KEBAHAGIAAN ATAS RAHMAT TUHAN
Lukas 1:57-80
Pdt. Paulus Budiono, Lemah Putro, Minggu, 31 Januari 2021
Shalom,
Oleh salib Kristus, kita beroleh hidup kekal dan berkemenangan. Oleh rahmat dan anugerah-Nya pula, kita boleh menjadi saksi bagi orang sekitar akan kuasa penebusan dari salib-Nya, juga mengerti peristiwa salib yang agung dan mulia ini telah dirancang oleh Allah dalam kekekalan dan terwujud 2.000 tahun lalu di atas Calvari untuk memberikan keselamatan dan kemenangan bagi kita atas dunia, diri sendiri juga atas kuasa kegelapan setan. Namun jangan kita terpaku dan bangga dengan bentuk (fisik) salib yang dipakai atau dipasang sebagai asesori, sebab salib sesungguhnya yang berkuasa menebus dosa kita ialah Yesus yang tersalib.
Ketika kita beroleh keselamatan di dalam salib Kristus, kita tidak boleh melupakan awal bagaimana kita mendapatkannya; juga apa salib Kristus itu sama seperti ketika minum air, kita tidak lupa dari mana sumber air tersebut. Di zaman Yesus, salib menjadi alat penghukuman bagi penjahat kelas kakap.
Kita menelusuri Injil Lukas untuk mengetahui lebih jauh tentang awal kedatangan Yesus ke dunia melalui proses kelahiran. Namun sebelum itu, Injil Lukas memulai dengan kisah kebahagiaan suami-istri oleh rahmat Tuhan yang mana si istri melahirkan anak padahal dia mandul dan sudah tua pula. Kisah ini ditulis oleh dokter Lukas yang tahu betul seluk beluk tentang kehamilan dan prosesnya. Apa yang ditulis kepada Teofilus supaya temannya ini (juga kita sekarang) memercayai tulisannya? “Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki… Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” …Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya… Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus lalu bernubuat katanya: “Terpujilah Tuhan, Allah Israel,… Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.” (Luk. 1:57, 59-60, 62-63, 67, 80)
Betapa bahagianya rumah tangga kecil ini sebab si istri, Elisabet, dan bayi Yohanes dalam kandungan telah dipenuhi Roh Kudus saat menerima salam dari Maria (ay. 41). Kini Zakharia dipenuhi Roh Kudus setelah Yohanes lahir dan ia tidak lagi bisu.
Introspeksi: sudahkah suami/istri/anak-anak kita dipenuhi Roh Kudus? Sungguh merupakan suatu kebahagiaan oleh rahmat-Nya bila Roh Kudus memenuhi hidup seluruh anggota keluarga kita!
Bagaimanapun juga kebahagiaan keluarga Zakharia karena Roh Kudus ada bersama mereka tidak berarti semua berjalan lancar dan mulus. Kebahagiaan harus tetap dijaga dan dipelihara oleh rahmat-Nya.
Apa peran Roh Kudus dalam keluarga ini? Adat istiadat dan tradisi orang Yahudi sangat kuat bahkan pemberian nama bayi pun sudah diatur. (Bayi) Yohanes disunat pada hari ke-8 dan harus diberi nama Zakharia menurut nama bapanya namun dengan tegas Elisabet (pasti telah diberitahu suaminya) menamai bayi itu Yohanes. Pemberian nama Yohanes tidak lazim pada waktu itu karena melanggar kebiasaan dan tata karma. Herannya, Zakharia juga memberikan jawaban sama ketika dikonfirmasi oleh sanak saudara dan tetangga-tetangganya. Ini membuktikan bahwa dengan adanya janin benih dari Zakharia dalam kandungan Elisabet, nikah mereka makin menyatu.
Implikasi: ada kalanya anak Tuhan yang penuh Roh Kudus menghadapi sesuatu yang bertabrakan dengan tradisi, kebiasaan duniawi bahkan “agamawi”. Tuhan tidak ingin hanya Elisabet (istri) sendiri yang mengalami kebahagiaan tetapi suami sebagai kepala rumah tangga juga berbicara/bersaksi tentang pengalaman kebahagiaan yang dialaminya.
Di awal-awal kehamilan, Elisabet menyembunyikan diri selama lima bulan karena rasa takut, malu, tidak percaya apakah dia benar-benar hamil. Memasuki bulan keenam baru dia berani tampil ketika merasakan janin itu melonjak dalam rahimnya. Juga komunikasi suami-istri ini mengalami kendala selama sembilan bulan tetapi rahmat Tuhan tetap bekerja bagi rumah tangga mereka yang mau diperbaiki.
Aplikasi: sangatlah indah ketika buah nikah muncul hasil dari kasih suami-istri kepada Tuhan walau awalnya ditandai keragu-raguan! Manusia boleh meragukan janji Allah tetapi Firman Tuhan tetap akan menjadi kenyataan. Jangan bersikap seperti dua murid Yesus dalam perjalanan ke Emaus yang ditegur Yesus sebab mereka lamban percaya akan apa yang telah dikatakan para nabi (Luk. 24:25)! Bila kita ingin mencicipi kebahagiaan dari Tuhan, suami-istri harus makin menyatu. Jangan pula bertindak seperti Hawa yang berdialog sendirian dengan si ular tanpa meminta pertimbangan dari suami yang berakibat kejatuhan mereka.
Injil Lukas pasal satu mencatat ada empat pribadi yang penuh Roh Kudus dengan ciri-ciri berbeda. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu satu tetapi respons dan tanda-tandanya beda walau tujuannya sama. Siapakah mereka?
- Maria menerima Roh Kudus setelah mengatakan bahwa ia hamba Tuhan dan jadilah padanya menurut perkataan yang diucapkan malaikat. Ini merupakan kalimat iman; oleh karena percaya, dia dimeteraikan oleh Roh Kudus dan ada jaminan menjadi milik Allah (bnd. Ef 1:13-14). Jelas, Roh Kudus tidak muncul hanya setahun sekali pada hari raya Pentakosta tetapi kapan saja asal seseorang percaya akan Injil keselamatan; bahkan di awal penciptaan Roh Allah melayang- layang di atas permukaan air (Kej. 1:2). Atas pertolongan Allah, Maria yang dipenuhi Roh Kudus batal diceraikan oleh Yusuf (Mat. 1:19-20,24).
Aplikasi: sama seperti Maria mengimani perkataan dari malaikat dan berbicara; demikian pula bila Firman Tuhan ada di dalam hati, kita tidak tahan untuk tidak berbicara tentang keselamatan, kesatuan dan progres mencapai kesempurnaan untuk menjadi mempelai perempuan-Nya.
- Elisabet tua dipenuhi Roh Kudus ketika menerima salam dari Maria dan dengan rendah hati menghormati gadis muda ini sebagai ibu dari Tuhan (ay. 42-43).
Roh Kudus berkarya lebih lanjut dalam diri Elisabet dan dia seia sekata dengan suami memberi nama Yohanes pada bayi yang dilahirkannya. Tindakan ini mendobrak adat istiadat orang Yahudi saat itu.
Aplikasi: adat istiadat akan runtuh apabila rumah tangga dipenuhi Roh Kudus dan menomorsatukan kebenaran Firman Tuhan yang tidak pernah berubah. Juga jangan terpaku dan bangga dengan pengalaman lama, kehebatan serta kedudukan tinggi yang dapat memudarkan iman kita kepada Tuhan!
- Yohanes sudah dipenuhi Roh Kudus sejak dalam kandungan ibunya dan ini sesuai dengan janji Allah (ay. 15). Dia melonjak kegirangan dalam rahim ibunya ketika mendengar salam dari Maria. Tak dapat dibayangkan jika dia mendengar dan merasakan ibunya menanggung malu karena dicaci maki! Jelas, janin dalam rahim adalah suatu kehidupan bahkan sejak terjadinya pertemuan antara sperma dan sel telur. Kita harus berdoa dengan adanya keputusan dari negara-negara yang memberlakukan aborsi sebab ini sama dengan mempermainkan nyawa manusia.
- Zakharia. Oleh karena ketidakpercayaan terhadap penggenapan janji Allah, Zakharia menjadi bisu. Namun dia tidak mempertahankan kesalahannya, dia pasti menyesal dan percaya kemudian memberitahu istrinya, Elisabet, tentang pertemuannya dengan malaikat yang memberitahukan kehamilanan Elisabet dan pemberian nama Yohanes bagi anak yang dilahirkan.
Zakharia dipenuhi Roh Kudus saat sanak saudara dan tetangga bertanya dengan bahasa isyarat siapa nama bayinya dan dia menulis di batu tulis “Namanya adalah Yohanes”. Seketika itu juga Zakharia dapat berkata-kata dan memuji Allah. Peristiwa ini menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea dan semua orang yang mendengarnya merenungkan akan menjadi apa bayi Yohanes nanti sebab tangan Tuhan menyertainya.
Apa yang menjadi tutur kata kita yang mengaku telah dipenuhi Roh Kudus? Apakah mempermuliakan Tuhan atau malah menyebarkan hoaks yang menyebabkan perselisihan dan perpecahan?
Zakharia yang penuh Roh Kudus tidak bernubuat sembarangan, apa poin-poin dalam nubuatnya (ay. 68-80)?
- “Terpujilah Tuhan, Allah Israel,…” (ay. 68) → memuliakan Tuhan
- Isi dari nubuat itu berbicara tentang Allah melepaskan umat-Nya dari musuh- musuh melalui penyelamatan dari keturunan Daud (Yesus). Kita terlepas dari tangan musuh supaya dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita (ay. 69-75) → keselamatan, kekudusan dan kesempurnaan
Introspeksi: apakah nubuat yang kita ucapkan bertujuan memuliakan Tuhan atau untuk mencari ketenaran? Sudahkah kita melayani Dia tanpa rasa takut karena intimidasi dan berkomitmen melayani-Nya seumur hidup karena pelayanan imamat berlangsung hingga kekekalan (bnd. 1 Ptr. 2:9; Why. 1:6; 5:19; 20:4).
- Yohanes yang masih berumur delapan hari sudah dinubuatkan bakal menjadi nabi Allah Yang mahatinggi untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus. Dia bertambah besar dan makin kuat rohnya walau tinggal di padang gurun makan belalang dan madu hutan sebab ada Roh Kudus di dalam dirinya. Namun dia harus menunggu waktu hingga berumur ± 30 tahun untuk tampil dalam pelayanan.
Implikasi: tetap ada jenjang waktu untuk dipakai Tuhan namun harus ditandai dengan adanya perkembangan/ pertumbuhan. Dengan kata lain, semua ada waktunya untuk mempraktikkan karunia yang kita terima dari-Nya. Ilustrasi: menjadi guru tidaklah instan tetapi harus menjadi murid terlebih dahulu untuk mengumpulkan ilmu. Apakah kehidupan rohani kita bertumbuh dewasa walau ibadah online hari-hari ini? Bila Roh Kudus memenuhi kita, Ia memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran sehingga kita tidak mudah cemas menghadapi masalah kemudian meminta nasihat kepada pendeta/gembala.
Sungguh merupakan kebahagiaan besar bila oleh rahmat Tuhan nikah dan keluarga kita dipenuhi Roh Kudus untuk dapat memercayai bahwa janji Allah pasti digenapi dan menjadi saksi bagi orang sekitar agar mereka juga mengalami kebahagiaan dari-Nya seperti yang telah kita alami. Dengan demikian Nama Tuhan dipermuliakan. Amin.
Anda dapat melihat rekaman Video Ibadah secara lengkap DISINI