• YESUS, TELADAN MENGATASI PENCOBAAN
  • Lukas 4:1-15
  • Lemah Putro
  • 2021-03-14
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/833-yesus-teladan-mengatasi-pencobaan
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Biarlah kita selalu haus akan Firman Tuhan yang berkuasa mengubah hati dan menegakkan kita saat kita terjatuh. Oleh sebab Adam dan Hawa melanggar perintah Allah dan jatuh ke dalam dosa, kita semua juga memiliki tabiat dosa. Namun Yesus – Sang Firman – datang ke dunia menjadi manusia (tak berdosa) untuk menebus manusia berdosa yang sedang menuju kepada kebinasaan kekal untuk ditarik kembali pada posisi manusia di awal penciptaan. Itu sebabnya jangan kita beribadah hanya sekadar menuruti peraturan agama dan liturgi semata sebab ibadah berguna untuk hidup sekarang maupun hidup yang akan datang (1 Tim. 4:8). Firman Tuhan berkuasa menjadikan dari yang tidak ada menjadi ada dan segala kekurangan maupun kelemahan kita diperbaiki menuju pada kesucian dan kesempurnaan.

Perlu diketahui Iblis tidak pernah diam tetapi gencar mencari mangsa untuk diterkamnya dan kali ini (manusia) Yesus menjadi sasaran untuk dicobai. Terbukti Firman/perkataan Tuhan berkuasa mengalahkannya tetapi Iblis tidak menyerah, dia tetap menunggu waktu yang baik untuk mencobai Yesus lagi (Luk. 4:13). Bukankah Iblis hampir berhasil menjatuhkan Petrus dengan sifat sok-nya yang membuatnya menyangkal Yesus? Bagaimana dengan kita? Harus diakui tidak ada seorang pun terlepas dari masalah pencobaan tetapi Firman Tuhan menegaskan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia (1 Kor. 10:12-13). Pencobaan-pencobaan itu dapat datang sekonyong-konyong di mana pun, kapan pun dan kepada siapa saja tetapi Ia akan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya.

Pencobaan macam apa yang diluncurkan oleh Iblis dan bagaimana reaksi (manusia) Yesus?

  • “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” Jawab Yesus kepadanya: “Ada tertulis: manusia hidup bukan dari roti saja.” (Luk. 4:3-4) → berkaitan dengan tubuh yang membutuhkan makanan

Saat itu (manusia) Yesus sangat kelaparan setelah puasa 40 hari tidak makan apa-apa dan Iblis menggunakan momen yang tepat untuk mencobai Yesus dengan makanan.

Yesus adalah manusia seutuhnya, terbukti dikandung dan dilahirkan oleh ibu Maria, disunat pada hari ke-8, diserahkan kepada Tuhan pada hari ke-40, diasuh oleh orang tua jasmani (Yusuf-Maria), umur 12 tahun dibawa ke Yerusalem untuk ikut merayakan Paskah, umur 30 tahun mulai masuk dalam pelayanan. Sebagai manusia, Yesus butuh pangan, sandang, papan.

Namun jangan lupa, malaikat Gabriel memberitahu Maria bahwa Yesus yang dikandungnya akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi (Luk. 1:32). Dipertegas lagi ketika Yesus dibaptis terdengar suara (Allah) dari langit yang mengatakan, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Luk. 3:22).

Memang sebagai manusia, Yesus harus mengalami pencobaan tetapi Ia manusia sempurna sekaligus Anak Allah. Jawaban Yesus merupakan suara Allah sebab Ia adalah Anak Allah yang memiliki karakter Allah, Bapa-Nya.

Bagaimana dengan kita yang disebut anak-anak Allah karena percaya dalam Nama Yesus (Yoh. 1:12)? Kita tidak perlu berada di suatu tempat tertentu untuk dicobai Iblis yang masih berkeliaran belum dibelenggu tetapi di mana pun kita berada kita menjadi incaran dan sasaran Iblis untuk dikacaukan. Memang Iblis tidak dapat hadir di semua tempat (omnipresent) tetapi dia mempunyai antek-antek yang mencari mangsa sebanyak mungkin namun kita akan berkemenangan bila kita mengandalkan Yesus yang mampu mengatasi pencobaan.

Harus diakui kita butuh makan-minum; demikian pula dengan (manusia) Yesus. Itu sebabnya Iblis mencobai Dia dimulai dengan sandang pangan tetapi Yesus langsung menjawab dengan mengutip Firman Tuhan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4). Yesus, manusia sekaligus Anak Allah, yang penuh Roh Kudus membuat-Nya menang menghadapi pencobaan makanan yang dilontarkan oleh Iblis.

Aplikasi: kita adalah manusia ciptaan Allah sekaligus anak-anak-Nya dan dipenuhi Roh Kudus maka menghadapi pencobaan menyangkut makanan untuk tubuh jasmani sudah seharusnya kita mengalami kemenangan. Masalahnya, kita gagal karena kita mendengarkan Firman Tuhan tetapi tidak menyimpan apalagi melakukannya. Buktinya, manusia pertama jatuh ke dalam dosa bukan karena tidak mempunyai makanan yang telah disediakan oleh Allah di Taman Eden tetapi karena mereka melanggar perintah Allah. Berbeda dengan Yesus yang penuh dengan Firman Tuhan dan Ia adalah Firman menjadi daging. (Manusia) Yesus (12 tahun) sudah sangat mengenal Firman Bapa-Nya, membuat alim ulama heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawaban yang diberikan-Nya (Luk. 2:46-47). Jelas Yesus membaca Firman dan menuruti Taurat. Apakah kita lebih sibuk dan bingung dengan urusan makan-minuman jasmani? Yesus menjadi teladan bagaimana manusia hidup tidak hanya oleh makanan jasmani padahal Ia sangat lapar saat itu. Ia mengingatkan kita untuk mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu (kebutuhan hidup) akan ditambahkan kepada kita (Mat. 6:33). Dengan kata lain, kita memang membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidup tetapi Firman Tuhan harus tetap menjadi prioritas utama.

  • “Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (ay. 5-8) → berkaitan dengan jiwa (perasaan, kehendak dan pikiran)

Yesus dibawa ke tempat tinggi dan diperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Ini menyangkut prestise dan kedudukan tinggi (tingkat raja) karena setiap orang pasti menginginkan karier cemerlang dan posisi penting untuk beroleh kewibawaan dan kekuasaan agar dihargai, dihormati dan disanjung.

Apa reaksi Yesus menghadapi tawaran Iblis tentang kepemilikan kerajaan dunia? Ia menjawab dengan tegas bahwa kita harus menyembah dan berbakti hanya kepada Tuhan, Allah kita. Yesus sebagai Anak Allah memiliki wibawa/kuasa dan tahu bahwa tawaran Iblis (kuasa dan kemuliaan) hanyalah bersifat sementara. Setelah bangkit dari kematian, Yesus mengatakan kepada para murid-Nya bahwa segala kuasa di Surga dan di bumi diberikan kepada-Nya kemudian menyuruh mereka pergi menjadikan semua bangsa murid-Nya (Mat. 28:18-20). Ia mempunyai kuasa kekal sebab Ia adalah Raja segala raja (Why. 17:14; 19:16).

Waspada, jangan mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya sebab semua yang ada di dalam dunia (keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup) berasal dari dunia bukan dari Bapa (1 Yoh. 2:15-17). Namun kenyataannya, gereja sekarang malah sibuk rebutan jemaat dan aset. Banyak orang mengejar kedudukan dan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara tanpa memikirkan tindakannya telah merugikan/melukai orang lain bahkan dapat menimbulkan ketegangan antarnegara.

Jujur, setiap dari kita ingin dihargai tetapi jangan berlebihan; untuk itu hati kita perlu dipenuhi/didiami Firman Tuhan (bnd. Rm. 10:8; Kol. 3:16). Tuhan menolong kita agar kita merindukan yang kekal itulah menjadi raja memerintah bersama-Nya dalam kerajaan seribu tahun (Why. 20:6). Jangan di dunia ini kita gagal/kalah menghadapi pencobaan kedua ini – selalu mengeluh dan tidak mau menerima apa adanya – sebab di dalam Surga tidak ada keluhan tetapi penyembahan mutlak kepada Allah, sang Pencipta.

  • “Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau dan mereka akan menatang Engkau di atas tangan-nya supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus menjawabnya: Ada firman: jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu!” (ay.9-12) → berkaitan dengan roh

Yesus dibawa ke bubungan Bait Allah dan disuruh menjatuhkan diri untuk mencobai Allah. Kembali Ia menjawab dengan tepat menggunakan Firman Allah yang sempurna. Alkitab yang terdiri dari 66 kitab ditulis atas ilham Allah merupakan Firman Allah yang komplet/sempurna dalam memberikan solusi apa pun. Yesus pasti tahu ayat (Mzm. 91:11-12) yang dipakai Iblis untuk menjebak-Nya tetapi Ia tidak sembarangan mencomot ayat untuk menjawabnya sebab Roh Kudus yang ada di dalam Dia memimpin-Nya ke dalam seluruh kebenaran. Buktinya, Ia menjawab dengan tepat memakai Firman Tuhan dalam menyelesaikan kasus kebutuhan jasmani, kedudukan dan kuasa/wibawa dan kali ini persoalan rohani.

Hanya kita sendiri yang mengetahui isi hati kita. Dapatkah Allah dicobai? Tidak mungkin (Yak. 1:13). Sayangnya, kita membaca Alkitab kemudian mengandalkan mukjizat untuk membuktikan kebenaran Firman Tuhan. Kita mencomot satu ayat (sembarangan) kemudian mengimani untuk mengetahui apakah pesan dari ayat tersebut terjadi atau tidak. Ini cara yang dipakai Iblis untuk menjebak manusia agar membuktikan ayat yang dipercayainya. Kita tidak boleh memakai ayat dengan sembarangan. Kita harus penuh Firman Allah dan Roh Kudus. Firman Tuhan tanpa Roh Kudus bagaikan huruf yang mati; Roh Kudus tanpa Firman menjadi kekuatan yang kacau. Kita dipenuhi Roh Kudus agar mengerti Firman Allah.

Yesus yang penuh Roh Kudus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun (Luk. 4:1) untuk dicobai Iblis dan Yesus menjawab dengan tepat memakai Firman Allah kemudian dalam kuasa Roh Kudus Ia kembali ke Galilea untuk mengajar di rumah-rumah ibadat (ay. 14-15). Diawali dengan dipenuhi oleh Roh Kudus lalu Yesus diuji oleh Iblis untuk berkemenangan diakhiri dalam kuasa Roh Kudus Ia melanjutkan visi-misi Bapa-Nya.

Mungkin kita masih bergumul dalam masalah sandang pangan terutama saat pandemi sekarang ini hingga kita melupakan Yesus, roti kehidupan. Ingat, jangan rumah tangga kita dirusak oleh Iblis sebab Kerajaan Surga bukanlah soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm. 14:17). Juga ketika menghadapi pencobaan, introspeksi apakah pencobaan itu datang oleh sebab keinginan diri sendiri (Yak. 1:14)? Sebagai anak-anak Allah, kita harus berkemenangan mengatasi pencobaan yang diluncurkan oleh Iblis sebab Yesus telah memberikan teladan sempurna bagaimana mengatasi pencobaan. Amin.