YESUS TERANG YANG MENGHIDUPKAN


Lemah Putro, Minggu, 7 Juni 2020
Pdt. Stephen Manurung


Shalom,

Sungguh penyertaan Allah, Firman dan Roh Kudus-Nya membuat kita kuat dan mampu bertahan dalam menjalani kehidupan dari hari ke hari. Yesus datang ke dunia menjadi terang kehidupan untuk menerangi kegelapan dunia juga hidup kita.

Ternyata Injil Yohanes sangat kaya dengan penjelasan yang mendalam tentang pribadi Yesus Kristus yang adalah Allah melalui ungkapan-Nya yang eksplisit juga status dan penyematan gelar seperti: Yesus adalah Firman menjadi manusia (Yoh. 1:14), Yesus adalah Anak domba Allah (Yoh. 1:29), Yesus adalah roti hidup (Yoh. 6:35,48), Gembala yang baik (Yoh. 10:11), Yesus adalah Pokok Anggur (Yoh. 15:1) dst.

Melalui Firman penggembalaan, kita patut bersyukur telah dibekali dengan fondasi iman yang kuat tentang Pribadi Yesus.

Ketika kita mempelajari Yohanes 8:12-29, gelar apa yang disematkan pada Pribadi Yesus? “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar." Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri namun kesaksian-Ku itu benar sebab Aku tahu dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun dan jikalau Aku menghakimi maka penghakiman-Ku itu benar sebab Aku tidak seorang diri tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku. Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri dan juga Bapa yang mengutus Aku bersaksi tentang Aku." …….Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi tidak mungkin kamu datang." Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.……”

Dari ayat-ayat di atas, ada dua poin yang memaparkan lebih jauh tentang Yesus sebagai terang dunia, yaitu:

1. Terang datang karena kasih karunia (ay. 21-29).

Yesus sebagai terang datang ke dunia karena kasih karunia bukan karena undangan atau keinginan/ kemauan siapa pun. Analogi: sangatlah indah melihat sunrise/matahari terbit dari puncak gunung. Matahari akan tetap terbit tanpa pernah menunda waktu dengan/tanpa disaksikan oleh pendaki gunung. Demikian pula terang Yesus datang tanpa tergantung pada siapa pun, kapan pun dan bagaimana pun tetapi karena kasih karunia dari-Nya sebagai Pemilik terang tersebut.

Kepada siapa Yesus datang sebagai terang dunia dan bagaimana beroleh terang tersebut?

a. Terang yang kudus datang untuk orang berdosa. Saat itu Yesus berada di antara komunitas orang berdosa: perempuan berzina, orang banyak, orang Farisi, ahli Taurat yang berdosa.

Sesungguhnya, kedatangan Yesus ke dunia adalah karena inisiatif Allah semata. Kalaupun manusia berupaya mencari Dia, tak satu pun dapat menemukan tempat-Nya (Yoh. 8:21-24). Yesus ingin menjelaskan bahwa manusia tidak dapat menemukan Allah; sebaliknya, Allahlah yang menemukan manusia. Namun konsep pikir seperti itulah (manusia mencari Allah) yang sedang terjadi pada masa pelayanan Yesus di Palestina juga menjadi konsep berpikir mayoritas umat manusia di dunia saat ini. Mereka merasa dengan kemampuan mereka melakukan hukum Taurat dan mempelajari Allah maka mereka merasa pantas dan layak masuk Surga. Ilustrasi: dapatkah dibayangkan jika Surga dihuni oleh orang-orang congkak (karena kepandaian, kekuatan, kekayaan, kerohanian tinggi dll.) yang merasa berhak tinggal di Surga bahkan ketika bertemu Yesus merasa berhak pula menurunkan Dia dari takhta-Nya untuk gantian posisi?

Aplikasi: betapapun bagus posisi dan latar belakang kita, hendaknya kita merendahkan diri di hadapan-Nya seperti dilakukan oleh 24 tua-tua yang melemparkan mahkotanya kemudian menyembah Dia yang duduk di takhta (Why. 4:10-11).

Yesus menggunakan kesempatan ini untuk menjungkirbalikkan cara berpikir orang banyak juga orang Farisi tentang perjalanan menuju Surga. Ia sedang menjelaskan betapa jauh perbedaan antara kita dengan Allah. Namun pada praktiknya kita sering memaksakan Allah yang besar itu ke dalam tempurung kepala kita yang sangat sempit dan berdosa ini.

Bagaimanapun juga Yesus menyampaikan kenyataan ini bukan untuk merendahkan ciptaan-Nya tetapi ingin menyadarkan adanya dikotomi (dua kelompok yang saling bertentangan) yaitu:

♦ Antara dunia dan Surga
Manusia berasal dari produk dunia (lahir dari orang tua yang berdosa) tetapi Allah, Sang Pencipta, berasal dari atas/Surga. Pantaskah tanah liat mencoba menasihati dan menginterupsi Penciptanya (Yes. 45:9)? Namun kenyataannya orang-orang Farisi menuduh kesaksian Yesus tidak benar. Salah satu sifat manusia sebagai produk dunia ialah merasa sok hebat – baru mengetahui sedikit sepertinya sudah mengetahui semuanya – padahal Tuhan tidak pernah bertentangan dengan ilmu dan hukum dunia.

Aplikasi: ketika berada di hadapan-Nya, hendaknya kita mengatakan,”I am nothing.” Seperti diakui oleh Yohanes Pembaptis, orang paling besar/hebat yang pernah dilahirkan oleh perempuan (Luk. 7:28), ketika bertemu Yesus, Anak Domba Allah, mengatakan, “Ia harus makin besar tetapi aku harus makin kecil.” (Yoh. 3:30) Ingat, jangan bangga dengan kebaikan yang kita lakukan maupun keberhasilan yang kita peroleh sebab semua terjadi oleh karena kasih karunia-Nya.

♦ Antara dosa dan kesucian
Tiga kali Yesus mengingatkan orang-orang Yahudi dengan kata-kata “Kamu akan mati dalam dosamu (Yoh. 8:21,24).

Terbukti dosa membawa kematian; sebaliknya, kesucian membawa kehidupan. Kondisi kita sangat jauh berbeda dengan Allah. Kita adalah manusia berdosa sementara Ia begitu kudus/suci. Itu sebabnya sudah sepatutnya kita menaklukkan diri serta memosisikan diri sebagai orang tak berdaya di hadapan-Nya.

b. Terang bukan dicari atau didatangi tetapi dipercaya (ay. 25-29).

Yesus hanya mengatakan “Akulah terang dunia” tetapi langsung direspons dengan banyak argumentasi oleh orang-orang Farisi yang lebih suudzon/buruk sangka dan curiga/apriori terhadap Yesus ketimbang percaya. Mereka menuduh Yesus bersaksi dusta dan mau bunuh diri (Yoh. 8:13, 22).

Introspeksi: bukankah keberadaan orang Farisi ini mewakili sikap kita terhadap Firman Tuhan yang kita dengar? Hendaknya kita merespons Firman Tuhan dengan iman bukan meragukan apalagi mencurigainya. Ia ingin kita mengaminkan Firman-Nya tanpa banyak berargumentasi seperti dilakukan oleh orang Farisi. Ia bukan dicari (sebab Ia yang mencari kita) tetapi dipercayai sebab hanya Dia satu-satunya yang patut dipercaya dan diandalkan.

2. Terang dideklarasikan atas dunia yang gelap (ay. 12-20).

a. “Akulah terang dunia” dideklarasikan sebagai eksistensi (identik dengan pengertian Yunani: Ego Emi) bahwa Yesus sudah ada/eksis dalam kekekalan dan sekarang datang ke dunia ini yang sedang berada di dalam kegelapan. Ini tidak berkaitan dengan waktu (kronologi) kapan Ia mulai menjadi terang dunia. Selain eksistensi juga berbicara mengenai eksklusivitas bahwa hanya Yesus satu-satunya terang dunia.

Apa bedanya Yesus – terang dunia – dengan benda-benda terang lainnya (matahari, bulan, bintang dan lumen-lumen listrik)? Matahari, bulan, bintang dan lumen-lumen listrik hanya dapat menerangi kegelapan fisik dari suatu tempat dan waktu penyinaran terangnya kemungkinan tidak sama oleh sebab perbedaan waktu dan tempat di belahan bumi. Misal: matahari bersinar di Indonesia pukul 7:00 pagi sementara

Amerika masih dalam kegelapan di malam hari. Juga lumen-lumen listrik dapat padam sewaktu-waktu karena adanya gangguan/kerusakan pada saluran listrik. Jauh berbeda dengan terang Yesus yang mampu menembus hati serta pikiran manusia yang gelap. Contoh: kepada orang yang berperilaku tertentu kita mengatakan dia lagi gelap mata, pikiran dan hatinya sudah gelap.

Aplikasi: hanya Yesus yang mampu menerangi kegelapan hidup nikah, pekerjaan yang suka gelap-gelap seperti korupsi, mencuri dll. Terang Yesus yang ajaib senantiasa bercahaya menerangi kegelapan hati dan pikiran manusia dan terang Firman-Nya berkuasa menyelesaikan semua masalah kehidupan yang kita hadapi. Yang harus kita lakukan ialah mengimani setiap perkataan-Nya yang hidup.

b. “Akulah terang dunia” dideklarasikan sebagai solusi untuk menandingi “terang” yang diciptakan oleh ahli Taurat dan orang Farisi ketika menghadapi perempuan berzina (Yoh. 8:1-11). Ternyata “terang” mereka tidak utuh karena hanya menerangi satu bagian sehingga terjadi ketidakseimbangan antara penghakiman dan pengampunan dosa – ketidakselarasan antara keadilan dan kasih Allah.

Orang Farisi dan ahli Taurat membawa solusi “dirajam batu hingga mati” tetapi Yesus memberikan solusi lain yaitu pengampunan dosa. Ia mengingatkan mereka untuk tidak menghakimi menurut ukuran manusia. Sebenarnya mereka tidak memakai hukum Taurat yang kuat untuk menjatuhkan hukuman mati kepada perempuan berzina tersebut karena tidak ada saksi lain (si pria yang berzina juga harus ditangkap) juga belum diadili di pengadilan agama.

c. “Akulah terang dunia” dideklarasikan oleh Yesus dengan tujuan:

♦ Memberikan jalan kehidupan kepada perempuan berzina melalui pengampunan dosa. Hukuman mati rajam batu hanya menghasilkan kematian perempuan itu di dalam dosanya. Sebenarnya perempuan ini sudah menjalani hukuman berat dengan diseret dan dipermalukan di muka umum, dia sangat membutuhkan pengampunan. (Kuasa pengampunan lebih kuat daripada penghakiman apalagi penghakiman manusia sangat tidak sesuai dengan kebenaran).

Para ahli Taurat dan orang Farisi pasti telah mempersiapkan batu-batu untuk menghukum dengan melempari perempuan berzina itu. Bukankah ini termasuk pembunuhan berencana karena telah mempersiapkan alat untuk membunuh seseorang?

Namun Yesus dengan tenang memberikan solusi, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Jelas, Yesus tidak meniadakan hukuman tetapi penghakiman harus diputuskan oleh “Orang yang tidak berdosa”. Bukankah dalam hukum Taurat, keputusan merajam batu merupakan keputusan Tuhan bukan keputusan Musa (Im. 20:10)?

Memang perempuan berzina ini layak dihukum tetapi Yesus perlu menolong dia lebih dahulu sehingga terjadi keseimbangan antara keadilan dan kasih Allah. Jangan melulu mengedepankan hukuman sebab sampai sekarang tidak jelas siapa laki-laki yang berbuat zina bersama perempuan itu.

♦ Memberikan jalan kehidupan kepada orang banyak (ay. 12a).

Seusai menyelesaikan kasus perempuan berzina, Yesus mengatakan kepada orang banyak, “Barangsiapa mengikut Aku tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”

Tampaknya kebenaran yang ditentukan oleh mayoritas jumlah (orang Farisi dan ahli Taurat) selalu dianggap sebagai kebenaran absolut dan orang banyak tersebut ikut-ikutan mau melempari perempuan berzina itu dengan batu. Untuk itu Yesus menegaskan kepada mereka supaya mengikut Dia agar memiliki terang hidup.

Introspeksi: bukankah banyak orang mengaku Kristen karena ikut-ikutan tetapi tidak serius ingin mengenal Tuhan lebih dalam?

♦ Memberikan jalan kehidupan kepada orang Farisi (ay. 13-20).

Pertanyaan: di mana tempat paling tidak adil di dunia? Ternyata di pengadilan berlaku ketidakadilan. Juga siapakah orang yang paling tidak rohani di dunia? Justru rohaniawan ketika ia berperilaku tidak rohani. Waspada, hamba Tuhan juga berpotensi tidak hidup rohani; oleh karena itu mereka juga membutuhkan terang Yesus. Bukankah Yesus mengecam sikap ahli Taurat dan orang Farisi yang munafik agar mereka bertobat (Mat. 23)?

Siapa pun dari kita terlepas dari posisi dan latar belakangnya (rohaniawan, ilmuwan, orang awam dst.) sangat membutuhkan terang Yesus yang mampu menerangi kegelapan hati dan pikiran kita untuk beralih dari kehidupan yang menuju kematian kepada kehidupan kekal yang dijanjikan oleh-Nya. Jangan meragukan setiap perkataan Firman-Nya tetapi terimalah dengan rendah hati dan imani maka kehidupan kita akan diubahkan dari hari ke hari menuju pada kesempurnaan seperti yang Ia kehendaki. Amin.

 

Video ibadah ini dapat disimak di Ibadah Minggu Raya - 07 Juni 2020 - Pdt. Stephen Manurung.