki fungsi untuk melawan semua gangguan. Kita kembali membaca :
Kejadian 50:24-26 Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub." Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: "Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini." Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh tahun. Mayatnya dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir.
Ini adalah akhir dari Kitab Kejadian, yaitu mati. Saya tidak suka jika melihat film yang akhirnya sedih. “Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh tahun. Mayatnya dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir.” Dalam Ibrani 11 ayat 8, mulai dari Abraham sampai pada Yusuf. Pada iman Yusuf ada sesuatu yang berbeda dari ayahnya, Yakub dengan iman memberkati kedua cucunya. Ishak dengan iman memberkati Esau dan Yakub. Sementara Abraham dengan iman mempersembahkan anak tunggalnya.
Ibrani 11:22-23 Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya. Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja.
Kita melihat kalimat yang mengakhiri Kitab Kejadian 50 persis ada pada kitab Ibrani, Roh Tuhan menggerakkan hati penulis Ibrani untuk menulisnya karena tentunya dia telah membaca Kitab Kejadian, Keluaran, Yosua dan lain sebagainya. Semoga kita tetap bergairah, sejak PA pertama bulan Januari sampai saat ini, minimal gairah kita stabil, namun seyogianya semakin mengasihi dan mengenal pribadi-Nya.
Kitab Kejadian diakhiri dengan pesan Yusuf, "Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini." Ini suatu pesan yang kemudian ditulis dalam kitab Ibrani dan telah menjadi kenyataan. Mengapa Yusuf berbicara tentang tulang-tulangnya, padahal dia sudah mati? Yakub ketika meninggal langsung dibawa ke tanah Kanaan, di Hebron, di mana tanah kuburan itu dibeli oleh Abraham. Mengapa Tuhan menggerakkan Musa untuk berbicara tentang mati pada akhir Kitab Kejadian ini?
Kejadian 50:24 Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub."
Kita mengetahui bahwa Allah telah mengadakan sumpah dengan Abraham, juga dengan Ishak dan Yakub. Tetapi mengapa Kitab Kejadian diakhiri dengan, "Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini." Ini berarti Yusuf tidak dapat berjalan sendiri ke Kanaan, harus dibawa oleh bangsa Israel ke sana. Pada akhir penulisan Kitab Kejadian, Allah ditulis kembali. Allah bukan sekadar informasi, tetapi Allah yang telah mengangkat sumpah dengan Abraham. Kita mengetahui bahwa Abraham telah mati, dicatat dalam Kitab Kejadian. Ishak dan Yakub juga mati, Yusuf juga akan mati pada umur 110 tahun. Selanjutnya cukup lama, 430 tahun bangsa Israel dijajah di Mesir. Yang ingin saya sampaikan, jika kitab Kejadian ini selesai, Allah tidak selesai. Abraham boleh mati, selesai, hanya dikenang saja. Ishak, Yakub juga sudah mati, tidak lama lagi Yusuf juga.
Ketika Abraham masih hidup disebutkan, “Karena iman Abraham taat...” Apakah ketaatan ini masih dapat kita yakini kebenarannya bahwa Allah yang ditaati oleh Abraham adalah Allah yang hidup? Ishak tidak bertemu Tuhan, tidak pernah Allah berbicara langsung kepada Ishak, hanya beberapa saat terakhir. Yakub lama tinggal di Haran dan menikah di situ. Puluhan tahun baru kembali. Apakah hubungan ayahnya, Ishak dengan Allah itu benar? Bisa saja iman anak cucunya tidak seperti ayahnya, kakeknya. Kadang kita mengeluh, dahulu kita setia, tetapi mengapa sekarang anak kita begitu sulit. Ini yang perlu kita pikirkan. Siapakah Allah yang kita percaya? Apakah Allah yang hidup atau mati? Jika Allah yang hidup, apakah Dia tetap hidup untuk memperhatikan selama 430 tahun bangsa Israel dalam janji itu? Mari kita akan memeriksa Firman Allah siapakah Allah yang disebut oleh Yusuf menjelang matinya.
Dalam Perjanjian Baru, ada orang yang tidak percaya bahwa manusia yang sudah mati akan bangkit kembali, orang Saduki mempersoalkan ini tetapi Yesus menjawab, dan jawaban-Nya dikaitkan dengan apa yang dikatakan oleh Yusuf :
Matius 22:24-29 Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia." Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!
Kamu sesat, jangan sembarangan berbicara, menikah itu urusan Tuhan dan suami yang sudah mati itu urusan Tuhan, jangan bicara seperti itu, Tuhan katakan : kamu sesat. Pada malam ini saya diingatkan, ‘kamu sesat sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun Kuasa Allah’. Jadi Kitab Suci ini Firman Allah, Kuasa Allah itu Roh Kudus, Allah itu Allah Tritunggal. Oleh sebab itu jangan bicara lagi hal hal yang kita tidak tahu, tetapi kita harus tahu bahwa Allah itu berkuasa, selanjutnya :
Matius 22:30 – 32 Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
‘Di sini dikatakan ‘Aku Allah Abraham Allah Ishak dan Allah Yakub’. Pengajaran yang menakjubkan, Allah itu hidup, bukan untuk orang mati lalu bagaimana dengan Abraham yang sudah mati, jasadnya ada di Hebron? Dalam pandangan Allah dia hidup, itu kita harus tahu supaya kita berhati hati jika nanti kita mati akan hidup kembali, saat Tuhan datang kita diubah sama, lalu kita pertanggung jawabkan semua yang pernah kita lakukan di dunia ini. Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, orangtuanya Musa dan seterusnya mati dalam iman. Apakah iman saya dan saudara semakin meningkat? Minimal pertahankan apa yang ada tentang Firman ini karena kita harus mempertanggung jawabkan iman yang kita telah imani dalam iman Kristus.
Keselamatan itu pertanggung jawaban pribadi kepada Tuhan, tidak ikut ikutan. Tuhan bertanya pada muridnya : ‘siapakah Aku?’ Masing-masing orang memberikan jawabannya. Sekarang tanpa sadar banyak gereja Tuhan juga berkata, ‘kata pendeta itu kata pendeta ini kata gembala saya’.Coba katakan : ‘kata Firman Allah’ itu yang saya rindukan supaya kita belajar maju bersama sama seperti Yusuf. Allah telah berjanji kepada Abram, Ishak, Yakub secara fisik, pikiran Yusuf adalah nenek moyangnya sudah mati tetapi dia mempunyai Allah yang hidup, Allah pasti memperhatikan. Yusuf tidak bisa lagi memperhatikan karena dia mati, nenek moyang mereka semua dalam pemikiran manusia berdosa akan stop, berhenti, sayapun akan berhenti jika Tuhan angkat.
Siapa yang meneruskan isi Firman Allah, cari orang lain untuk menguraikan firman atau saudara sendiri harus mandiri jika sudah tidak ada kebaktian seperti sekarang ini, jangan bergantung pada manusia, pendeta, mereka juga akan mati. Saya tidak mau mati maksudnya saya mau jika Tuhan datang kembali, saya masuk Yerusalem Baru. Kitab Kejadian dimulai dengan ‘Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi’ Kita membaca :
Kejadian 50:24 Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu …
Jika Yusuf mati siapa yang menggantikan? Allah. Mengapa dia tidak mengatakan nanti anak saya, nanti Efraim, Manasye, nanti siapa, mengapa tidak ada kelanjutannya, tidak ada regenerasi? Yusuf berkata tentang Allah, dia tahu yang bisa melindungi saudara, keluarga besar Yakub adalah Allah yang telah bersumpah. Allah yang bersumpah berarti Allah itu lebih dari manusia karena manusia juga suka bersumpah, Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf juga bersumpah, semua orang bisa bersumpah, bersumpah demi langit, demi nenek moyang. Ini Allah yang bersumpah dari dalam diri-Nya sendiri, tidak ada yang lebih tinggi dari Allah yang melindungi.
Kejadian 50:24 - 25 …"Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub." Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: "Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini."
Diulangi lagi : ‘tentu Allah akan memperhatikan kamu’, itu berati keyakinan Yusuf tidak diragukan. Jangan kita di gereja amin satu minggu kemudian ragu : ‘ apakah kira kira Tuhan ada?’ kita hambar membaca Alkitab di rumah, jika membaca di gereja dihiburkan oleh pendeta bukan oleh Tuhan. Dua kali Yusuf berbicara mau mati tetapi imannya begitu kuat. Mari kita mereview kembali :
Kejadian 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Dalam seluruh Alkitab, pada tiap pasal pasti saudara temukan kata Allah atau TUHAN atau Yahweh, saat ini banyak orang menggunakan YAHWEH tetapi sesungguhnnya orang Israel sendiri sampai hari ini tidak pernah mau melafalkan YHWH, mereka menganggap ini sakral tidak boleh disebut. Ada pula aliran yang ekstrim, mengatakan hanya Yahweh, Yesus bukan Yahweh, Yesus hanya Allah yang kecil - kita harus berhati-hati dalam hal ini. Saya harus kembali pada kitab Kejadian permulaan ‘adalah Allah’. Dimulai dari kitab Kejadian, disebut ‘kejadian’, dalam bahasa Ibrani berarti ‘dimulai atau permulaan, dalam bahasa Mandarin, tulisan Ibrani berarti permulaan, hanya dalam kitab bahasa Inggris dan Indonesia yang menyebutkan ‘kejadian,’ tidak salah juga - kejadian seluruh alam semesta, siapa yang menciptakan semuanya itu, tetapi yang sesungguhnya adalah ‘permulaan.’
Jika kita yakin bahwa Allah yang memulai segala-galanya, maka sesungguhnya Allah itu tidak ada mulanya, tidak ada awalnya - Dia kekal, tetapi Dia menciptakan waktu dan sampai waktu yang terakhir nanti, sampai kembali ‘tanpa waktu’seperti sebelum kejadian, Allah itu ada, Allah Tritunggal yang kita imani, yang sudah ditulis oleh Musa dan oleh Roh Kudus, maka setiap ayat-ayat itu mempunyai nafas dari Allah. Jika Allah itu hidup maka ayat ini juga hidup dan bisa membuat kita hidup kuat. Satu contoh, Tuhan yang menciptakan Adam dan Hawa hidup, Tuhan mengatakan jangan memakan buah larangan itu, jika engkau memakannya engkau pasti mati. Jika Firman yang hidup itu dilanggar, muncullah kematian, rohani kita mati.
Tuhan melihat Adam sudah memakan buah larangan, maka betul-betul mati - walaupun jangka waktunya lama. Pada Perjanjian Baru, Rasul Paulus menyinggung.“oleh karena satu orang dosa masuk dan mautpun datang” dan seterusnya. Kita melihat bahwa Allahlah yang menciptakan, apakah Allah menciptakan kematian? Tidak! Tetapi Allah mempunyai kedaulatan penuh untuk memberikan batasan kepada manusia ciptaan-Nya, sekalipun kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Allah yang sempurna mengetahui apa yang baik dan tidak baik.
Kejadian 1 : 1 – 2 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Banyak teolog memperdebatkan ayat ini, bagi saya sederhana saja, Alkitab mengatakan pada waktu itu bumi kosong dan gelap gulita. Apakah kita langsung meragukan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi yang tidak karu-karuan. Jika begitu, apakah perlu kita percaya kepada Allah yang tidak karu-karuan? Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, tetapi bumi belum berbentuk, apakah Allah tidak beres? Jika Allah mahakuasa dan mahasempurna, begitu menciptakan langsung sudah ada, tidak! Begitu banyak persoalan terjadi, tetapi jangan lupa bahwa Allah adalah Allah Sang Pencipta. Allah bisa kita temukan di dalam Alkitab dari Kejadian pasal 1 ayat 1 sampai pasal 50,di ayat terakhir kita bisa melihat bagaimana Allah yang hidup ini berkarya - ini yang harus kita percayai.
Seringkali kita terjebak dalam pemikiran karena kita sudah jatuh di dalam dosa, karena Adam dan Hawa, lalu kita bingung dengan yang benar atau salah. Akhirnya sempit dalam pemikiran, jika kita melihat yang bagus kita puji-puji tetapi jika ada sedikit kurang bagus,maka kita olok-olok. Sama dengan dunia sekarang ini, jika Pemerintah bagus dipuji-puji, jika sedikit ada yang tidak cocok dengan pemikirannya - dihujat habis-habisan. Apakah kita juga begitu? jika kita membaca Alkitab,“Puji Tuhan, Tuhan itu hidup,”tetapi jika kena ayat yang kita tidak mengerti atau ayat yang menusuk hati dan mengoreksi kita, bisakah kita juga berkata “Puji Tuhan! Amin! Tuhan terima kasih Engkau mengoreksi saya, saya ini jahat dan licik” Seringkali kita memuji Tuhan karena berkat-Nya, jika dikorek habis-habisan, kita diam saja - bukan untuk saya tetapi untuk dia.
Mengapa kamu telanjang? Siapa yang memberitahu? perempuan ini! Itu awalnya, pada pasal pertama. Selanjutnya ‘adalah terang’ membuat bumi terlihat benjol-benjol. Tuhan yang ciptakan itu, seringkali kita menjelekkan ciptaan Tuhan. Tuhan ijinkan jeleknya seseorang atau bagusnya seseorang. Jangan jika bagus disanjung tinggi, jika jelek diinjak-injak. Tuhan itu luar biasa! Tuhan pisahkan terang dan gelap. Sejak saat itu sampai hari ini terang dan gelap tidak mungkin bersatu. Kita membaca :
Kejadian 1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Apa yang Tuhan ciptakan sungguh amat baik! Kita juga harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Apakah pikiran Kristus selalu ingin yang baik, jika tidak baik dibuang? Petrus engkau menyangkal, buang! Thomas engkau tidak percaya, buang! “Aku hanya mau orang yang percaya dan orang yang tidak pernah menyangkal Aku,” itu bukan Yesus! Yesus Allah dari awal permulaan karena Dia yang menciptakan, yang kurang baik diperbaiki – itu Tuhan! Kita dapat melihat dalam pasal 2 dan 3, semua ciptaan-Nya indah.
Secara global kita dapat melihat dalam Kejadian pasal 1 sampai 50, permulaan langit, bumi dan jagat raya, sampai munculnya kehidupan, pernikahan manusia yang begitu indah, hingga terwujudnya sebuah bangsa, yaitu bangsa Israel. Itu seluruh kitab Kejadian, Tuhan ada di situ dan kemudian dosa masuk, kata Roma 5. Jangan lupa jika melihat nikah ada masalah, Tuhan ada di situ, jangan berkata “nikah saya kacau balau, Tuhan di mana?” Saya meyakinkan saudara bahwa Tuhan ada di tengah-tengah kekacauan rumah tangga kita. Dia sangat dekat dengan kita karena Dia menciptakan kita seperti gambar dan rupa-Nnya. Dia tidak mau istri mengolok-ngolok dan suami menjelekkan isterinya. Surat Yakobus mengatakan,“jangan dengan mulut kita memuji Tuhan di gereja, kemudian di rumah kita menjelek-jelekkan istri, suami, atasan atau bawahan kita” nanti kita dihukum Tuhan, sebab Tuhan ada!
Allah ada dan terus bekerja di dalam suasana apapun juga yang kita anggap jelek ataupun baik. Tuhan tetap ada dan tetap mengontrol perjalanan manusia. Suatu waktu Allah tidak bisa tahan, karena dosa semakin memuncak, manusia kawin mengawinkan, sama sekali rusak. Tuhan harus menghancurkan semua ciptaan-Nya, laki dan perempuan yang menurut gambar wujud-Nya, bukan hanya Adam, di zaman nabi Nuh, ayahnya, ibunya, omnya dan tantenya semua adalah gambar dan wujud Allah, tetapi Tuhan harus hancurkan semua. Allah yang begitu mencintai manusia, menciptakan manusia seperti pribadi-Nya, tetapi Allah harus menyatakan keadilan-Nya. Apa keadilan-Nya? semua dihukum mati dan lenyap, tetapi Tuhan dengan adil menyisakan Nuh dan istri serta tiga anaknya Sem, Ham, Yafet beserta istri-istrinya, sebab mereka mempunyai gambar teladan Allah. Apa buktinya? Di Kejadian 9,“Allah memberkati Nuh dan keluarganya berkembang biaklah” Dalam Kejadian 1 : 27 - 28, “Siapa yang menumpahkan darah manusia akan kutumpahkan darahnya karena manusia diciptakan menurut gambar dari Allah” diulangi lagi oleh Allah.
Jadi zaman kapanpun dan sampai hari inipun kita adalah gambar dan rupa Allah, memiliki pemikiran yang Tuhan mau sucikan, kuduskan, sehingga Yesus muncul sebagai gambar Allah yang dapat dilihat di dalam kita. Allah memberikan kasih karunia, dipelihara, anaknya berkembang banyak, kemudian Allah melihat manusia menjadi sombong. Kejatuhan manusia terjadi dalam kitab Kejadian 11 sebab kesombongan itu muncul. Awalnya semua satu hati, satu bahasa, akrab, tekadnya bukan main. Mulai muncul kebanggaan, sebab kerja ini dan itu berhasil, semuanya berhasil, maka Musa menulis bahwa manusia mulai sombong.
Kapan kesombongan muncul? Jika ada dosa maka kesombongan muncul, Sem, Ham, dan Yafet, sombong, mengangkat diri. Tuhan terpaksa mengacaukan mereka sampai tersebar ke seluruh muka bumi. Allah juga pernah marah kepada Sodom dan Gomora. Allah memporakporandakan mereka karena manusia sombong, menganggap Allah tidak ada dan tidak perlu Allah. Maka Tuhan membuat manusia gagal. Kadang kegagalan manusia merupakan cinta Tuhan supaya manusia jangan sombong. Babel, kota dan menara yang mereka bangun tidak jadi. Ini harus menjadi pelajaran bagi kita, Allah bisa mengacaukan segala-galanya jika kita sombong. Jika dalam rumah tangga suami yang sombong akan merusak nikah karena suami yang sombong akan menghina istrinya yang tidak sombong. Begitu banyak suami istri tidak bisa akur karena masing-masing mempertahankan dirinya, aku yang benar. Jika pendeta sudah katakan aku yang benar, maka pendeta yang lain tidak benar, maka di situ terjadi perpecahan dan kekacauan.
Allah tidak menyukai kekacauan, Allah meyukai ketertiban. Allah sabar, tidak berbuat langsung untuk menyadarkan manusia. Bagaimana menyatukan bangsa-bangsa yang telah tercerai berai? Allah memilih dan memanggil Abram seorang keturunan Sem. Abram menjadi titik awal dari berkat Allah untuk semua bangsa. Itulah cintanya Allah. Kadang kita melihat Allah tidak konsekuen, tidak mencintai manusia, Allah membiarkan manusia menderita, mana ada Allah, jika Allah ada, mengapa ada sakit, peperangan, pencurian, mereka tidak mau tahu tentang dosa. Mereka hanya tahu Allah tidak setia. Jika kita mengerti Alkitab, kita akan melihat Tuhan memilih Abram, cintanya Allah muncul kembali. Kita sudah belajar tentang Abraham, Ishak, Yakub sampai Yusuf. Pada malam hari ini kita melihat Allah yang tidak pernah berubah, yang terang-Nya tidak pernah sedikitpun berpindah, Allah yang kasih, yang penuh rahmat.
Kita dapat melihat betapa bobroknya manusia dalam sejarah hidup Abraham, Ishak dan Yakub. Begitu banyak hal yang tidak baik dan memilukan tetapi Allah tetap yang menciptakan langit, bumi dan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Jangan berhenti di suatu tempat! Jangan terfokus pada sosok Yusuf saja! Tetapi malam ini kita akan melihat bagaimana Tuhan ada di dalam Yusuf. Allah yang luar biasa membuat Yusuf merasa dirinya tidak luar biasa. Seringkali kita mengatakan Allah luar biasa karena kita merasakan sesuatu yang hebat dan ingin dipuji. Ini terjadi saat kita ingin mempunyai sesuatu yang dimuliakan oleh manusia. Penyertaan Tuhan yang membuat Yusuf sejak umur 17 tahun sampai 110 tahun tetap meninggikan Allah.
Kejadian 50:15-20 Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya." Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan: Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya. Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: "Kami datang untuk menjadi budakmu."Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?
Apakah saat itu Yusuf menyatakan kebanggaan sebagai perdana menteri yang memberi makanan? Tidak. Nikahnya bagus, ia sangat cerdas sehingga tidak ada yang seperti dia. Saudara-saudaranya mengatakan, “Kami mau menjadi budakmu.” Siapa yang tidak senang? Luar biasa! Syukur pada Tuhan yang menggerakkan Musa menuliskan bahwa Tuhan ada di hati Yusuf. Apakah ada Tuhan dalam hati Saudara termasuk saat menghadapi sesuatu hal? Orang-orang meminta tolong, apa yang kita perbuat? Apakah kita membantu karena daya upaya (uang, jabatan, dsb) kita? Apa yang dikatakan Yusuf? “… aku inikah pengganti Allah?”
Luar biasa! Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, Allah akan membawa kamu kembali ke tanah perjanjian. Akukah Allah? Akukah pengganti Allah? Ini pertanyaan Yusuf yang mempunyai Tuhan, yang di dalamnya dikuasai oleh roh Allah. Ayat 20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Allah yang dalam hati Yusuf mereka-rekakan yang baik (Yeremia 29:11). Bukan main! Ada nyanyian mengatakan Allah tidak merancangkan yang jahat tetapi kadang hati kita merancangkan yang jahat, sebab ada dosa di dalamnya, oleh karena itu jangan mencintai dosa, buang jauh. Dia ciptakan semua begitu indah, dari benda mati sampai manusia yang hidup. Cintailah Tuhan, maka dosa kita diampuni. Dosa akan membelenggu, menguasai, mengatur dan memerintah Saudara untuk bohong, licik, menjadi penghuni neraka. Saudara-saudara Yusuf diingatkan bahwa Tuhan ada di dalam kehidupan mereka juga. Kita harus menyampaikan sesuatu yang benar, dorongan, support kepada mereka yang ketakutan, merasa salah dan berdosa. Ini penting supaya mereka tidak melihat Yusuf seperti momok, karena kesalahan yang mereka perbuat di masa lampau. Yusuf berkata, “Aku bukan pengganti Allah.” Allah mempunyai kedaulatan-Nya sendiri. Yusuf katakan, “Kalian ingin mencelakakan aku tetapi justru Allah mengubah”.
Seringkali kita lupa bahwa Allah mampu mengubah dari yang jahat menjadi baik. Karena itu jangan cepat-cepat menyalahkan seseorang yang kelihatannya jahat. Jangan cepat-cepat mengatakan Saulus jahat bukan main, dia membunuh orang tanpa mengedipkan mata. Tuhan katakan kepada Ananias, “Aku memilih dia. Pergilah!” Ananias tidak berbantah atau protes, dia langsung melaksanakan perintah Tuhan mendatangi Saulus sebab Ananias memiliki Roh Kudus, sehingga ia tidak mau melawan Roh Kudus. Dia mau dipakai Tuhan untuk menolong Saulus. Tuhan bisa saja langsung mengangkat Saulus, tetapi mengapa Allah memakai Ananias? Sebab Allah mengetahui Ananias rendah hati. Tuhan mau memakai Saudara, jadilah rendah hati!
Jika ada sikap menolak untuk menolong orang lain yang jahat, Tuhan akan memakai orang lain yang bersedia melakukannya. Luar biasa bila kita mau dipakai Tuhan untuk memuliakan Dia, bukan untuk kesombongan diri sendiri. Mata saudara-saudara Yusuf terbelalak, di dalam diri Yusuf ada roh Allah. Di akhir zaman ini banyak orang tidak melihat Yesus dalam gereja, dalam pendeta, dalam para pelayan, dalam siswa-siswi, yang terlihat adalah hal-hal yang buruk.
Kejadian 50 : 20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Kerjanya hanya kecil tetapi karya Allah dalam hidup Yusuf itu luar biasa. Dimulai dari satu bangsa yang nantinya menjadi berkat sampai seluruh bangsa di dunia menjadi berkat. Sekarang kita melihat pribadi Yesus, supaya kita hidup. Tidak ada di antara kita yang tidak hidup. Saudara boleh membaca lebih jauh tentang pemeliharaan Tuhan. Yusuf rela, bukan karena dia bisa, bukan karena menggunakan kesempatan dalam kesempitan untuk menunjukkan kemampuannya untuk menolong orang lain. Semua dilakukannya karena Tuhan. Tuhan sudah mendidik dan membimbing Yusuf selama puluhan tahun. Yusuf mengatakan, “Aku akan memelihara kalian” bukan karena dia mempunyai pangkat melainkan karena memiliki Tuhan. Yusuf berulang kali berbicara mengenai Tuhan. Iman Yusuf bertumbuh dengan indah sekali.
Kejadian 45:3-5 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
Yusuf yang mempunyai Tuhan bersikap lain, kitapun sebagai orang yang memiliki Tuhan juga harus bersikap lain untuk membawa kebangkitan yang membangun bukan kematian, kemerosotan dan kekecewaan. Kakak-kakak Yusuf menyesal, sebab pernah menyekap, melucuti Yusuf adiknya. Jangan kita menganggap sudah berbuat sesuatu yang tidak diketahui siapapun, ada satu yang mengetahuinya yaitu Allah. Dia menyediakan pribadi Yesus untuk mengampuni kita agar kita dilayakkan di hadapan Tuhan. Saudara-saudaranya menangis kebingungan, Yusuf mengatakan, “Jangan pikirkan hal itu! Tuhan yang membawa aku, bukan kamu.” Hanya saja kita melihat ‘manusianya’yang menjual adiknya, tetapi dalam mata rohani, dari sudut pandang Allah, dapatkah kita melihat saudara-saudara Yusuf itu tangan Allah? Tuhan mengetahui ini adalah alat. Tuhan mengetahui setiap Saudara adalah alat-Nya untuk menolong orang lain. Jadi dalam kitab Kejadian, kita belajar bahwa Tuhan memakai kita untuk menolong orang lain.
Kejadian 41:15-16 Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya." Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun."
Yusuf berkata,“Bukan aku. Sekali-kali bukan aku.” Tetapi bagaimana jika kita sebagai pendeta senior, berkedudukan tinggi? Yusuf yang mempunyai Tuhan memiliki kesaksian hidup. Bagaimana kesaksian hidup kita? Jika Tuhan mengizinkan Saudara berada di pemerintahan, maka tunjukkan Tuhanmu yang hidup! Ia sanggup menolong pemerintah kita. Yusuf tidak malu, ia menghadapi raja Firaun yang hebat. Yusuf katakan, “Bukan aku.” Hal itu dilakukan supaya Firaun mengetahui bahwa yang menjawab mimpinya adalah Allah Sang Pencipta. Ketahuilah dan yakini bahwa Allah yang kita sembah dan hayati firman-Nya pada malam hari ini adalah Allah yang sama, Allah yang hidup dan tidak pernah berubah. Ini akan membuat kita tegar jika menghadapi masalah. Demikian juga kita akan merasa begitu sejahtera jika kita tidak ‘dianggap’ oleh orang lain. Dengan tulus kita akan berkata, “Bukan aku tetapi Dia.” kita hanya manusia biasa saja dan tidak ada apa-apanya. Saya teringat Pdt. Harry Lumare mengarang sebuah lagu “Kita manusia biasa saja. Jika mau dipakai Tuhan …” Kita harus belajar berkata, “Bukan aku, sama sekali bukan aku,” kepada raja dan kepada orang biasa.
Kejadian 40:7-8 Lalu ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama dengan dia dalam rumah tuannya itu: "Mengapakah hari ini mukamu semuram itu?" Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku."
Jangan melupakan Allah! Baik Yusuf maupun hamba-hamba Tuhan yang mendapat pencerahan dari Allah tentang firman harus mengingat Dia. Yusuf berkata kepada raja, “Bukan aku.” Perkataan yang sama ditujukan Yusuf kepada raja, orang kecil serta kaum keluarganya. Ini adalah hal yang sangat indah di mana semua terjadi tanpa ada rekayasa. Jangan sampai ada suatu perubahan sikap terhadap orang yang hebat dan orang yang ‘kecil’. Yusuf dipakai Tuhan sejak usia 17 tahun sampai ia berusia lanjut tetap memuliakan dan mengagungkan Tuhan. Seringkali kita memuliakan Tuhan tetapi saat Tuhan mau memakai, kita tidak mau. Kita memuliakan, “Ajaiblah Tuhan! Luar biasa!” namun bersikap seperti Musa ketika Tuhan memanggil, “Aku mau memakai engkau untuk melepaskan bangsa-Ku, katakanlah kepada Firaun!” Jawab Musa, “Jangan aku ya Tuhan, aku tidak bisa’.
Seringkali kita hanya menginginkan berkat Tuhan yang luar biasa, Tuhan mau kita menyalurkan berkat firman Tuhan. Kenyataannya kita seringkali menolak, “Jangan aku, orang itu saja!” Jika Tuhan memanggil Saudara, jangan berkata tidak! Rasul Paulus menyatakan berapa lama lagi kita tidak tahu, tetapi kita tidak perlu takut karena sungguh terlalu indah bersama Tuhan. Jika masih boleh berada di sini dan hidup, maka harus bekerja. Terkadang kita menyatakan cinta kepada Tuhan namun saat Dia meminta untuk melayani, kita menolak. Kita tidak mau repot sehingga tidak mau masuk dalam pelayanan yang Tuhan inginkan. Tuhan bersedia memakai kehidupan saya dan Saudara, itu akan terus berkelanjutan. Yusuf memperingatkan bangsa Israel, “Jangan lupa! Tuhan pasti membawamu keluar.” Sedikit informasi waktu di kitab Keluaran, Allah mendengarkan keluhan mereka sebab mereka mengingat perkataan Yusuf bahwa Allah mendengarkan keluhan mereka. Tuhan pasti menyertai, oleh karena itu mereka menunggu satu tahun, sepuluh tahun, seratus tahun, bahkan empat ratus tiga puluh tahun. Mereka tidak pernah berubah, mereka terus berteriak, “Tuhan tolong!” Tuhan melepaskan mereka karena Dia Tuhan yang hidup.
Pada malam ini saya akhiri kitab Kejadian ini, namun tentu belum selesai dan saya tidak mungkin menyelesaikannya, karena ini firman Allah, hanya Allahlah yang mampu menyelesaikannya waktu kita bertemu Dia di dalam awan-awan permai sorgawi. Biarlah pada malam ini kita tidak melupakan bahwa Tuhan adalah yang awal dan yang akhir. Dia yang memulai dan Dia akan mengakhiri. Biarlah kita ada di dalamnya mengaku dengan sukacita bahwa Dia adalah Tuhan yang luar biasa dan Dia adalah Tuhan untuk selama-lamanya.
Amin.