YESUS BANGKIT DALAM KEAGUNGAN

Yohanes 20: 1-18

Lemah Putro, Minggu, 6 Desember 2020, Pdm. Yusuf Wibisono

 

Shalom,

Kita bersyukur Yesus telah mati dan bangkit bagi manusia berdosa sehingga kita yang tidak berharga sama sekali boleh diangkat, yang putus asa boleh berpengharapan oleh kuasa kebangkitan-Nya, yang dukacita boleh mengalami sukacita dari-Nya.

Minggu lalu kita telah mempelajari bagaimana Yesus mati dan dimakamkan dalam keagungan, bagaimana kondisinya ketika Ia bangkit dari kematian? Yohanes 20:1-18 menuliskan, “Pada hari pertama minggu itu, pagi- pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam dan melihat kain kapan terletak di tanah akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah. Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ tetapi ia tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana tuan meletakkan Dia supaya aku dapat mengambil- Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!” artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku sebab Aku belum pergi kepada Bapa tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.”

Maria Magdalena dan murid-murid Yesus merasa kehilangan Guru mereka. Maria malah mengira mayat Gurunya hilang dicuri dan hal ini membuatnya cemas lalu menangis tetapi Yesus yang sudah bangkit menghampirinya dan bertanya, “Mengapa kamu menangis?” Awalnya Maria Magdalena tidak mengenal siapa yang memanggilnya namun akhirnya dia mengenali suara Gurunya dan menjawab, “Rabuni!”

Melalui peristiwa kebangkitan Yesus yang ditulis di Alkitab, kita beroleh makna, manfaat bahkan berkat dari peristiwa ini. Sebenarnya setelah bangkit, selama 40 hari Yesus menampakkan diri berkali-kali dan berbicara kepada murid-murid-Nya tentang Kerajaan Allah (Kis. 1:1-3).

Aplikasi: hendaknya kita bersikap seperti Maria yang menganggap Yesus sebagai Guru. Kita sebagai murid-Nya harus belajar tentang apa yang diajarkan oleh-Nya yaitu tentang Kerajaan Allah apalagi di akhir zaman ini marilah pikiran dan aktivitas yang kita lakukan fokus pada Kerajaan-Nya.

Apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah? Suatu kerajaan di mana Yesus Kristus duduk di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Raja di atas segala raja. Perhatikan, Kerajaan Allah ini bukan soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm. 14:17-18). Oleh sebab itu kita harus mencari lebih dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita (Mat. 6:33). Bila kita berpijak pada tempat yang tepat yaitu, Kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan, kita beroleh perlindungan dari Pribadi Yesus yang sudah mati dan bangkit dalam keagungan. Untuk itu kita patut mengucap syukur dan beribadah kepada-Nya dengan hormat dan takut (Ibr. 12:27-29). Melalui ibadah, kita yang percaya kepada Yesus tidak ikut binasa tetapi beroleh hidup kekal.

Bagaimana sikap kita dalam beribadah? Kita menghargai/menghormati kurban Kristus dan takut kepada-Nya; jangan beribadah karena rutinitas.

Ada peristiwa “kehilangan” yang mirip dialami oleh Maria Magdalena dan para murid, tertulis dalam Injil Lukas 2:41-47. Tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Ketika Yesus berumur 12 tahun, Ia ikut mereka merayakan paskah di Yerusalem. Seusai perayaan, mereka pulang dan tidak mengertahui kalau Yesus tidak ikut mereka. Ketika menyadari Yesus tidak ada di antara orang-orang seperjalanan, mereka mencari- Nya dan kembali ke Yerusalem. Sesudah tiga hari mereka menemukan Yesus di dalam Bait Allah sedang duduk di tengah-tengah alim ulama (teachers = guru-guru) mendengarkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.

Dapat dibayangkan dalam suasana kebangkitan (Paskah), Yusuf dan Maria kehilangan Yesus seusai beribadah di Bait Allah. Untung mereka masih ada usaha untuk mencari dan mendapatkan Yesus kembali. Pasti mereka diliputi kecemasan dan kekhawatiran saat mencari Yesus tetapi kecemasan itu lenyap begitu masuk dalam Bait Allah di Yerusalem sebagai pusat ibadah. Dalam suasana kebangkitan (tiga hari) mereka menemukan Yesus “yang hilang” sedang mendengarkan dan berdialog tentang Firman Allah dengan para guru/pengajar. (Manusia) Yesus menghargai para guru seperti dilakukan oleh Maria Magdalena yang menghargai Yesus sebagai Guru. Apa alasan Yesus tetap tinggal di Bait Allah? Ia harus berada di dalam rumah Bapa-Nya (Luk. 2:49).

Aplikasi: kita sebagai murid-murid-Nya mau terus belajar tentang Kerajaan Surga di mana Ia berada dan suka beribadah mendengarkan Firman di Bait Allah/gereja yang dilakukan dengan rasa hormat dan takut kepada-Nya.

Selain fokus pada Kerajaan Allah, nasihat apa lagi yang diberikan Yesus kepada para murid-Nya setelah Ia bangkit dari kematian? Mereka dilarang meninggalkan Yerusalem (= kota damai) tetapi tinggal di sana menantikan janji Bapa (Kis. 1:4-5). Kota Yerusalem berlawanan dengan kota Babel (= kacau) yang penuh dengan kejahatan di dalamnya; kontras dengan Kerajaan Allah yang penuh dengan damai dan sukacita dari Roh Kudus.

Waspada, jika kita meninggalkan “kota damai”, tidak hidup dalam kebenaran dan tidak menghargai kurban-Nya, hati akan dikuasai oleh gejolak Babel yang penuh dengan iri hati, sakit hati, permusuhan dll. berakibat timbulnya pertengkaran antara suami-istri, pemberontakan anak terhadap orang tua dll. Oleh sebab itu hati kita perlu disucikan oleh Firman – Yesus – yang sanggup mengubah dan memberikan sukacita serta damai sehingga dapat memuji dan memuliakan Nama-Nya.

Dari kehidupan yang diliputi ketakutan dan kecemasan kemudian diubah menjadi kehidupan penuh sukacita dan damai, para murid diutus setelah menerima Roh Kudus (Yoh. 20:19-23). Demikian pula dengan kita, sebelumnya hati yang dikuasai oleh suasana Babel penuh dengan sakit hati, iri hati, percekcokan dll. diubahkan setelah menyaksikan kehadiran Yesus dan mengalami kuasa pengurbanan-Nya. Kemudian kita menerima Roh Kudus yang memampukan kita untuk dapat mengampuni orang yang telah menyakiti kita. Pengampunan merupakan kasih karunia dari Dia sehingga terjalin hubungan kembali yang sebelumnya sempat retak atau putus.

Kebangkitan Yesus dari kematian sangat berdampak besar bagi kehidupan kita. Sebagai murid-murid-Nya, marilah kita fokus belajar tentang Kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan untuk beroleh perlindungan dan tidak meninggalkan kota damai yang berakibat hati dipenuhi oleh suasana kekacauan (Babel). Sebaliknya, dengan bersuasanakan Kerajaan Allah, kita dipenuhi dengan kebenaran, damai serta sukacita dari Roh Kudus dan kita dimampukan untuk dapat mengampuni orang-orang yang menyakiti kita sehingga kita hidup berdamai dengan sesama. Selain itu kita diutus untuk memberitakan Kerajaan Allah supaya makin banyak orang diselamatkan dari kebinasaan untuk satu kali kelak kita semua berkumpul bersama dengan Dia di dalam Kerajaan-Nya yang kekal. Amin.

 

Anda dapat melihat rekaman Video Ibadah secara lengkap DISINI