KESAKSIAN RASUL YOHANES ADALAH BENAR
Lemah Putro, Minggu, 26 Januari 2020
Pdt. Paulus Budiono
Shalom,
Persembahan terbaik apa yang dapat kita berikan kepada Tuhan? Itulah iman kita sebab persembahan terbaik apa pun tanpa disertai iman tidaklah berguna di hadapan Tuhan. Contoh: kita mengundang Yesus hadir dalam kebaktian tetapi kita tidak memercayai Dia.
Kita telah membaca Injil Yohanes, apakah kita memercayai seluruh ayat yang tercantum di dalamnya? Sesungguhnya Alkitab yang kita miliki sudah lengkap, kita tidak akan menjadi bosan bila kita mempelajarinya sungguh-sungguh. Selain iman, yang terbaik lainnya ialah harapan kita kepada janji Tuhan juga kasih kita kepada-Nya. Bukankah tinggal tiga hal yaitu iman, pengharapan dan kasih; yang paling besar di antaranya ialah kasih (1 Kor. 13:13). Kita telah menerima semua dari-Nya termasuk iman, pengharapan dan kasih. Marilah kita kembalikan kepada-Nya karena kita pun milik-Nya – dari Dia dan untuk Dia selama-lamanya.
Penulis Injil Yohanes menasihati agar kita percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, dan oleh iman kita beroleh hidup dalam Nama-Nya (Yoh. 20:31). Rasul Yohanes mengakhiri tulisannya dengan mengatakan, “Dialah murid (Yohanes – Red.) yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu bahwa kesaksiannya itu benar. Masih banyak hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” (Yoh. 21:24-25)
Perhatikan, ayat satu dan ayat lainnya merupakan satu kesatuan dan saling berkaitan. Itu sebabnya jangan kita mengunggulkan satu ayat lebih daripada ayat yang lain karena ini sama dengan kita memecah belah tubuh Kristus yang utuh. Bukankah Yesus – Sang Firman – menjadi manusia (Yoh. 1:14) dan Injil Yohanes termasuk di dalamnya?
Rasul Yohanes telah ditetapkan oleh bapak-bapak gereja sebagai penulis Injil Yohanes, Surat 1-3 Yohanes juga Kitab Wahyu. Ia tidak hanya bersaksi (oral) tetapi juga menulis dan kita sekarang dapat membaca tulisannya yang diterjemahkan dalam pelbagai bahasa. Banyak salinan di museum Israel membuktikan bahwa tulisan (kesaksian) Rasul Yohanes memang benar. Ilustrasi: suatu karya ilmiah dites oleh tim penguji untuk mendapatkan pengakuan apakah tulisannya benar dan dapat diterima oleh publik.
Yesus lahir tahun ± 4-6 SM dan mati pada tahun 29 M. Yohanes mengikut Yesus ± 3½ tahun. Setelah lewat 61 tahun, Yohanes menulis Injil Yohanes (80-90 M). Masihkah tulisannya dapat dipercaya apalagi ditulis oleh seorang yang sudah sangat tua (90 tahun)? Siapa yang mengakui kesaksian Rasul Yohanes itu benar? Rekan-rekan/murid-murid Yesus lainnya. Namun tidak semua orang dapat menerima tulisan Rasul Yohanes.
Rasul Yohanes menulis “masih banyak perbuatan Yesus lainnya yang tidak ditulis satu persatu karena dunia tidak akan dapat memuat semuanya”. Ini menunjukkan eratnya hubungan dia dengan Yesus dan dia menyaksikan perbuatan Gurunya selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya. Roh Kudus membimbing dia untuk mencatat/menulis perbuatan Yesus yang dilihatnya meskipun tidak semua tercantum dalam Injil Yohanes.
Rasul Yohanes menulis banyak peristiwa yang membuktikan perkataan Yesus atau pribadi-Nya tidak diterima. Siapa yang menolak Dia maupun Firman-Nya?
♦ Orang Yahudi. Ketika seorang yang menderita sakit 38 tahun disembuhkan oleh Yesus, dia bersaksi kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesus telah menyembuhkannya. Orang Yahudi marah dan berusaha menganiaya Yesus sebab Ia melakukan hal itu pada hari Sabat (Yoh. 5:3-16). Saat itu Yesus menjelaskan bukan Dia sendiri yang bersaksi (ay. 31-32). Siapa orang lain yang bersaksi tentang Dia? Bapa Surgawi yang mengutus-Nya (Yoh. 8:12-14, 17-18).
Yesus juga orang Yahudi, Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya tetapi mereka tidak menerima-Nya (Yoh. 1:11).
Introspeksi: percayakah kita akan tulisan Rasul Yohanes yang dimuat dalam Injil Yohanes? Agama mana pun menghargai Alkitab kita adalah Kitab Suci agama Kristen. Apakah Firman Allah sekadar filosofi agama? Sama sekali tidak! Oleh sebab itu kita patut menghargai Firman Allah lebih dari segalanya; bukan berarti kita kemudian memperlakukan Alkitab (fisik) dengan ekstra hati-hati dan menyimpannya di tempat yang luar biasa.
♦ Para murid Yesus (Yoh. 6:34-37, 60,63-64).
Yesus memberi makan 5.000 orang laki-laki dan kesesokan harinya orang banyak mencari Dia. Yesus mengatakan bahwa mereka datang kepada-Nya karena kenyang oleh roti. Lebih lanjut Yesus menjelaskan bahwa Ia adalah Roti hidup yang turun dari Surga, mendengar ini banyak murid-Nya mengatakan kalau perkataan-Nya keras dan mengundurkan diri tidak lagi mengikut Dia.
♦ Yudas Iskariot, murid Yesus, yang mengikut Gurunya selama ± 3½ tahun pada akhirnya mengkhianati dan menjual Yesus padahal dia bersama para murid lainnya menerima kuasa untuk mengusir setan (Mrk. 3:1519). Yesus tidak puas mereka bersukacita dapat menaklukkan setan-setan demi Nama-Nya tetapi mereka patut bersukacita jika namanya terdaftar di Surga (Luk. 10:17-20).
Terbukti Yudas Iskariot tidak suka tinggal di Surga karena dia lebih memilih uang ketimbang Yesus. Jelas sejak awal dia tidak percaya kepada Yesus.
Aplikasi: bila kita sungguh-sungguh mengasihi Firman Allah yang telah memuaskan hati, kita tidak akan malas dan malu bersaksi memperkenalkan siapa Yesus yang telah menyelamatkan kita.
♦ Saudara-saudara Yesus (Yoh. 7:1-5).
Menjelang hari raya Pondok Daun, saudara-saudara Yesus menyuruh Dia pergi ke Yudea untuk mendemonstrasikan perbuatan-Nya agar dilihat para murid-Nya sebab saudara-saudara-Nya sendiri tidak percaya kepada-Nya. Ironis, mereka tampak memberikan motivasi kepada Yesus agar popular dikenal orang banyak tetapi mereka (orang dalam) sendiri tidak memercayai Dia. Untung akhirnya Yakobus dan Yudas (saudara Yesus) percaya Yesus dan mati syahid.
Waspada, perkataan dan motivasi yang dilontarkan oleh orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus berbahaya dan dapat menjerumuskan.
Introspeksi: kita diangkat/diadopsi menjadi saudara-saudara Yesus (Ibr. 2:11-17) dan Ia yang sulung (Kol. 1:15). Percayakah kita akan perkataan Dia?
♦ Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali padahal dia mengalami kuasa (mukjizat) Gurunya. Penyangkalannya membuktikan bahwa dia tidak percaya kepada Gurunya walau dia hidup bersama-Nya selama 3½ tahun.
♦ Sebelas murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri ketika melihat Yesus ditangkap atas inisiatif Yudas Iskariot (Mrk. 14:43, 48-50).
Salah satu alasan mengapa Petrus, Yohanes dan Yakobus juga melarikan diri ialah karena mereka tidak berjaga-jaga dalam doa seperti telah diingatkan oleh Yesus waktu mereka diajak ke Taman Getsemani menjelang penangkapan-Nya (Mrk. 14:32-42). Perhatikan, sikap doa kita akan membuat kita percaya atau tidak percaya kepada-Nya; sikap kita terhadap Firman Allah akan membuat kita cinta atau malah menolak Firman-Nya; demikian pula sikap kita akan memengaruhi Roh Kudus dalam menolong kita.
♦ Ada aliran-aliran gereja (antara lain: saksi Yehuwa) yang tidak mengakui Yesus adalah Anak Allah; ini sama dengan tidak mengakui Allah sebab Yesus adalah Firman menjadi manusia (Yoh. 1:14) dan Firman itu adalah Allah (ay. 1).
Setelah Yesus bangkit dari kematian dan mengembuskan Roh Kudus kepada para murid-Nya (Yoh. 20:22), Rasul Yohanes masih hidup 60 tahun lagi dan tetap dipenuhi Roh Kudus (Why. 1:9-10) bahkan saat ia dalam penderitaan. Kapan kita menerima urapan Roh Kudus? Masihkah Roh Kudus berbicara kepada kita untuk menghibur dan mengingatkan kita? Jangan sakiti hati Roh Kudus! Jangan menyalahartikan kegunaan Roh Kudus untuk kehebatan dan mukjizat kemudian mudah menghakimi orang yang menderita dan dianggap karena kurang iman atau kurang berdoa.
Roh Kudus konsisten memenuhi Rasul Yohanes (90 tahun) ketika dia hidup dikucilkan di Pulau Patmos. Dikuasai oleh Roh, dia melihat Seorang duduk di takhta di Surga dikelilingi 24 tua-tua yang duduk di takhta dan 4 binatang mempersembahkan puji-pujian, hormat dan syukur kepada Dia (Why. 4:1-9). Di dalam Roh juga dia dibawa ke atas sebuah gunung besar nan tinggi dan ditunjukkan kota kudus, Yerusalem, turun dari Surga dari Allah (Why. 21:9-10, 1-2).
Sering tanpa disadari kita telah mendukacitakan Roh Kudus bahkan memadamkan gerakan Roh Kudus yang halus itu. Semakin kita dikuasai Roh Kudus, semakin hati-hati kita bertutur kata dan bertindak. Cara kerja Roh Kudus tidak kasar, membuat orang geblak-geblak. Oleh Roh kudus, kita makin memuliakan Yesus, Anak Allah, dan tidak menyangkal-Nya.
Rasul Yohanes beserta rasul-rasul lainnya melihat, mendengar, menyaksikan dan meraba Firman hidup yang telah ada sejak semula dan menuliskannya untuk kita. Mereka memberitakan tentang hidup kekal supaya kita beroleh persekutuan dengan mereka bersama dengan Bapa dan anak-Nya, Yesus Kristus. Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan (1 Yoh. 1:1-5).
Aplikasi: bila kita bersekutu dengan Tuhan dalam Firman-Nya, kita akan dapat bersekutu dengan sesama.
Kita telah mendengar dan membaca tulisan (kesaksian) Rasul Yohanes yang benar adanya dan dikanonisasikan oleh bapak-bapak gereja menjadi Firman Allah. Marilah kita memercayai Firman-Nya dan memberitakannya Yesus, Juru Selamat dunia sekaligus Mempelai Pria Surga, serta karya perbuatan-Nya yang tak tertandingi oleh siapa pun agar banyak jiwa diselamatkan untuk tidak mengalami kebinasaan kekal yang mengerikan. Amin.