MENGERJAKAN KESELAMATAN DALAM SITUASI APA PUN

Johor, Minggu, 13 Oktober 2019
Pdm. Agus Muljono

Shalom,

Marilah kita mempersiapkan diri mempelajari Firman Tuhan yang terambil dari Filipi 2:12-18, “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar bukan saja seperti waktu aku masih hadir tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia sambil berpegang pada firman kehidupan agar aku dapat bermegah pada hari Kristus bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.”

Bila kita perhatikan lebih cermat ayat-ayat di atas, pokok bahasan terletak di ayat 12-13 yaitu tentang mengerjakan keselamatan sementara ayat-ayat berikutnya merupakan penjelasan tentang bagaimana mengerjakan keselamatan.

Frasa “kerjakan keselamatanmu” sering ditafsirkan seolah-olah kita mengerjakan atau mengusahakan keselamatan dengan daya upaya sendiri. Sesungguhnya keselamatan semata-mata murni anugerah/kasih karunia Tuhan yang kita terima dengan beriman kepada Kristus Jesus. Ayat-ayat lain makin meneguhkan bahwa manusia dibenarkan oleh iman di dalam Kristus Yesus bukan karena melakukan hukum Taurat (Gal. 2:16; Rm. 3:23-24,27-28).

Sepertinya ada kontradiksi antara ayat di Efesus 2:8-9 dan di Filipi 2:12. Efesus 2:8-9 menekankan bahwa karena kasih karunia kita diselamatkan oleh iman, ini bukan hasil usaha kita sementara Filipi 2:12 mengatakan kita harus mengerjakan keselamatan seolah-olah kita yang bekerja/berusaha untuk keselamatan kita. Mungkinkah Rasul Paulus yang menulis surat Efesus dan Surat Filipi mengajarkan dua hal yang saling bertentangan?

“Kerjakan keselamatanmu” (bhs. Yunani: katergazomai soteria = work out, bring to completion your salvation = mengerjakan, menyelesaikan keselamatan). Kata yang sama menyelesaikan‟ dipakai dalam Efesus 6:13 untuk menunjukkan kita tetap berdiri setelah menyelesaikan (katergazomai) perlawanan dengan menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Kesimpulan, kata “menyelesaikan (katergazomai) lebih bermakna “menyelesaikan sesuatu yang sudah ada” bukan “menghasilkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada”. Jadi maksud dari perintah “kerjakan keselamatanmu (katergazomai soteria) ialah kita menyelesaikan pekerjaan keselamatan yang sudah kita terima dari Allah hingga selesai, lengkap dan tuntas. Jangan pengikutan kita kepada Tuhan berhenti di tengah jalan tetapi kita mengerjakan/menyelesaikan keselamatan sampai sempurna dalam situasi apa pun.

Yang perlu diperhatikan, dalam mengerjakan keselamatan, jemaat Kristen di Filipi diminta untuk senantiasa taat. Apa arti kata “taat”?

  • “Taat” dalam bahasa Indonesia berarti: senantiasa tunduk, patuh.
  • “Taat” (bhs. Yunani: hupakouo) berarti: penundukan atau kepatuhan yang dilakukan oleh orang bawahan terhadap perintah dari atasan. Perintah dari atasan kepada bawahan (bukan perintah dari orang yang setingkat apalagi dari bawahan kepada atasan) pasti akan dilaksanakan.

Agar dapat melaksanakan dengan benar dan tepat, kita harus mendengarkan sungguh-sungguh dan memahami dengan saksama perintah yang Tuhan diberikan. Jika belum/tidak paham, kita renungkan hingga mengerti maksud dari perintah-Nya. Dengan demikian, akan lebih mudah bagi kita untuk menaati perintah-Nya dan kita terhindar dari kesalahan/pelanggaran dalam menjalankan perintah-Nya.

Kita harus melatih gaya hidup “taat” setiap hari, karena ini menjadi modal dasar dalam mengerjakan keselamatan. Dengan kata lain, bila kita terlatih hidup taat, kita akan lebih mudah mengerjakan keselamatan kita.

Lebih lanjut kita mempelajari apa itu keselamatan yang mempunyai “bentuk dan hasil”. Bentuk dan hasil dari keselamatan harus kita wujudkan dan tampilkan agar orang lain dapat melihat dan menemukan keselamatan yang ada dalam hidup kita.

Kata keselamatan (bhs. Yunani: soteria) mempunyai tiga pengertian:

1. Kehidupan selamat. Orang yang memiliki kehidupan selamat tidak ada kata celaka dalam kehidupannya.
2. Kehidupan yang merdeka dari tipu muslihat setan. Jadi, orang yang memiliki kehidupan selamat adalah orang yang bebas dari tipu muslihat/pengaruh setan.
3. Kehidupan yang mempertontonkan kualitas Kristen sejati/murid Jesus dalam kehidupannya.

Kita harus mewujudkan “bentuk dari keselamatan” dalam keseharian hidup itulah hidup yang bebas merdeka dari pengaruh dan tipu muslihat si jahat. Dikatakan “terselamatkan” ketika seseorang berhenti dari keadaan tertipu/disesatkan oleh si jahat.

Melalui pengurbanan-Nya di kayu salib, Kristus telah berhasil menang mengalahkan si jahat sekaligus membuka jalan bagi kita untuk hidup bebas merdeka dari tipu muslihat si jahat.

Orang yang mengerjakan keselamatan harus berani bayar harga untuk memilih hidup bebas merdeka dari semua tipu muslihat si jahat.

Memang kita telah diselamatkan oleh Kristus dan status kita ialah merdeka dari tipu muslihat si jahat yaitu Iblis yang adalah bapa segala dusta (Yoh. 8:44). Bagaimanapun juga Iblis tetap berusaha untuk menipu kita kembali. Dia berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum mencari orang yang dapat ditelannya (1 Ptr. 5:8). Jika kita berhasil ditipunya, ini berarti kita gagal mengerjakan keselamatan kita. Satu-satunya jalan agar hidup merdeka dari tipu muslihat Iblis ialah kita mengisi penuh hidup kita dengan Firman Tuhan. Iblis dapat menipu siapa saja tetapi kalah menghadapi Yesus. Buktinya, Iblis mencobai Yesus dengan memutarbalikkan Firman tetapi Yesus menjawab dengan tegas “ada tertulis” (dalam Alkitab) dan memenangkan tipu muslihat Iblis (Mat. 4:1-11) sebab Yesus adalah Firman yang menjadi manusia (Yoh. 1:14).

Dalam mengerjakan keselamatan, kita harus melatih diri untuk konsisten tidak hanya membaca tetapi merenungkan Firman Tuhan seutuhnya (Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru). Kita harus membangun gaya/pola hidup suka merenungkan Firman Tuhan sehingga kita mengetahui dengan jelas apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita. Firman Tuhan yang kita renungkan mengisi hidup kita untuk ditampilkan dan orang dapat melihat bentuk dari keselamatan dan bagaimana kita mengerjakan keselamatan.

Setelah kita melakukan ketaatan, Rasul Paulus dalam Surat Roma 16:19 menginginkan kita supaya:

  • Bijaksana (bhs. Yunani: sophos = kebijaksanaan, berpengetahuan dan hikmah) terhadap apa yang baik atau benar (New Living Translation: I want you to be wise in doing right). Apa yang benar pasti baik tetapi yang baik belum pasti benar.
    Rasul Paulus menghendaki agar kita ahli/mahir dalam perkara yang benar, artinya: kita berpikiran tajam untuk dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Perlu diketahui kekuatan manusia terletak pada pikirannya. Jika kita mampu memenangkan/menguasai pikiran, kita dapat mengatur dan menguasai tubuh kita. Bukankah Iblis selalu berusaha mengacaukan dan menipu pikiran kita?
  • Bersih (bhs. Yunani: akerayios = bebas dari kejahatan atau dari tipu muslihat si jahat) terhadap apa yang jahat.
    Cara yang terbaik untuk bebas/bersih dari tipu muslihat si jahat adalah mengisi otak/pikiran kita dengan Firman Tuhan untuk mengerjakan keselamatan.

Ada beberapa cara yang harus diperhatikan dalam mengerjakan keselamatan sesuai Filipi 2:12-13, yaitu:

  • Kita mengerjakan keselamatan terus menerus dan tidak boleh berhenti di tengah jalan dimulai dari saat kita percaya kepada Kristus hingga kita bertemu dengan-Nya muka dengan muka.
  • Kita mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar dalam arti kita mengerjakannya dengan penuh hormat (bnd. 2 Kor. 7:14-15; Ef. 6:5).

Ketaatan kita kepada Allah harus berdasarkan rasa hormat pada kekudusan-Nya (Kej. 39:7-9 tentang Jusuf). Jika kita hormat dan takut kepada-Nya, kita tidak akan mudah berbuat dosa walau tidak ada orang yang melihat atau melakukan dosa bila ada kesempatan.

  • Kita mengerjakan keselamatan tanpa bergantung kepada orang lain (ada/tidak hadirnya Rasul Paulus).
    Jangan terjebak pada “ketaatan semu” yaitu ketaatan atau keaktifan kita disebabkan faktor manusia. Misal: kita taat beribadah dan melayani karena kita mengenal baik pendeta atau penatua atau punya hubungan family dst. Ketaatan kita kepada Tuhan harus mandiri tidak dipengaruhi oleh orang lain. Pendeta, penatua, dll. boleh undur tetapi kita harus tetap taat dan panutan kita hanya kepada Jesus. Kita ikut dan belajar dari-Nya (Mat. 4:19; 11:29).
  • Kemampuan untuk taat dan mengerjakan keselamatan berasal dari Allah (Flp. 2:13).
    Allah bekerja di dalam kehendak/kerinduan maupun di dalam pekerjaan/kemampuan kita. Tugas kita ialah berserah pada pimpinan-Nya dan tidak bergantung pada kekuatan diri sendiri. Tanpa Allah kita pasti gagal!
  • Sasaran/tujuan akhir dalam mengerjakan keselamatan ialah: kita memikirkan (bhs. Yunani: logisomai = logika = pikiran) semua (1) yang benar, (2) yang mulia, (3) yang adil, (4) yang suci, (5) yang manis, (6) yang sedap didengar, (7) yang disebut kebajikan dan (8) patut dipuji (Flp. 4:8).

Otak/pikiran kita harus diisi dengan 8 hal kebenaran di atas untuk menjadi pandangan/pendapat dan pedoman hidup kita. Pendapat atau pandangan adalah hasil dari keyakinan kita. Jika otak kita diisi oleh kebenaran-kebenaran di atas, pendapat/pandangan dan perilaku yang keluar dari kita ditandai dengan kebenaran. Yesus menjadi teladan sempurna, semua perkataan dan tindakan-Nya adalah kebenaran karena otak/pikiran Jesus berisikan kebenaran Firman.

Jika kita hidup di luar 8 hal kebenaran di atas, kita boleh rajin ke gereja dan ikut perlayanan tetapi sesungguhnya kita gagal mengerjakan keselamatan. Kita menjadi korban penipuan si jahat dan tidak dapat mengerjakan keselamatan yang dihendaki Tuhan. Itu sebabnya Firman Tuhan harus melekat kuat pada otak/pikiran kita supaya si jahat susah menipu kita.

Hendaknya kita mengerjakan keselamatan (yang kita terima dengan cuma-cuma oleh karena iman kepada Yesus) dengan melatih diri mengisi otak/pikiran kita dengan Firman Tuhan hingga kita keluar/tampil berkualitas Kristen/murid Tuhan sejati. Pengertian Kristen adalah orang yang meniru (imitate) cara hidup Kristus. Hasil dari “mengerjakan keselamatan” adalah kita menjadi “imitator Jesus” dalam segala cara hidup dan berpikir kita. Hendaknya kita menjadi imitator Jesus sejak kita menerima Dia sebagai Juru Selamat yang berarti kita menerima anugerah keselamatan dari-Nya hingga Ia datang kembali. Amin.