• BERSAMA YESUS KITA TEGUH
  • Lukas 11:14-28
  • Lemah Putro
  • 2021-09-05
  • Pdm. Jusak Pundiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/956-bersama-yesus-kita-teguh
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Kita sangat bersyukur melihat usaha pemerintah menargetkan herd immunity (kekebalan kelompok) supaya masing- masing dari kita mendapat perlindungan dari serangan virus COVID-19 dengan divaksinasi 1 dan 2 bahkan diupayakan yang ke-3. Namun kita tetap harus menerapkan prokes bahkan Kemenag mengedarkan SE No. 25-2021 tertanggal 25 Agustus 2021 yang juga mengatur prokes ibadah. Jadi untuk sementara waktu ini kita beribadah live streaming tetapi kita tetap bersyukur masih dapat beribadah apalagi tema kita hari ini “Bersama Yesus Kita Teguh”. Ibadah dalam bentuk apa pun tidak boleh membuat kita goyah sebab Allah hadir dan kasih setia-Nya berlaku selamanya.

Mari kita merenungkan aspek-aspek keteguhan bersama Yesus yang tertulis dalam Lukas 11:14-28, yaitu:

  • Jiwa dibebaskan oleh kuasa Allah (ay. 14-23).

Yesus mengusir setan yang membisukan (ay. 14). Bisu dapat disebabkan oleh masalah yang terjadi pada beberapa organ bicara seperti pita suara, tenggorokan, mulut dan lidah bahkan dapat terjadi karena masalah kejiwaan.

Injil Lukas mengisahkan Yesus banyak menyembuhkan orang baik yang terganggu organ-organ jasmaninya maupun yang jiwanya dikuasai setan – roh supranatural yang tidak kelihatan. Setan yang berada dalam tubuh orang ini menguasai organ suara dan membuatnya bisu. Setan yang membisukan ini bertujuan bukan untuk menguasai organ-organ fisik tetapi ingin menguasai roh, jiwa dan hati manusia agar menuju pada kebinasaan kekal. Itu sebabnya Yesus mengusir setan itu supaya orang tersebut dibebaskan dan jiwanya diselamatkan.

Namun ada orang-orang berpraduga jahat (ay. 15-16). Mereka tidak bisu tetapi mulut mereka memperkatakan ucapan yang menyangkal kuasa yang ada pada Yesus. Ironisnya, mereka telah melihat mukjizat pengusiran setan yang dilakukan Yesus tetapi mereka tidak percaya bahkan mecobai-Nya karena jiwa mereka sesungguhnya dikuasai setan yang mengeraskan hati mereka.

Sejatinya mukjizat Yesus yang terutama bukanlah berurusan dengan organ-organ jasmani – organ luar atau organ dalam tubuh manusia – tetapi melepaskan jiwa manusia dari cengkeraman setan asal mau mengakui kuasa Yesus bukan jiwa yang memberontak dan menyangkal kuasa-Nya.

Introspeksi: perkataan apa yang keluar dari (organ) mulut kita saat melihat mukjizat atau mendengar kesaksian seseorang? Apakah kita percaya ada kuasa Allah di dalamnya? Atau menyepelekannya karena hati tidak percaya?

Terbukti Yesus mengusir setan dengan kuasa Allah maka Kerajaan Allah datang (ay. 20). Jadi pengusiran setan, pertolongan Tuhan, pemulihan ekonomi, nikah dst. bertujuan supaya Kerajaan Allah datang. Apakah ini berarti kita tidak boleh mengalami berkat jasmani? Tentu boleh tetapi setelah beroleh pertolongan dan berkat jasmani dari-Nya kita harus melanjutkan/follow up dengan tidak fokus apalagi mengejar berkat-berkat jasmani tersebut sehingga tanpa sadar telah menjauh dari Allah dan Kerajaan-Nya berakibat hidup kita menjadi kosong walau setan sudah diusir.

Aplikasi: apabila di masa lalu kita mengalami kelepasan dari kuasa setan atau dari perilaku buruk nan jahat, beroleh mukjizat kesembuhan dan berkat jasmani, selanjutnya kita harus tetap bersama dengan Dia dan mengumpulkan bersama-Nya (ay. 21-23). Maksudnya, kita bersama Dia bila kita lebih mengutamakan kepentingan-kepentingan rohani bukan mengejar perkara-perkara kerajaan duniawi. Kita juga makin mengejar suasana Kerajaan Allah dengan beribadah serta melayani Allah sebagai Bapa Surgawi.

  • Tubuh kita dijadikan tempat kediaman rumah Allah (ay. 24-26)

Merupakan peringatan bagi orang yang pernah ditolong Tuhan seperti dilepaskan dari setan yang membelenggu, mengalami mukjizat dan pemulihan, apa yang harus dikerjakan sebagai kelanjutannya (what next)? Jangan membiarkan rumah yang sudah bersih itu kosong! Tubuh manusia bagaikan rumah (Yun: oikon = kediaman; tunggal) dan Yesus tidak mau rumah hidup kita kosong tetapi hidup kita seutuhnya (tubuh, jiwa, roh) menjadi tempat kediaman Allah yang mau berkerajaan di dalam kita. Waspada, sekali roh jahat mendiami rumah tubuh manusia, dia akan selalu mengincar untuk kembali ke rumah itu.

Ternyata di kalangan orang Yahudi (ahli Taurat, imam-imam kepala, orang Farisi) juga ada pengusir-pengusir setan (ay. 19) tetapi jelas tidak dengan kuasa Allah sebab Yesus menegaskan bahwa diri-Nya mengusir setan dengan kuasa Allah dan Kerajaan Allah datang. Intinya, Kerajaan Allah datang agar rumah tubuh manusia yang sudah tersapu bersih dan teratur tersebut tidak kosong tetapi ada yang mendiaminya. Karena itu jangan setelah mengalami pertolongan Tuhan lalu melupakan kuasa Tuhan dan mencoba menyelesaikan masalah selanjutnya dengan kekuatan sendiri, ini tidak bedanya dengan pengusir-pengusir setan orang Yahudi, yang melakukan tidak dengan kuasa Allah. Hadirnya Kerajaan Allah disertai kuasa-Nya, itulah kekuatan dan keteguhan dalam hidup ini.

Lukas 11 diawali dengan ajaran doa Yesus yang meminta Kerajaan Allah datang dan ditutup dengan meminta Roh Kudus dari Bapa. Sangat jelas peran Allah Tritunggal yang tak terpisahkan ada di dalamnya → Bapa - Anak dengan kurban-Nya - Roh Kudus.

Setelah setan diusir keluar, orang yang mengalami pertolongan Yesus perlu menjadikan rumah tubuhnya yang bersih dan teratur (ay. 25) sebagai wadah bagi Kerajaan Allah dan didiami oleh Pribadi-pribadi yang mahakuat itulah Allah Tritunggal dengan kuasa supranatural-Nya (ay. 21-22). Mengapa? Sebab manusia adalah makhluk natural yang tidak mampu menghadapi roh jahat (makhluk supranatural) apalagi tujuh roh jahat. Untuk itu diperlukan pribadi yang sama-sama roh yang mahakuat dan mahakuasa itulah Pribadi Roh Kudus.

Aplikasi: pertolongan dan berkat jasmani yang dialami menjadi trigger/pemicu untuk lebih lanjut mencari Kerajaan Allah dan Pribadi Allah Tritunggal mendiami hidup kita. Jangan kita berjalan sendiri dengan kemampuan, pengetahuan, kekayaan, pengalaman, keberhasilan, dan koneksi orang-orang penting. Kita, manusia jasmani, diubah menjadi manusia Ilahi dengan menerima Pribadi Allah Tritunggal yang bertakhta dalam kehidupan kita sehingga langkah-langkah hidup kita tetap teguh apa pun yang terjadi. Harus diakui, ada kalanya kita menjadi lemah dan jatuh tetapi Roh Kudus akan mengingatkan bahkan mengangkat kita dari kejatuhan. Juga setan dan antek-anteknya akan takut untuk kembali bila mereka melihat ada Pribadi dan Kerajaan yang jauh lebih kuat dari mereka.

  • Hati kita dibahagiakan dengan Firman Allah (ay. 27-28).

Seruan dari seorang perempuan yang ditujukan kepada Yesus karena kekagumannya melihat mukjizat, ajaran dan Pribadi Yesus. Perempuan ini berpikir pasti bangga dan bahagia ibu yang mengandung, menyusui dan membesarkan Yesus yang mampu melakukan semuanya itu.

Masalahnya, masihkah perempuan ini bangga dan mengutarakan kekaguman bagi ibu yang mengandung dan menyusui Yesus bila melihat Yesus menderita mati disalib? Tentu tidak, padahal kematian Yesus itulah awal kebahagiaan sejati.

Setelah Yesus bangkit dari kematian dan naik ke Surga, Roh Kudus dicurahkan dan gereja terbentuk, pelayanan- pelayanan gereja terbentuk. Apa maknanya bagi kita sekarang?

    • Menduga bahagia karena sudah mengandung Yesus, artinya kebahagiaan tidak diperoleh hanya karena kita turut andil dalam proses pembentukan bidang pelayanan gereja.
    • Bahagia sudah menyusui Yesus artinya kebahagiaan tidak cukup hanya karena kita andil dalam menyumbangkan pikiran, dana, daya untuk mengaktifkan bahkan membesarkan bidang pelayanan yang kita gagas dan bentuk.

Yesus menegaskan kebahagiaan sejati ialah ketika setiap personel bidang pelayanan terus menerus mendengar dan memelihara Firman Allah sepanjang hidupnya. Juga tetap teguh dalam pelayanan walau ada gesekan dan ketidakcocokan di antara rekan sepelayanan karena kurban Kristus telah mendamaikan satu sama lain dan Roh Kudus menguasai kita sehingga organ bicara kita tidak mengeluarkan perkataan sembarangan yang membisukan pelayanan kita.

Organ pendengaran dari orang bisu umumnya bermasalah maka kalau setan yang membisukan sudah diusir, masalah selanjutnya untuk apa organ pendengarannya difungsikan? Yesus menghendaki agar orang yang sudah ditolong dalam bentuk apa pun mendengarkan Firman Allah dengan aktif dan terus menerus. Selain itu, ia memelihara Firman Allah dalam arti tidak hilang atau lupa dan menaatinya. Jangan lupa, Roh Kudus berperan penting menukikkan setiap Firman yang kita dengar pada loh hati kita (2 Kor. 3:3).

Kita diteguhkan ketika kita dilepaskan dari kuasa roh jahat, didiami Allah Tritunggal – Firman Tuhan ditukik dalam loh hati kita dan Roh Kudus membimbing dan membawa kita kepada kebahagiaan hingga masuk dalam kebahagiaan kekal bersama-Nya. Amin.