• KUASA FIRMAN MENGHIDUPKAN GENERASI MUDA
  • Lukas 7:11-17
  • Lemah Putro
  • 2021-05-23
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/880-kuasa-firman-menghidupkan-generasi-muda
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Hendaknya kita senantiasa rindu mendengarkan Firman Tuhan yang tidak pernah berubah sebab Ia, Sang Firman, telah memenuhi janji-Nya dengan menurunkan Roh Kudus kepada para rasul dan orang-orang percaya yang berkumpul di satu tempat (Kis. 2:1-3) dan saat ini Hari Pentakosta (turunnya Roh Kudus) dirayakan oleh umat-Nya di seluruh bumi.

Adakah peran anak-anak muda dalam memperingati hari pencurahan Roh Kudus ini? Atau belum waktunya dan mereka harus menunggu hingga tua baru terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan?

Kita membahas lebih lanjut apa yang tertulis dalam Lukas 7:11-17, “Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan dia dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong- bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.”

Apa kaitan kisah di atas dengan peringatan Hari Pentakosta (pencurahan Roh Kudus)? Masihkah kebangkitan dari kematian relevan saat ini? Di zaman Yesus, terjadi kebangkitan dari kematian anak muda Nain, anak perempuan kepala rumah ibadat (Mat. 9:18,23-25); Lazarus yang sudah mati 4 hari (Yoh. 11:17,43-44), kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang meninggal bangkit ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya (Mat. 27:50-51), Petrus membangkitkan Dorkas yang mati (Kis. 9:36-40), Paulus membangkitkan Eutikhus yang jatuh dari jendela dari tingkat tiga ke bawah lalu mati (Kis. 20:9-10).

Percayakah kita bahwa Allah tetap berkuasa membangkitkan orang mati dan bagaimana kita memaknai kisah nyata yang dilakukan oleh Yesus terhadap anak muda Nain ini? Bagaimana cara Yesus membangkitkan anak muda yang sudah terbujur kaku di usungan? Yesus cukup berkata, “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Perkataan-Nya mengandung kuasa dan anak muda ini segera bangkit dari kematian. Bagi kita sekarang, (perkataan) Firman Tuhan berkuasa memberi hidup kekal bagi manusia berdosa yang berada di bawah ancaman dan bayang- bayang maut (Rm. 6:23) jika hidup di luar Tuhan.

Mengapa Yesus membangkitkan anak muda yang mati ini? Yohanes 5:21,25 menuliskan, “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya….Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba bahwa orang- orang mati akan mendengar suara Anak Allah dan mereka yang mendengarnya akan hidup.”

Jelas, Allah menginginkan kebangkitan dari orang-orang yang mati sebab Ia adalah Allah orang hidup dan di hadapan- Nya semua orang hidup (Luk. 20:38).

Anak muda yang dibangkitkan dari kematian mempunyai dua kesempatan:

  • Melanjutkan kehidupan untuk nantinya menikmati hidup kekal atau
  • Melanjutkan kehidupan untuk menerima kematian

Apa dampak dari kebangkitan anak muda Nain ini? Mukjizat kebangkitan ini mengubah suasana dukacita yang meliputi ibu dan orang-orang yang ikut prosesi penguburan menjadi ketakutan dan mereka memuliakan Allah setelah menyaksikan anak muda tersebut bangun dan berkata-kata. Kemudian Yesus menyerahkan anak muda ini kepada ibunya. Mereka tidak lagi menuju ke kuburan tetapi pulang ke rumah dengan hati penuh sukacita. Terbukti kebangkitan oleh perkataan Firman Tuhan membawa sukacita dan kemuliaan bagi Allah.

Bagaimana dengan suasana hari Pentakosta ketika Roh Kudus turun memenuhi orang-orang percaya yang berkumpul di suatu tempat? Para rasul berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Perkataan mereka dimengerti oleh orang-orang percaya (dalam bahasa mereka masing-masing) yang saat itu datang berkumpul di Yerusalem untuk merayakan hari Pentakosta (Kis 2:1-4, 11).

Ternyata ada kesamaan reaksi yang timbul antara kebangkitan anak muda Nain dan pencurahan Roh Kudus di hari Pentakosta yaitu mereka semua memuliakan Allah juga perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan-Nya.

Yesus pernah mengingatkan para rasul yang dipilih-Nya agar tinggal di Yerusalem menunggu dipenuhi Roh Kudus untuk menjadi saksi-Nya dimulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis. 1:4,8). Sekarang kita merayakan hari Pentakosta (pencurahan Roh Kudus) bukan sekadar peringatan atau fokus pada bahasa lidah tetapi menjadi saksi-Nya untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah.

Aplikasi: hendaknya kita tidak meremehkan/ mengecilkan Firman Tuhan yang hidup dan berkuasa sebab Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna dan perkataan-perkataan-Nya adalah roh dan hidup (Yoh. 6:63). Kita tidak perlu menunggu hari pencurahan Roh Kudus seperti masa lalu terjadi lagi sebab pemeteraian Roh Kudus dapat terjadi setiap saat (Ef. 1:13) juga Firman Tuhan tersedia setiap waktu bagaikan napas Alah yang diembuskan untuk kita terima dengan kerendahan hati.

Masih berkaitan dengan anak muda, Petrus mewakili sebelas rasul lainnya berkhotbah ketika mereka diejek mabuk anggur, “…Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh- Ku ke atas semua manusia maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi….dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” (Kis. 2:14-21) Petrus mengutip ayat-ayat tersebut dari kitab Yoel 2:28-32. Di lain kesempatan Petrus mengingatkan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus sebab di kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis. 4:12). Perhatikan, Allah itu Roh (Yoh. 4:24) dan Roh Kudus tidak hanya memenuhi gereja mula-mula sebatas 120 orang tetapi juga diberikan kepada siapa pun yang menyerukan Nama-Nya dan bertobat. Buktinya, gereja Tuhan makin berkembang menjadi 3.000 orang lalu 5.000 orang dan bertambah banyak hingga sekarang.

Jelas, Roh Kudus memenuhi setiap insan ciptaan Allah untuk memberi mereka kekuatan agar bersaksi tentang Yesus. Roh Kudus yang berdiam dalam hidup kita membuat kita hidup dan memerdekakan kita dari hukum maut (Rm. 8:1- 2). Seandainya keluarga dan rombongan anak muda itu tidak bertemu Yesus, kuburan/ kematian menjadi akhir dari perjalanan mereka. Namun anak muda ini beroleh belas kasihan Yesus dan perkataan/ Firman-Nya (yang adalah roh dan hidup) membangkitkan anak muda itu. Tahukah bahwa keinginan daging adalah maut tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera (ay. 6)? Waspada, orang yang tidak memiliki Roh Kristus bukanlah milik-Nya (ay. 8). Memang tubuh (jasmani) mati karena dosa tetapi jika Kristus ada di dalam kita, tubuh kita yang fana akan dibangkitkan oleh Roh-Nya yang diam dalam kita (ay. 10-11). Bila manusia batiniah kita makin kuat (berbanding balik dengan kondisi tubuh jasmani), masihkah kita diliputi ketakutan dan kekhawatiran?

Setelah dibangkitkan dari kematian, anak muda Nain itu oleh Yesus diserahkan kepada ibunya. Yesus ingin menunjukkan relasi anak dan orang tua yang mana sering terjadi ketidakcocokan di antara mereka karena beda pandangan, keinginan, hobi, selera dst. yang membuat anak lebih suka bergaul dengan teman-teman sebayanya. Terbukti Yesus – Sang Firman – menginginkan keharmonisan dalam keluarga terutama antara orang tua dan anak- anaknya. Dan Ia (12 tahun) memberi teladan sempurna walau harus berada di rumah Bapa-Nya (Bait Allah) ketika merayakan Paskah di Yerusalem, Ia tetap menurut dan tinggal bersama orang tua-Nya (Luk. 2:48-51) hingga berumur 30 tahun.

Aplikasi: Firman Tuhan berkuasa menyatukan dimulai dari rumah tangga. Demikian pula Roh Kudus memenuhi kita bukan untuk mencerai-beraikan satu sama lain. Setelah jemaat mula-mula dipenuhi Roh Kudus, mereka hidup bersatu dan kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama (Kis 2:41-47). Harus diakui akhir-akhir ini kita tidak dapat berkumpul bersama akibat pandemic COVID-19 tetapi komunikasi orang tua-anak, antarsaudara harus tetap terjalin baik.

Kini kita tahu bahwa kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus akan suka bersaksi memuliakan Allah juga memberitakan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan-Nya. Selain Roh Kudus, Firman Tuhan berkuasa menghidupkan generasi muda dan mempersatukan kehidupan rumah tangga. Bila setiap keluarga yang telah dipersatukan memuliakan Tuhan melalui tutur kata, sikap dan perbuatan, ini menjadi kesaksian hidup bagi tetangga dan teman yang belum/ tidak mengenal Tuhan untuk tertarik mengenal siapa Tuhan kita. Dengan demikian, mereka juga beroleh keselamatan bila percaya kepada-Nya. Amin.