YESUS ANAK ALLAH PEMBERI HIDUP KEKAL

Lemah Putro, Natal, Jumat, 25 Desember 2020

Pdt. Paulus Budiono

 

Shalom,

Walau kondisi di seluruh muka bumi digoncang oleh pandemi COVID-19 yang makin merajalela, puji-pujian yang dinyanyikan memberi kita semangat untuk tidak khawatir atau hilang iman sebab Firman Tuhan yang menjadi manusia tinggal di antara kita di mana pun kita berada. Untuk itu marilah kita membuka (telinga) hati untuk mendengarkan Firman-Nya yang hidup dan berkuasa untuk mengimaninya. Roh Kudus yang hidup juga berkarya menolong kita.

Umumnya di hari Natal kita mendengar ayat-ayat khusus berkaitan dengan kelahiran Yesus, Juru Selamat, tetapi kali ini kita mendengarkan ayat-ayat Firman yang membuat kita berpikir apa kaitannya dengan Natal, yaitu di Yohanes 20:30-31, “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya yang tidak tercatat dalam kitab ini tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam Nama-nya.”

Memang ayat-ayat di atas tidak menuliskan peristiwa tentang kelahiran Yesus di palungan sebab tahun ini kita membahas tentang Injil Yohanes yang terdiri dari 21 pasal (LAI: ± 71 perikop) dan kita akan mengakhiri pembahasan ini di ibadah tutup tahun. Melalui tulisannya, Rasul Yohanes menegaskan bahwa masih banyak kegiatan Yesus (setelah kebangkitan-Nya) tidak tercatat olehnya tetapi dia mengingatkan kita untuk memercayai semua yang tercantum di dalam Injil Yohanes bahwa (1) Yesus adalah Mesias, Anak Allah (2) oleh iman kita memperoleh hidup dalam Nama-Nya.

Mungkin hati kita mengatakan kita sudah tahu bahkan diajarkan di Sekolah Minggu bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Allah. Mengapa Rasul Yohanes mengingatkan dan mendorong kita kembali supaya percaya bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Allah melalui semua ayat dalam tulisannya (Injil Yohanes)?

Introspeksi: Kita telah mempelajari Injil Yohanes dari pasal 1 sejak awal tahun 2020, sudahkah kita memercayai setiap perikop yang ada di dalamnya? Apakah iman kita tetap bertumbuh atau malah gugur menghadapi masalah berat di tahun ini menyangkut kesehatan, ekonomi dan sosial akibat Pandemi? Jika kita percaya, kita pasti masih ingat makna dan pesan dari setiap perikop di Injil Yohanes untuk kita percayai dan pegang janji keselamatan serta hidup kekal dalam Nama-Nya.

Rasul Yohanes atas ilham Roh Allah menulis Injil Yohanes di usia ± 90 thn (85-90M) setelah 60 tahun kenaikan Yesus ke Surga. Dia bergumul untuk mengingat, menulis dan mempertanggungjawabkan peristiwa demi peristiwa yang dilakukan Yesus selama 3½ tahun mengikut Gurunya.

Pembelajaran: hendaknya mimbar tidak dijadikan ajang bermain silat lidah bagi pembicara tetapi pemberitaan yang disampaikan haruslah fokus tentang Yesus karena menyangkut hidup kekal bukan sekadar janji kedudukan tinggi dan berkat jasmani melimpah di dunia.

Mengapa Rasul Yohanes menekankan para pembaca untuk memercayai semua ayat yang tertulis di Injil Yohanes?

  • Ada kemungkinan pembaca meragukan kebenarannya.
  • Ada tantangan dan ancaman untuk tidak mengakui Yesus adalah Mesias dan Anak

Memang ada orang-orang tercantum dalam Injil Yohanes yang mengaku Yesus adalah Mesias/Kristus (= yang diurapi) dan Anak Allah. Yang berhak diurapi hanyalah imam (Kel. 29:7,9), raja (1 Sam. 9:16) dan nabi (1 Raja 19:16).

Yesus menjadi Raja orang Yahudi saat disalib (Yoh. 19:19) tetapi sesungguhnya Dia adalah Raja di atas segala raja (Why. 17:14).

Kapan Yesus disebut Kristus? Setelah bangkit dari kematian, Yesus yang disalib menjadi Tuhan dan Kristus (Kis. 2:36).

Ketika Yesus berada di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya siapakah Dia. Petrus langsung menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” (Mat. 16:13,15-16) Yohanes pasti mendengar pengakuan Petrus dan dia menulisnya 60 tahun kemudian bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Tulisan Yohanes disimpan dan sampai sekarang kita masih dapat membacanya. Masalahnya, apakah kita sungguh memercayainya?

Dapat dimengerti Rasul Yohanes mendorong pembaca untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Allah sebab kenyataannya ada yang menolak Yesus. Siapakah mereka?

Dalam tulisannya, Rasul Yohanes menuliskan bahwa pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Terang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya (orang Yahudi) tetapi mereka tidak menerima-Nya (Yoh. 1:1-11). Terang telah datang ke dalam dunia tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat (Yoh. 3:19).

Dalam jangka waktu 60 tahun gereja di masa itu menghadapi tantangan, ancaman serta pergumulan untuk menerima Yesus sebab banyak pula (orang Yahudi) yang menolak-Nya. Suatu hari Yohanes Pembaptis sedang berada di seberang sungai Yordan ketika dia ditanya oleh orang-orang Farisi mengapa dia membaptis jika bukan Mesias, bukan Elia dan bukan nabi yang akan datang (Yoh. 1:24-25). Yohanes Pembaptis menjawab bahwa dia adalah suara yang berseru-seru di padang gurun untuk meluruskan jalan Tuhan (ay. 23). Namun Dia yang datang kemudian lebih berkuasa dan akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api (Mat. 3:11). Keesokan harinya dia melihat Yesus datang kepadanya. Dia berkata, “Lihatlah Anak Domba yang menghapus dosa dunia.” Tiba-tiba Yesus minta dibaptis olehnya, awalnya Yohanes menolak tetapi Yesus menjelaskan hal itu harus terjadi untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah (Mat. 3:13-15). Kemudian Yohanes Pembaptis memberi kesaksian bahwa dia melihat Roh turun dari langit seperti merpati dan tinggal di atas-Nya. Yohanes Pembaptis kemudian tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah yang akan membaptis dengan Roh Kudus (Yoh. 1:29-34).

Yohanes Pembaptis, guru dari Yohanes, percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah diikuti oleh Natanael yang juga percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, Raja orang Israel (ay. 49). Barangsiapa percaya kepada Anak akan beroleh hidup kekal tetapi yang tidak percaya kepada-Nya, murka Allah tetap ada di atasnya (Yoh. 3:36).

Di hari Natal, Yesus lahir sebagai manusia dan Rasul Yohanes memulai tulisannya dengan Firman telah menjadi manusia (Yoh. 1:14) dilanjutkan dengan menulis kondisi dan aktivitas Yesus yang sudah dewasa untuk menyatakan bahwa Ia adalah Mesias/Kristus dan Anak Allah. Masihkah ada yang percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah?

Yesus tiba di Betania ketika Lazarus telah berbaring mati empat hari di dalam kuburan (Yoh. 11:7). Ketika mendengar Yesus datang, Marta menemui-Nya dan mengatakan kalau seandainya Yesus ada di Betania, Lazarus tidak akan mati. Yesus menghiburnya dan mengatakan Lazarus akan bangkit. Marta percaya Lazarus akan bangkit di akhir zaman. Yesus menjelaskan bahwa Ia adalah kebangkitan dan hidup. Barangsiapa percaya kepada-Nya akan hidup walau sudah mati dan setiap orang hidup yang percaya kepada-Nya tidak akan mati selama-lamanya (ay. 20-26). Marta langsung menjawab, “Aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, yang akan datang ke dalam dunia.” (ay. 27)

Melihat mukjizat kebangkitan Lazarus, banyak orang Yahudi yang datang melawat Maria menjadi percaya kepada Yesus tetapi orang-orang Farisi dan imam-imam kepala yang dilapori tentang peristiwa ini malah sepakat untuk membunuh Dia (ay. 45-47,53) bahkan Lazarus mau dibunuh juga (Yoh. 12:10).

Di lain kesempatan, Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki belum termasuk perempuan dan anak. Mereka mengelu-elukan Yesus sebagai nabi yang menyejahterakan mereka (Yoh. 6:5-14). Keesokan harinya mereka menemui Yesus lagi tetapi Yesus mengatakan mereka mencari Dia bukan karena telah melihat tanda tetapi karena kenyang. Mereka harus mengejar makanan yang bertahan sampai kepada hidup kekal (ay. 22, 25-27). Lebih lanjut Yesus memperkenalkan diri sebagai roti hidup yang turun dari Surga. Siapa makan roti ini akan hidup selama- lamanya. Roti yang diberikan itu ialah daging-Nya; barangsiapa makan daging-Nya dan minum darah-Nya mempunyai hidup kekal (ay. 51-55). Bagaimana respons mereka? Mereka tersandung dengan perkataan Yesus yang keras dan tidak masuk akal kemudian meninggalkan Dia (ay. 60,66) sisa 12 murid-Nya. Yesus menantang mereka apakah mereka juga tidak percaya dan akan pergi pula. Yesus tahu ada satu murid-Nya yang tidak percaya itulah Yudas Iskariot yang berencana menjual Gurunya. Yudas selalu memikirkan untung rugi (menjual minyak narwastu yang mahal harganya daripada meminyaki kaki Yesus; Yoh. 13:3-5); dia juga terlalu berani menggunakan milik Tuhan (mencuri uang dari kas yang dipegangnya; Yoh. 13:6) untuk kepentingan diri sendiri tetapi merugikan orang lain. Bagaimana dengan Petrus? Dia mengatakan perkataan Yesus adalah perkataan hidup kekal namun pada detik-detik yang menentukan dia menyangkal-Nya.

Aplikasi: walau semua tampak sama dalam pelayanan, Yesus tahu hati siapa yang beda. Iman kita tidak dapat diukur dengan kegiatan-kegiatan jasmani tetapi bagaimana hubungan hati kita dengan Firman itu sendiri. Jika kita percaya kepada-Nya, kita tetap dipuaskan walau dalam kondisi pandemi yang mencekam bahkan nyawa pun terancam oleh virus yang mematikan ini. Tanda dari orang yang tidak percaya kepada Yesus ialah selalu khawatir dan mencari keuntungan di tengah kesempitan.

Kita sedang melangkah untuk meninggalkan tahun 2020, bagaimana menghadapi masa depan? Apakah kita meragukan Firman-Nya? Atau kita tetap percaya walau harus menghadapi tantangan dan ancaman yang tidak mudah?

Perhatikan, jangan pernah menyepelekan persoalan “tidak percaya kepada Yesus yang adalah Mesias dan Anak Allah”. Dari awal Injil Yohanes menuliskan Allah, Sang Pencipta, ingin memberi hidup dan kekuatan tetapi ditolak oleh manusia. Yesus berdoa supaya murid-murid-Nya (kecuali Yudas Iskariot yang hatinya menolak Firman) tidak binasa (Yoh. 17:12) dan akhirnya terjadi penolakan dengan menyalibkan Yesus (Yoh. 18-19).

Perayaan Natal macam apa yang kita adakan? Apakah seperti perayaan ulang tahun bayi berumur sebulan, setahun, 17 tahun dst? Yusuf dan Maria percaya bahwa bayi Yesus akan menjadi besar/hebat dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi; oleh sebab itu mereka menanggung risiko dalam membesarkan Dia.

Sudahkah kita memercayai seluruh ayat di Injil Yohanes? Atau kita memilih ayat-ayat dan kisah yang membuat kita beroleh keuntungan duniawi dan menolak ayat-ayat yang menegur kita dengan keras? Ketika Yesus mati, kepala pasukan Romawi (non-Yahudi) mengaku Yesus adalah Anak Allah (Mat. 27:54; Mrk. 15:39). Bagaimana dengan kita, orang Kristen, masihkah kita percaya kepada-Nya? Menurut survei, anak-anak muda Amerika (18-29 tahun) sudah tidak lagi percaya kepada Allah; 59,5% mengatakan tanpa Allah moral mereka tetap terkendali dengan baik; 34% tidak tertarik dengan agama; 37% tidak percaya adanya Allah; 36 % tidak ada hubungan dengan agama apa pun.

Jangan coba-coba menyangkal Yesus dari awal walau tampak tidak ada masalah sebab dapat berakhir dengan menjual Dia seperti dilakukan oleh Yudas Iskariot bahkan membunuh-Nya karena iri hati seperti dilakukan orang- orang Yahudi, imam kepala, orang Saduki dll.

Marilah kita tidak membeda-bedakan hari-hari khusus (Natal, Paskah, Pentakosta dst.) dengan Firman Tuhan yang khusus pula; sebaliknya, kita mengganggap penting setiap ibadah dengan pemberitaan Firman yang disampaikan untuk menumbuhkan iman kita sehingga kita dapat mengaku Yesus adalah Mesias, Anak Allah, Pemberi hidup kekal. Amin.

 

Anda dapat melihat rekaman Video Ibadah secara lengkap DISINI