BERIBADAH DAN BERMEGAHLAH DALAM KRISTUS YESUS (2)

Lemah Putro, Minggu 10 November 2019
Pdt. Paulus Budiono

 

Shalom,

Kita tidak boleh berpangku tangan tetapi harus berbuat sesuatu bagi Tuhan karena kita telah diselamatkan oleh-Nya. Kesaksian pembagian Alkitab gratis dari “the Gideon International” ke seluruh pelosok dunia (199 negara) membuka mata kita bahwa pekerjaan pelayanan besar ini dimulai dari hal kecil yaitu dari doa seorang ibu di desa kecil di Wiscounsin, Amerika. Ibu ini sakit keras dan meminta putranya (12 tahun) untuk membaca Alkitab setiap hari. Si ibu meninggal dan beberapa tahun kemudian si anak (27 tahun) menjadi pedagang keliling dan bersama dua pedagang Kristen lain yang memiliki visi sama yaitu “pergi menghasilkan buah” (Yoh. 15:16) mendirikan “The Gideon”. Mereka memulai dengan menaruh 25 Alkitab di sebuah hotel (tahun 1908) dan buahnya sekarang ialah bekerja sama dengan gereja-gereja setempat telah membagikan 2.1 miliar Alkitab dalam 101 bahasa dengan cuma-cuma. Bagaimana dengan kita, sudahkah kita bekerja menghasilkan buah bagi-Nya?

Pekerjaan apa yang dilakukan oleh Paulus saat dia dipenjara? Dalam penderitaan dan keterbatasan beraktivitas, Paulus menuliskan, disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah (dung = kotoran binatang) supaya aku memperoleh Kristus…..Yang kuhendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya….” (Flp. 3:5-12)

Mungkin orang berpikir Paulus lagi stres lalu tanpa berpikir panjang melepaskan apa yang telah menjadi keuntungan baginya karena di dalam penjara dia tidak tahu akan dilepaskan atau tidak. Bukankah banyak orang Kristen meragukan kitab Wahyu dan menganggap Rasul Yohanes sangat menderita di Pulau Patmos kemudian berhalusinasi dan menulis tulisan yang ada kemiripan dengan Kitab Daniel? Ada pula yang menganggap Kitab Kejadian hanyalah fiksi dst.

Umumnya, konsep dagang selalu berpatokan pada untung-rugi. Seorang pedagang yang meraih keuntungan berani melepaskan barang untuk mengalami kerugian sebab dia melihat ada hal lain yang lebih menguntungkan. Namun aneh Rasul Paulus melepaskan/membuang keuntungan yang telah melekat berpuluh-puluh tahun dan menjadi kebanggaannya kemudian memutuskan mengambil risiko rugi. Dia berjuang dalam hal ini dan memberi kesempatan bagi jemaat Filipi yang berpikiran lain agar Allah menyatakan kepada mereka juga (Flp. 3:15-16). Maksudnya, kalau jemaat Filipi belum/tidak mengerti jalan pikiran Paulus, janganlah mereka langsung menolak tetapi jalani apa yang ada nanti Tuhan akan memberikan mereka pengertian.

Aplikasi: seorang gembala harus mengerti kondisi rohani jemaat jika mereka tidak mengerti Firman Tuhan sepenuhnya, mereka perlu didoakan agar Roh Kudus membukakan pikiran dan hati mereka.

Apa yang menjadi kebanggaan Rasul Paulus sebelum dia mengenal Yesus?

Disunat pada hari kedelapan → adat istiadat, bersifat lahiriah

Yesus disunat ketika berumur 8 hari (Luk. 2:21). Ishak juga disunat ketika berumur 8 hari (Kej. 21:4). Ternyata masalah sunat dimulai dari Abraham (Kej. 17:10). Sunat menjadi kebanggaan bagi orang Yahudi; jika tidak bersunat, mereka dianggap tidak mulia. Kalau orang Yahudi percaya kepada Kristus kemudian tidak disunat, mereka akan menanggung risiko dianiaya.

Rasul Paulus bangga telah disunat tetapi apa yang dikatakannya setelah ia mengenal Kristus? Galatia 6:11-12 menuliskan, “Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri. Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat hanya dengan maksud supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus.

Rasul Paulus dan Barnabas melawan pendapat beberapa orang Yahudi yang datang dari Yehuda ke Antiokhia untuk mengajar sudara-saudaranya jika mereka percaya Yesus tetapi tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, mereka tidak selamat (Kis. 15:1-2). Paulus dan Barnabas kemudian pergi ke Yerusalem menemui rasul-rasul dan penatua-penatua di sana untuk menyelesaikan konflik ini. Diadakanlah sidang di Yerusalem dipimpin oleh Rasul Petrus dan Yakobus (saudara Yesus). Setelah melalui perdebatan sengit, Petrus mengatakan bahwa orang kafir yang menerima Yesus tidak perlu disunat sebab Allah mengenal hati manusia dan menerima mereka serta mengaruniakan Roh Kudus sama seperti kepada orang Yahudi (ay. 3-9).

Orang Yahudi bangga dengan sunat lahiriah dan suka main paksa orang kafir yang percaya Yesus agar mereka disunat untuk menghindari (aniaya) hinaan, cercaan bahkan hukuman. Paulus sendiri mengalami penderitaan karena Kristus walau dia sudah disunat.

Kepada jemaat Galatia (kafir), Rasul Paulus mengatakan bahwa orang Yahudi (yang sunat) hanya bermegah atas sunat lahiriah sebab mereka sendiri tidak memelihara hukum Taurat (Gal. 6:13). Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa dia tidak mau bermegah selain dalam salib Yesus Kristus (ay. 14).

Rasul Paulus lahir tahun 3 M, bertobat ± tahun 35 M dan mati martir tahun 67 M; berarti dia bangga dengan sunat ± 32 tahun sebelum mengenal Kristus. Tanpa sadar kebanggaan yang keliru membuatnya bertindak tanduk keliru pula. Ketika dia mengatakan sunat rohani, orang Yahudi tidak dapat menerimanya kemudian menyiksa dia.

Introspeksi: apa yang kita banggakan dalam beribadah? Apakah liturgi yang bagus? Gereja yang megah dan anggota jemaat yang banyak? Penampilan paduan suara yang memukau? Faktanya, sering terjadi bila kita berbicara tentang hal-hal rohani, pendengar malas menanggapinya karena mereka lebih suka ngobrol tentang gosip yang lagi hangat dibicarakan.

Rasul Paulus tidak memaksa tetapi dia menunjukkan perubahan nyata. Baginya sunat hati lebih penting daripada sunat fisik (Rm. 2:28-29). Dalam Perjanjian Lama, Allah mengingatkan bangsa Israel yang mengembara di padang belantara untuk sunat hati agar tidak lagi tegar tengkuk (Ul. 10:16) tetapi bangsa Israel melupakannya, termasuk Rasul Paulus, dan lebih membanggakan sunat lahiriah.

Dari bangsa Israel, suku Benyamin → marga/suku

Dari mana dia tahu bahwa dia adalah orang Israel? Apakah orang tuanya memberitahukan bahwa dia orang Israel, bangsa pilihan Allah (Ul. 7:6)? Sebagai orang Farisi, Paulus pasti mempelajari lima kitab Musa. Dia mengenal Pentateukh sejak dari kecil dan pengenalannya akan Pentateukh menjadi kebanggaan baginya.

Siapa bangsa Israel ini? Allah mengganti nama Yakub (= penipu) menjadi Israel (= pangeran berkemenangan) setelah Yakub bergulat dengan “seorang laki-laki” hingga fajar menyingsing. Yakub tidak melepaskan “laki-laki itu” sebelum diberkati olehnya. Akhirnya nama Yakub diganti menjadi Israel (Kej. 32:24-28). Saat itu Yakub masih belum banyak memakai nama Israel baru setelah kembali ke Tanah Kanaan dan pergi ke Betel untuk kedua kalinya dia membuat mazbah dan sejak itu dia tidak lagi dipanggil Yakub tetapi Israel (Kej. 35:10). Paulus sangat terobsesi dengan nama Israel. Sayang, Paulus membaca Pentateukh tetapi belum bertemu Yesus dan ini membuat dia menjadi sombong. Bukankah Yesus menegur orang Yahudi yang hafal akan Kitab Musa dan mengerti hukum Taurat tetapi berusaha membunuh Dia (Yoh. 7:19)? Waspada, kalau kita membaca Alkitab tetapi tidak menemukan Yesus di dalamnya, kita akan menjadi sombong dengan pengetahuan Alkitab kita.

Siapa Benyamin ini? Adiknya Yusuf dan dia menjadi anak kesayangan Yakub yang telah kehilangan Yusuf (Kej. 44:27-29). Oleh sebab Benyamin ditahan di Mesir, akhirnya Yusuf memperkenalkan diri kepada kakak-kakaknya (Kej. 44:18-34; 45:1-3).

Paulus berasal dari suku Benyamin (= serigala yang merobek mangsa). Serigala berkarakter keras dan Paulus bangga dengan kekerasan hidupnya. Dia bangga bertindak seperti serigala memporak-porandakan domba-domba yang bersatu. Dia mengaku kepada Raja Agripa tentang tindakannya yang keras menentang Nama Yesus dari Nazaret, memasukkan banyak pengikut Yesus ke penjara, menyiksa mereka untuk menyangkal iman, mengejar mereka bahan setuju jika mereka dihukum mati (Kis. 26:9-11) seperti dialami oleh Stefanus (Kis. 8:1). Bagaimanapun juga dia mendapat kasih karunia Tuhan setelah bertemu dengan-Nya dan dipilih menjadi alat-Nya untuk menderita oleh sebab Nama-Nya (kis. 9:15-16).

Ketika Rasul Paulus membuang segala keuntungan yang dibangga-banggakan, ia mengalami kerugian fisik maupun mental saat belajar mengenal Kristus tersalib. Bukankah kita sering salah memahami, menjadi orang Kristen membuat hidup kita lebih diberkati, lebih enak dan bahagia dst.? Dengan berpikiran seperti ini, salib sudah kehilangan fungsi dan manfaatnya.

Orang Farisi dalam berpendirian terhadap hukum Taurat → akademik

Paulus sangat bangga berstatus orang Farisi. Siapa orang Farisi yang sering ditegur Yesus? Salah satu kejahatannya ialah mereka hamba uang (Luk. 16:14) dan Yesus mengingatkan bahwa mereka tidak dapat mengabdi kepada dua tuan – mereka tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (ay. 13).

Orang Farisi lupa akan Firman Tuhan dalam Yeremia 9:23-24 yang menuliskan, “Beginilah firman TUHAN: “ Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, jangan orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.”

Orang Farisi termasuk orang pandai tetapi tamak akan uang. Tuhan mengingatkan orang bijak, orang kuat dan orang kaya boleh bermegah kalau mereka memahami dan mengenal Dia yang penuh kasih setia, adil dan benar. Ini menyukakan hati-Nya. Jadi, kita boleh kaya tetapi jangan ngotot ingin kaya sebab nanti kekayaan akan membelenggu kita menjadi budaknya. Kita boleh bijaksana tetapi jangan kemudian suka mengatur-atur; boleh pandai tetapi jangan keblinger dst.

Bagaimana kita dapat memahami dan mengenal Dia? Dengan membaca Firman Allah, kita mengenal Yesus juga mengetahui hal-hal yang baik untuk dilakukan dan perkara-perkara jahat untuk dihindari.

Bila dalam Perjanjian Lama Allah memilih bangsa Israel, dalam Perjanjian Baru Ia memilih orang bodoh, orang lemah, yang tidak terpandang, yang hina dan yang tidak berarti untuk meniadakan yang berarti agar tidak seorang pun bermegah di hadapan-Nya (1 Kor. 1:27-29). Bahkan Ia rela memilih putra Tunggal yang dikasihi-Nya menjadi Hamba dan Manusia yang taat hingga mati disalib demi manusia berdosa (Flp. 2:6-8). Yesus menjadi hikmat bagi kita, Ia membenarkan, menguduskan dan menebus kita. Jadi, barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan (1 Kor. 1:30-31).

Tuhan kita hebat luar biasa. Ia sanggup mengubahkan Paulus yang sombong (puluhan tahun terbiasa hidup bermegah dengan semua kebanggaan) menjadi rendah hati (melepaskan seluruhnya bahkan menganggapnya seperti kotoran binatang) karena Kristus. Perhatikan, kalau kita membanggakan diri sendiri karena keberhasilan-keberhasilan yang diraih, ini sama dengan menganggap Yesus sebagai kotoran. Sebaliknya, bila kita menganggap Yesus adalah yang termulia, kita akan rela menganggap semua kebanggaan menjadi sampah tak berharga sehingga orang lain melihat bahwa hanya Yesus yang layak dibanggakan.

Yesus layak dimegahkan karena Ia sudah menderita hingga mati disalib dan bangkit untuk dipermuliakan Bapa-Nya dengan menyandang Nama di atas segala nama supaya dalam Nama-Nya semua yang di langit, di bumi dan di bawah bumi bertekuk lutut serta semua lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan (Flp. 2:5-11).

Hendaknya kita tidak mempertahankan kebanggaan adat istiadat, hal-hal lahiriah, sukuisme dan kepandaian akademik untuk dapat bermegah di dalam Kristus Yesus. Dengan demikian Bapa Surgawi berkenan dan Nama Yesus Kristus dipermuliakan. Amin.

 

Video ibadah ini dapat disimak di Ibadah Umum - Beribadahlah dan Bermegahlah dalam Kristus Yesus (2) - Pdt. Paulus Budiono.