Shalom,
Harus diakui kita sering melupakan Firman Tuhan dan lebih memikirkan masalah hidup yang menggelisahkan bahkan sering menyakitkan sementara waktu berjalan terus. Masihkah kita ingat Firman Tuhan minggu lalu yaitu kita harus mempraktikkan Firman yang berintegritas?
Kali ini tema “Keputusan Mengakui Yesus Adalah Anak Allah” menjadi tantangan lagi bagi kita untuk mengambil keputusan berarti masih dalam taraf merespons mau bertindak mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Bukankah sadar atau tidak kita selalu menyebut Nama Yesus dalam kegiatan doa apa pun tetapi mengapa kita membahas untuk mengambil keputusan mengakui Yesus sebagai Anak Allah?
Kita mempelajari lebih jauh apa yang terjadi di Injil Lukas 12:1-12. Saat itu ada ribuan orang berkerumun sehingga berdesak-desakan mendengarkan Yesus. Lalu Yesus mengajar terutama ditujukan kepada murid-murid-Nya. Apa yang dikatakan-Nya? “Waspadalah terhadap ragi yaitu kemunafikan orang Farisi.” (ay. 1) Selain kemunafikan, ragi juga menunjuk pada pengajaran orang Farisi dan Saduki (Mat. 16:12).
Sangat jelas pengajaran yang disampaikan oleh Yesus itu utuh dari Allah Tritunggal. Buktinya, dari pembacaan Lukas 12:1-12 dapat disimpulkan:
- Menerima pengajaran Yesus yang berasal dari Bapa dengan segala risikonya (ay. 1-7) → Allah Bapa
Dapat dibayangkan ketika ada ribuan orang berkerumun berdesak-desakan mendengarkan Yesus kemudian Yesus dengan lantang dan berani memperingatkan murid-murid-Nya supaya hati-hati terhadap pengajaran ragi orang Farisi. Dengan kata lain, selain pengajaran dari Yesus ada pengajaran lain yang menyusup. Rasul Paulus pernah memperingatkan jemaat Korintus bahwa sedikit ragi akan mengkhamirkan seluruh adonan (1 Kor. 5:6). Apakah kita mau mencampur adonan pengajaran Yesus dengan ragi ajaran lain? Memang ajaran Yesus keras karena tanpa ragi; beda dengan adonan pengajaran beragi yang tampak besar (melembung) tetapi kosong di dalamnya.
Yesus tahu ahli Taurat dan orang Farisi suka memelintir pengajaran sehat yang disampaikan tidak secara utuh tetapi setengah ditutup-tutupi sebab lebih lanjut Yesus mengatakan tidak ada sesuatu pun yang tertutup tidak akan dibuka (Luk.11:2).
Ketika Yesus mengajar, banyak orang Yahudi menjadi takjub bagaimana mungkin Yesus mempunyai pengetahuan hebat tanpa belajar (Yoh. 7:15). Perkataan-Nya penuh kuasa untuk mengusir roh jahat dan menyembuhkan penyakit (Luk. 4:32).
Apa respons Yesus terhadap keheranan orang-orang Yahudi? Dengan tegas Ia mengatakan, “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.” (Yoh. 7:16) juga “Sebab Aku berkata- kata bukan dari diri-Ku sendiri tetapi Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.” (Yoh. 12:49-50)
Kita tahu sekarang bahwa ajaran Yesus berasal dari Bapa Surgawi, Bapa dari segala makhluk hidup. Pengajaran- Nya itu hidup. Yesus adalah Firman yang keluar dari Bapa.
Introspeksi: kita harus hati-hati dengan Alkitab kita yang memiliki ayat-ayat sama di dalamnya. Apakah kita meragukan ayat-ayat tertentu sementara ayat-ayat lain kita yakini benar karena cocok dengan selera kita? Ingat, Yesus dan Bapa tidak pernah berubah. Pemberitaan Firman yang benar selalu menyangkut Allah Tritunggal dan topik pembicaraannya dari awal sampai kesudahan alam.
Lebih lanjut Yesus mengatakan untuk tidak takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh (fisik) tetapi takutlah terhadap Dia yang membunuh tubuh (fisik) dan melemparkan rohnya ke dalam neraka. Siapakah Dia? Itulah Yesus, Sang Firman (Yoh. 12:48). Kitab Wahyu 20:11-15 juga menegaskan Dia yang duduk di atas takhta putih yang besar akan menghakimi orang-orang mati menurut perbuatannya. Siapakah Dia? Yesus, Anak Manusia, mendapat mandat dari Bapa-Nya untuk menghakimi (Yoh. 5:22,27).
Pertanyaan: percayakah kita akan Yesus dan Firman-Nya yang memberi jaminan hidup kekal atau masih terselip keraguan akan Dia?
- Pengakuan terhadap Anak Manusia itulah Yesus (ay. 8-9) → Allah Anak
“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.”
Sering terjadi orang mengadakan mukjizat dan mengusir setan demi Nama-Nya tetapi mereka tidak mengenal dan dikenal Yesus (Mat. 7:21-23). Siapa Yesus ini? Saat itu Yesus belum disalib dan tidak semua orang mengerti misi Ia datang ke dunia tetapi Yohanes Pembaptis dan Petrus mengetahui Yesus adalah Mesias, Anak Allah (Yoh. 1:34; Mat. 16:16). Ketika Yesus datang ke Betania untuk melihat Lazarus yang telah mati empat hari, Marta percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang akan datang ke dalam dunia (Yoh. 11:27). Faktanya, kebanyakan orang mengaku Yesus sebagai penyembuh atau seorang nabi (Mat. 16:14). Ironisnya, ada juga yang percaya kepada-Nya tetapi tidak berani mengakui dengan terus terang karena takut dikucilkan dan lebih suka akan kehormatan manusia (Yoh. 12:42-43).
Tentu tidaklah mudah mengaku Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Bahkan ketika Yesus sendiri mengiyakan bahwa Ia adalah Mesias dan Anak Allah (Luk. 22:66-70), penderitaan salib harus ditanggung-Nya. Bagaimana dengan kita, gereja-Nya? Maukah kita mengakui Yesus sebagai Anak Allah dengan segala konsekuensinya? Atau kita percaya tetapi tidak berani mengakui-Nya karena kita takut kehilangan kedudukan di gereja atau di tempat kerja yang menjanjikan? Yang lebih menyedihkan, ada doktrin yang tidak mengakui Yesus adalah Anak Allah tetapi Ia lebih kecil levelnya dari Allah.
Memang Petrus menyangkal Yesus (Luk. 22:54-61) tetapi setelah dipenuhi Roh Kudus, dia yang pertama kali mengakui Yesus adalah Tuhan dan Kristus (Kis. 2:14,36). Risikonya? Dia ditangkap dan dipenjara. Juga Saulus yang begitu membenci Yesus dan mengejar pengikut-pengikut-Nya untuk dipenjarakan bahkan dibunuh (Kis. 9:1- 2). Namun begitu berjumpa dengan Yesus yang dianiayanya, dia bertobat dan dipenuhi Roh Kudus kemudian mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias (ay. 20,22). Demikian pula dengan para rasul lainnya, mereka dilarang oleh Sanhedrin, orang Farisi dan imam kepala untuk tidak memakai Nama Yesus. Tak jarang mereka dipukuli dan dipenjarakan tetapi mereka tetap giat memberitakan Injil dari Yerusalem hingga ke ujung bumi. Mereka mampu mengakui Yesus adalah Mesias dan Anak Allah oleh karena kekuatan dari Roh Kudus (1 Kor. 12:1-3).
Perhatikan, kalau kita mengakui Yesus adalah Mesias dan Anak Allah di depan umum, Ia akan mengakui kita di hadapan malaikat-malaikat Allah. Bagaimana dengan pengakuan kita akan daging Anak Manusia dan darah-Nya, apakah kita melakukan Perjamuan Tuhan sekadar sakramen gereja atau kita memercayai dengan makan daging- Nya dan minum darah-Nya kita beroleh hidup – kita hidup di dalam Dia dan Ia di dalam kita (Yoh. 6:53-57)?
- Menghujat Roh Kudus yang tidak akan mendapat pengampunan atau menerima-Nya untuk mendapat pembelaan dari-Nya saat diperhadapkan di pengadilan (ay. 10-12) → Roh Kudus
Waspada, siapa menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni! Roh Kudus berperan mengajar kita apa yang harus kita katakan (ay. 12) dan ini tantangan bagi kita untuk memberikan jawaban yang benar.
Tahukah Roh Kudus keluar dari Allah Bapa yang diminta oleh Yesus agar kita tidak ditinggal sebagai yatim piatu ketika Ia kembali ke rumah Bapa-Nya (Yoh. 14:16,18)?
Siapa Roh Kudus? Ia adalah Allah sendiri. Dunia tidak mengenal Roh Kudus tetapi para murid-Nya (juga kita) mengenal-Nya (Yoh. 14:17). Roh Kudus memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13) sehingga kita mengenal Allah Bapa dan Firman yang adalah kebenaran mutlak. Kenalkah kita akan Pribadi Roh Kudus? Rasul Yohanes mengingatkan agar kita tidak mudah percaya akan setiap roh tetapi menguji roh-roh itu untuk mengetahui apakah mereka berasal dari Allah (1 Yoh. 4:1). Roh Kudus cuma satu, Allah hanya satu dan Yesus juga satu → ketritunggalan Allah yang esa
Pengajaran Allah Tritunggal sangatlah kuat untuk melawan ragi-ragi pengajaran sesat. Kita tidak mungkin hidup dalam kebenaran jika kita mengabaikan kasih Allah, menolak Firman serta tidak mau dipimpin oleh Roh Kudus – Roh kebenaran. Itu sebabnya kita tidak boleh mendukacitakan Roh Kudus (Ef. 5:30) sebab Ia ingin tinggal di dalam kita seperti telah dinubuatkan oleh Nabi Yoel (Kis. 2:16-18; Yl 2:28-29). Stefanus pernah menegur jemaat Yahudi, tua-tua dan ahli-ahli Taurat yang menentang Roh Kudus seperti telah diperbuat oleh nenek moyang mereka (Kis. 7:48-53). Apa risikonya memberitakan kabar yang benar? Stefanus mati syahid (ay. 58-60).
Apa pentingnya Roh Kudus? Roh Kudus adalah jaminan untuk beroleh keselamatan penuh menjadi milik Allah (Ef. 1:13-14) masuk dalam Kerajaan-Nya. Ada banyak roh (jahat) di dunia ini tetapi Roh Kudus esa. Selain itu Roh Kudus menolong kita berdoa (Rm. 8:25-26). Kita boleh fasih berdoa tetapi Roh Kudus mengenal siapa diri kita sesungguhnya. Ia juga membantu kita dalam kelemahan kita sebab Ia tahu persis apa yang kita butuhkan. Ia menjadikan kita anak Allah sehingga dapat berseru “ya Abba, ya Bapa” (Rm. 8:15; Gal. 4:5-7).
Roh Kudus adalah Pribadi yang memiliki perasaan – bisa marah, sedih dll. bahkan mampu mencabut nyawa Ananias dan Safira yang membohongi-Nya (Kis. 5:1-10). Ingat, membohongi Roh Kudus sama dengan membohongi Allah. Ini bukan berarti kita takut lalu menjauhi Allah tetapi mengingatkan bahwa kasih Agape tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran (1 Kor. 13:6).
Jelas sekarang ajaran Yesus berkaitan dengan karya Allah Tritunggal – Allah Bapa yang bersemayam di dalam Kerajaan Surga, Yesus (Mesias dan Anak Allah) serta Roh Kudus untuk menolong perkembangan gereja Tuhan di akhir zaman ini. Banyak pertolongan telah kita terima dari Bapa Surgawi, Yesus (Anak Allah dan Mesias) juga Roh Kudus. Pertolongan ini tidak kita peroleh dari dunia ini; hal ini sulit dijelaskan sebab hal-hal rohani hanya dapat dijelaskan dengan yang rohani bagi mereka yang mengasihi Allah (1 Kor. 2:9-13). Dengan demikian kita tidak lagi ragu-ragu mengambil keputusan mengakui Yesus adalah Anak Allah. Amin.