• YESUS BERKUASA ATAS ALAM SEMESTA DAN ROH SETAN
  • Lukas 8:22-39
  • Lemah Putro
  • 2021-06-20
  • Pdm. Jusak Pundiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/901-yesus-berkuasa-atas-alam-semesta-dan-roh-setan
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Perlu diketahui negara kita, Indonesia, dijuluki sebagai negara nusantara untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang terbentang dari Sumatra sampai Papua. Disebut pula negara maritim karena memiliki wilayah perairan yang sangat luas. Tentu diperlukan armada angkatan darat, laut dan udara yang kuat untuk menjaga keutuhan negara kita. Bahkan di pangkalan TNI Angkatan Laut Surabaya ada monumen dengan semboyan “Jalesveva Jayamahe” yang berarti “di laut kita berjaya”. Terlebih lagi Yesus yang kita puja dan muliakan, Ia berjaya di udara, di darat, di laut, di alam semesta bahkan atas setan.

“Tuhan yang Mahaesa” seperti tercantum dalam sila pertama bukanlah sekadar moto sebab Ia adalah Pencipta langit dan bumi serta menyatakan diri di dalam Anak Tunggal-Nya, Yesus Kristus, yang kuasa-Nya tidak pernah berubah. Oleh sebab itu tidak ada yang perlu ditakutkan selain kita percaya dan mengandalkan Dia di dalam segala perkara. Bukankah kita telah mengalami kuasa-Nya dan sedang bahkan akan tetap mengalami kuasa-Nya sepanjang hidup kita?

Kali ini kuasa apa yang ingin Yesus demonstrasikan melalui kisah di Injil Lukas 8:22- 39?

  • Yesus berkuasa mengendalikan penyebab segala musibah apa pun (ay. 22- 25).

“Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid- Nya dan Ia berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang danau.” Lalu bertolaklah mereka. Dan ketika mereka sedang berlayar Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya.” (ay. 22-23)

Apa penyebab terjadinya topan? Karena perbedaan besar tekanan udara di darat dan laut sehingga membentuk pusaran dalam sistem cuaca. Topan ini datangnya bisa sekonyong-konyong. Sampai sekarang datangnya angin topan ini sulit dideteksi karena kerumitan-kerumitan cuaca sehingga dapat dipahami bahwa angin topan merupakan bagian dari kejadian alam semesta.

Ayat di atas mengatakan bahwa murid-murid bertolak ke seberang bukan atas kemauan sendiri tetapi diajak oleh Yesus. Jadi, Ia menjamin keselamatan mereka.

Apapun tujuan dan rencana kita, hendaknya kita berdoa dan menyerahkannya kepada Dia; jangan mengandalkan kesuksesan, pengalaman, ‘orang kuat’ dan ketajaman intuisi kita (bnd. Yak.4:12-16). Perhatikan, kita menghadapi halangan dan rintangan di depan kita tetapi dengan berdoa dan mengerti kehendak Tuhan kita dapat meraih tujuan apapun risiko dan konsekuensinya (kadang di luar kemampuan kita) karena Ia tidak pernah meninggalkan kita sendirian.

Aplikasi: harus diakui ibadah on site berisiko; oleh sebab itu percayakan diri kepada Tuhan. Jangan sembrono, ngotot atau grusa-grusu tetapi taati prokes dan kita rencanakan bersama Dia (Yak.4:17). Waspada, tidak menaati prokes yang baik adalah dosa dan dosa dapat menarik topan-topan pencobaan. Belakangan ini viral seorang hamba Tuhan mendoakan banyak orang sakit di tengah pandemi tetapi beliau tetap menaati prokes dengan memakai masker standar dan selalu diganti juga istirahat kalau kelelahan.

Perahu itu kemasukan air dan mereka dalam keadaan bahaya. Setiap saat bahaya (bencana alam, kejahatan, penyakit, keuangan dst.) dapat mengancam kehidupan kita. Percayalah kepada Yesus – manusia sekaligus Firman yang adalah Allah. Sebagai manusia sangatlah wajar Ia tertidur tetapi dalam keilahian-Nya Ia selalu siaga satu. Sekarang Ia ada di sebelah kanan Bapa dan kita sudah berulang-ulang memperingati kematian-kebangkitan-kenaikan-Nya ke Surga. Kita tidak perlu meragukan kuasa pertolongan-Nya saat musibah sekonyong-konyong datang. Yang Ia inginkan untuk kita lakukan ialah percaya kepada-Nya yang berkuasa mengendalikan semua musibah.

Yesus pun bangun lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu dan angin maupun air itu reda serta danau menjadi teduh (ay. 24). Terbukti Ia berkuasa mengendalikan penyebab musibah.

Yesus – Sang Firman – adalah Allah (Yoh. 1:1) yang tidak pernah lelap (Mzm. 121:1-8). Dalam Perjanjian Lama, Roh Allah belum mendiami manusia secara permanen tetapi ada di mana-mana (Mzm. 139:7). Ia menghinggapi dan berkuasa atas orang yang mau dipakai oleh-Nya. Di era Perjanjian Baru, Roh Kudus turun di hari Pentakosta dan mendiami orang-orang percaya termasuk kita dan selalu bersama kita. Oleh sebab itu berdoalah dengan pertolongan Roh Kudus dan berseru dengan iman karena Yesus selalu berdoa untuk kita dan Ia tahu apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita.

Kemudian Yesus bertanya, “Di manakah kepercayaanmu?” (ay. 25) Kata “kepercayaan/iman” dalam bentuk tunggal sementara kata ganti “kamu” bentuk jamak; maksudnya, Yesus ingin setiap dari kita memiliki iman mandiri tetapi Ia ingin setiap orang beriman suka bersekutu.

Aplikasi: ketika kehidupan nikah dan keluarga ada masalah, hendaknya anggota keluarga menyatu berdoa/berseru kepada Yesus. Iman dan ketaatan harus berjalan bersama. Kita taat kepada peraturan pemerintah, aturan bisnis, aturan makan-minum sehat, etika pergaulan, komitmen nikah dan keluarga dll. Marilah kita menaburi benih Firman Tuhan dalam tanah hati kita (Luk. 8:4-21) bukan benih info-info yang dapat membangkitkan topan kekhawatiran/kecemasan/kegelisahan. Juga nyalakan pelita Firman-Nya di atas pergumulan dan cepat mendengar serta melakukan Firman maka Ia akan mengendalikan segala topan masalah.

  • Yesus sudah menentukan hukuman atas setan (Luk. 8:26-33)

“Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak lalu tersungkur di hadapan-Nya dan berkata dengan suara keras: “Apa urusan-Mu dengan aku hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu supaya Engkau jangan menyiksa aku.”………Dan Yesus bertanya kepadanya: “Siapakah namamu?” Jawabnya: “Legion” karena ia kerasukan banyak setan. Lalu setan-setan itu memohon kepada Yesus supaya Ia jangan memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut.” (ay. 28-31)

Setan sendiri mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah Yang Mahatinggi. Kata ‘mahatinggi’ berarti sangat tinggi melebihi segala sesuatu yang tinggi termasuk setan-setan yang dianggap mempunyai kuasa dan ditakuti manusia.

Ternyata setan-setan takut kepada Yesus bahkan memohon-mohon kepada-Nya supaya tidak dimasukkan ke dalam jurang maut. Bukti bahwa Yesus tidak hanya mengontrol alam semesta tetapi juga setan.

Waspada, ada isu virus maupun vaksinnya dibuat manusia dan dikendalikan oleh Antikristus. Kalaupun benar, kuasa siapa yang lebih tinggi? Pasti Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi. Ada waktunya kelak jika penyebab masalah dan setiap orang yang mengambil keuntungan jahat dari masalah-masalah tersebut jika tidak mau percaya kepada Yesus dan bertobat, mereka sudah ditentukan hukumannya yaitu masuk ke dalam jurang maut.

Demikian pula jika Tuhan mengizinkan kekasih-kekasih-Nya, orang-orang percaya, mati karena pedang Antikristus, dapat dipastikan mereka berada bersama-Nya di seberang jauh dari jurang maut dalam keselamatan kekal sebab nama mereka sudah tercantum di dalam buku kehidupan Anak domba (Why. 13:5-8). Bersama- Nya kita berkemenangan apapun yang terjadi dalam kehidupan kita; jadi, apa yang perlu kita khawatirkan?

Yesus mengabulkan permintaan setan-setan untuk memasuki babi-babi yang sedang mencari makan di lereng gunung dan kawanan babi itu terjun ke dalam danau lalu mati lemas (ay. 32-33). Sungguh, Yesus mampu mengendalikan setan- setan Legion bahkan ke mana mereka berencana pergi pun seizin Dia.

Penghiburan: segala perkara yang menimpa orang percaya ada dalam kendali Yesus – apakah sembuh secara Ilahi atau melalui penanganan medis atau tidak sembuh tetapi mengalami kuasa Allah melebihi kelemahannya atau meninggalkan dunia yang makin rusak ini untuk berbahagia bersama-Nya.

Apapun yang terjadi Tuhan mau memakai kita, untuk apa?

  • Yesus mau kita menyaksikan kedahsyatan kuasa-Nya (ay. 34-39).

Seluruh penduduk Gerasa meminta Yesus meninggalkan mereka sebab mereka sangat ketakutan (ay. 37). Mereka tidak menghargai Yesus berarti tidak menghar- gai penyelamatan manusia dari setan sekaligus tidak menghargai tempat yang Yesus sediakan yaitu di seberang dari jurang maut.

Namun orang yang disembuhkan dari kerasukan setan meminta untuk ikut serta dengan Yesus tetapi Yesus menyuruhnya pulang dan menceritakan segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasnya (ay. 39).

Siapa orang-orang yang tinggal di daerah Gerasa? Daerah Galilea berada di sebelah Barat sementara daerah Gerasa wilayah Dekapolis (10 kota) di Timur. Galilea merupakan wilayah percampuran orang-orang Yahudi dan non-Yahudi sedangkan Dekapolis wilayah mayoritas non-Yahudi. Itu sebabnya di sana terdapat peternakan babi yang dinajiskan oleh orang-orang Yahudi.

Kita tahu Yesus lahir di Betlehem (wilayah Yudea) tetapi besar di Nazaret (Galilea). Ini pertama kalinya Yesus bersama murid-murid-Nya bergerak dari Barat menerobosi topan menjangkau wilayah Timur yang dihuni oleh mayoritas bangsa non-Yahudi.

Pembelajaran: jangan masalah, musibah, pandemi dll. serta akibat-akibatnya membuat kita ketakutan kemudian melupakan keselamatan dengan tidak menghargai kehadiran Yesus bahkan menjauh dari-Nya. Sebaliknya, mulailah dengan doa, yakinlah bahwa Tuhan menyertai kita menghadapi masalah berat sekalipun, baca Alkitab dan bergaul dengan anak-anak Tuhan lainnya untuk saling menguatkan iman. Setelah melalui segala macam masalah, Ia ingin kita menyaksikan kuasa-Nya terutama mengenai kelepasan dari cengkeraman setan. Ia telah menyediakan tempat berseberangan dengan jurang maut – suatu tempat penuh dengan kebahagiaan.

Sejak hari Pentakosta (Kis. 2), Injil menerobosi topan-topan tantangan di darat, di laut dan di udara menuju ke Timur hingga tiba di Indonesia. Pada tanggal 19 Juni 1923, di Bandung berdiri organisasi awal gereja-gereja Pentakosta di Indonesia dipelopori oleh dua misionaris Belanda tetapi empat bulan sebelumnya (Maret 1923) Roh Kudus turun ke atas seorang pembantu rumah tangga (gadis Indonesia) dari Pdt. van Gessel. Sebuah artikel majalah rohani di masa itu menuliskan, “…di hadirat Allah tidak ada perbedaan tingkat manusia, pada Allah tidak ada perbedaan warna kulit, ras, semua lenyap… Nyala-nyala api pertama menghinggapi Indonesia di zaman Belanda… Zaman baru telah datang… juga untuk kepulauan ini.”

Kita patut berbahagia karena Tuhan senantiasa menyertai kita dalam menghadapi aneka ragam topan masalah (nikah, rumah tangga, pekerjaan, kesehatan, ekonomi dst.) bahkan Ia berkuasa atas alam semesta dan roh setan. Bila kita telah mengalami kedahsyatan kuasa-Nya, Ia ingin memakai kita menjadi saksi-Nya agar makin banyak orang bertobat dan arah hidupnya dipindahkan dari jurang maut kepada seberang jurang maut (tempat kebahagiaan) bersama Yesus, Juru Selamat kita. Kita berdoa agar kesaksian semacam ini menular ke mana-mana, bahkan ke seluruh kepulauan Indonesia. Dengan demikian Nama Tuhan Yesus Kristus makin dipermuliakan di bumi Indonesia. Amin.