SUDAHKAH ANDA MENJADI WARGA KERAJAAN SURGA?

Lemah Putro, Minggu 18 Agustus 2019
Pdt. Paulus Budiono

Shalom,

Sebelum meraih kemerdekaan pada tanggal 1 Agustus 1945, rakyat Indonesia pernah dijajah dan diperbudak selama ± 350 tahun oleh bangsa Belanda dan ± 3½ tahun oleh bangsa Jepang. Sekarang kita telah merayakan 74 tahun kemerdekaan NKRI dan menjadi penduduk Negara Indonesia diteguhkan dengan kepemilikan KTP sebagai identitas sah warga Indonesia. KTP dan dokumen-dokumen penting lainnya seperti paspor, Kartu Keluarga (KK), Surat Akte Kelahiran dll. dikeluarkan oleh pemerintah dan diakui secara international serta sangat diperlukan ketika kita mengurus perizinan dst. Semua dokumen ini dibuat untuk ketertiban setiap jiwa yang berdomisili di mana pun.

Namun ada seorang yang menawarkan untuk berkewargaan di suatu "kerajaan‟ padahal dia sudah menjadi warga di suatu negara. Gara-gara pemberitaannya, orang ini dianggap pengacau seluruh dunia dan dicari untuk ditangkap. Siapakah dia? Rasul Paulus memberitakan tentang Mesias yang mati dan bangkit, yaitu Yesus, di rumah ibadat orang Yahudi di Tesalonika. Beberapa dari mereka percaya dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas juga sejumlah besar orang Yunani dan perempuan-perempuan terkemuka. Melihat hal ini, orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan dibantu dengan beberapa penjahat di pasar mereka menyerbu rumah Yason dengan maksud menangkap Paulus dan Silas untuk dihadapkan pada sidang rakyat dengan tuduhan melawan ketetapan Kaisar dengan mengatakan adanya raja lain yaitu Yesus. Mereka tidak menemukan keduanya lalu menyeret Yason dan beberapa saudara ke hadapan pembesar kota karena telah memberi tumpangan kepada Paulus dan Silas. Setelah mendapat jaminan dari Yason, mereka dilepaskan (Kis. 17:1-8).

Kerajaan dan kewarganegaraan apa yang ditawarkan oleh Rasul Paulus yang membuat dia ditangkap dan dipenjarakan? Kita sudah menjadi kewargaan Kerajaan Surga dan menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya (Flp. 3:20-21).

Introspeksi: beranikah kita mendeklarasikan Yesus sebagai Mesias dan Raja yang akan datang menjemput gereja-Nya? Jujur, kita hanya berani mengakui Yesus di dalam gereja tetapi bungkam ketika berada di tengah masyarakat terlebih dengan adanya intoleransi agama membuat kita makin takut mengaku sebagai orang Kristen. Apalagi ada pemerintah yang melarang memasang atribut-atribut keagamaan di publik.

Kita mengaku sebagai warga Negara Indonesia tetapi juga sudah menjadi warga negara Kerajaan Surga, apakah ini berarti kita memiliki kewarganegaraan ganda – warga Indonesia di bawah pemerintahan seorang presiden sekaligus warga Kerajaan Surga yang diperintah oleh Yesus Kristus, Raja segala raja. Umumnya kita memiliki satu KTP maupun satu paspor; pasti ada maksud tidak baik bahkan dapat disalahgunakan jika seseorang mempunyai lebih dari satu KTP atau satu paspor. KTP maupun paspor sebagai bukti identitas seseorang ada masa berlakunya. Apakah kita juga memiliki bukti menjadi warga Kerajaan Surga? Untuk menjadi warga NKRI, kita harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dalam Negara Indonesia. Demikian pula untuk menjadi warga Kerajaan Surga, kita harus tunduk pada hukum dan titah Pemilik Kerajaan Surga.

Rasul Paulus adalah orang Yahudi tetapi dia memegang KTP Roma (Kis. 22:25). Dengan berani dia mendeklarasikan diri sudah berwarga negara Kerajaan Surga. Apakah ini berarti Paulus mendua hati, melayani pemerintah Roma sekaligus melayani pemerintahan Surgawi? Keduanya jelas berbeda – satu di bumi: ada batas waktunya (expired date) dan KTP dapat dipalsukan sementara yang lainnya di Surga dalam kekekalan tanpa batas. Untuk ini, Rasul Paulus rela dipenjara demi Yesus, Raja segala raja, dan menantikan kedatangan-Nya. Hendaknya mimbar dipakai untuk memberitakan Kerajaan Surga, Pemiliknya serta karya pekerjaan-Nya bukan promosi kesuksesan pelayanan pendeta. Dari mimbar pula kita mendoakan negara kita supaya dari presiden, wakil presiden, anggota kabinet dan semua jajarannya berjalan di jalur Kerajaan Surga yang bersifat kekal karena kerajaan (di) bumi ditandai ketidakpastian – ada waktunya makmur dan tenang di lain waktu bergejolak serta mengalami krisis ekonomi, politik dan sosial. Hingga saat ini tidak ada satu Negara/kerajaan yang bertahan stabil dalam pemerintahannya. Contoh: kerajaan Romawi yang kukuh pun runtuh terpecah belah; Inggris keluar dari Uni Eropa tahun 2018 dll. Kita harus mencintai negara kita, NKRI, tetapi jangan melupakan Kerajaan Allah yang sangat menjanjikan itu.

Kapan kerajaan bumi muncul? Allah memberikan kewenangan mutlak kepada Adam dan Hawa untuk menguasai dan menaklukkan bumi selain beranak cucu memenuhi bumi (Kej. 1:28). Tentu semua berlangsung tertib dan teratur sebab Adam dan Hawa taat kepada Firman Allah. Namun sayang, mereka gagal sebelum berkembang biak banyak karena melanggar perintah Allah. Akibatnya mereka diusir keluar dari taman Eden dan melangsungkan kehidupan dengan susah payah (Kej. 16-19,24). Tahun berganti tahun dan di zaman Nuh, keturunannya mulai menyebar dan masing-masing mendirikan pemerintahan (Kej. 10). Waktu itu seluruh bumi masih satu bahasa dan satu logat. Kemudian manusia ingin mendirikan kota dengan menara yang puncaknya sampai ke langit. Mereka mau mencari nama tetapi Allah tidak berkenan lalu mereka diserakkan ke seluruh bumi (Kej. 11:1-8).

Kerajaan Surga macam apa yang dirindukan oleh Rasul Paulus? Benarkah Kerajaan ini kekal tak tergoyangkan? Apa buktinya?

  • Allah memanggil Abram keluar dari Ur-Kasdim menuju negeri yang akan ditunjukkan-Nya kepada Abram. Allah juga berjanji membuat dia menjadi bangsa yang besar, namanya masyhur dan menjadi berkat bagi kaum di muka bumi (Kej. 12:1-3).

25 tahun kemudian Sara, istri Abraham, melahirkan Ishak di Kanaan (Kej. 21:2,5). Ribka, istri Ishak, melahirkan Esau dan Yakub (Kej. 25:24-26). Janji Allah berlaku bagi tiga generasi – Abraham, Ishak dan Yakub (Kel. 3:6). Aneh, Abraham sudah berada di tanah perjanjian (Kanaan) tetapi hatinya menantikan kota yang dibangun oleh Allah (Ibr. 11:8-10).

Introspeksi: apakah hati kita terikat dengan tanah Indonesia yang subur nan makmur? Atau rindukah kita akan kota yang dibangun oleh Allah sendiri? Sungguh, dunia sedang menuju pada kehancuran dan lenyap (1 Yoh. 2:17) tetapi Alkitab memberikan kepastian iman akan Kerajaan Surga yang kekal. Untuk itu kita mengemban tugas memberitakan Injil keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus agar bangsa dan negara kita menjadi baik. Jika kita sudah menjadi warga Kerajaan Surga, dapatkah kita menunjukkan “KTP” untuk akses masuk ke dalam Kerajaan-Nya? Dan siapkah kita menyambut kedatangan Kristus Yesus?

  • Setelah ribuan tahun berlalu, bangsa Israel mengetahui tentang Allah Abraham-Ishak-Yakub tetapi tidak ada satu pun pemerintahan Israel yang begitu mengagungkan Allah sebagai Raja segala raja yang mempunyai kerajaan tak berkesudahan. Sungguh ironis, justru raja Babel penyembah berhala, Nebukadnezar, sujud serta menyembah Daniel karena dapat menyingkapkan arti mimpinya sambil mengatakan, “Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu." (Dan. 2:44-46)

Raja Nebukadnezar menawan bangsa Israel dan membawanya dari Kanaan ke Babel. Dia memilih beberapa anak muda orang Yahudi yang cakap dan berpengetahuan banyak – Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego – untuk diajari tulisan dan bahasa Kasdim. Mereka bekerja dalam istana raja. Suatu hari raja bermimpi tentang patung besar dengan kepala dari emas, dada dan tangannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, pahanya dari besi, kaki sebagian dari besi sebagian lagi dari tanah liat. Kemudian ada batu kecil entah dari mana munculnya menimpa kaki dari patung itu sehingga remuk sekaligus meremukkan seluruh patung itu. Lalu angin mengembus sehingga tidak ada bekas-bekas yang ditemukan sementara batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar memenuhi seluruh bumi. Raja Nebukadnezar memanggil semua ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim untuk menjelaskan arti mimpi tersebut tetapi tidak ada satu pun dari mereka dapat mengartikannya kecuali Daniel yang diberi hikmat oleh Allah. Tampak jelas sekali perbedaan allah orang Babel dengan Allah Israel yang hidup dan ini diakui sendiri oleh Raja Nebukadnezar.

Aplikasi: orang Kristen harus ada kesaksian sehingga orang lain (non-Kristen) dapat mengakui bahwa Yesus kita adalah Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Jangan orang Kristen malah mencari dukun untuk minta pertolongan.

  • Di kesempatan lain, Raja Nebukadnezar menyuruh membuat patung emas dan memerintahkan orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa menyembah patung itu ketika sangkakala, seruling, kecapi dan bunyi-bunyian lain dimainkan. Siapa tidak menyembah patung tersebut akan dimasukkan ke perapian yang menyala-nyala (Dan. 3:1-6, 1-11). Sadrakh, Mesakh dan Abednego menolak menyembah patung emas itu; akibatnya, mereka dicampakkan ke dapur api. Keajaiban terjadi, mereka tidak terluka atau hangus terbakar. Terlihat ada empat orang berjalan bebas di tengah-tengah api (ay. 20-25). Nebukadnezar menyaksikan peristiwa spektakuler ini dan katanya, “Dari raja Nebukadnezar kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa yang diam di seluruh bumi: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu! Aku berkenan memaklumkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang telah dilakukan Allah yang maha tinggi kepadaku. Betapa besarnya tanda-tanda-Nya dan betapa hebatnya mujizat-mujizat-Nya! Kerajaan-Nya adalah kerajaan yang kekal dan pemerintahan-Nya turun-temurun!....Titah ini adalah menurut putusan para penjaga dan hal ini menurut perkataan orang-orang kudus, supaya orang-orang yang hidup tahu bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu…..Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun temurun… Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.” (Dan. 4:1-3,17, 34-37)

Dari mulut Raja Nebukadnezar keluar pengakuan Allah Israel yang mahatinggi dan memiliki kerajaan yang kekal. Allah berkuasa atas pemerintahan bentuk apa pun bahkan berdaulat atas negara yang tak bertuhan/komunis. Karena kecongkakannya, Raja Nebukadnezar direndahkan menjadi gila namun akhirnya kondisinya dipulihkan dan dia memuliakan Raja Surga. Waspada, kesombongan mendahului kehancuran (Ams. 16:18). Bukankah Lucifer/Iblis jatuh karena sombong (Yes. 14:12-15)?

  • Raja Darius mengeluarkan larangan tidak boleh menyampaikan permohonan kepada dewa siapa pun dalam waktu 30 hari dengan ancaman dilemparkan ke gua singa bagi siapa yang melanggarnya (Dan. 6:8). Meskipun telah mendengar larangan ini, Daniel tetap berdoa seperti yang biasa dia lakukan. Akibatnya dia dilemparkan ke gua singa. Raja Darius sangat sedih dan tidak dapat tidur. Pagi-pagi sekali dia ke gua singa dan dengan suara sayu memanggil Daniel. Mendengar Daniel merespons panggilannya, Raja Darius memerintahkan untuk mengeluarkan Daniel dari gua itu dan menyuruh mengambil penuduh-penuduh Daniel bersama anak dan istri mereka untuk dilemparkan ke gua singa. Melihat Daniel lolos dari terkaman singa-singa yang sedang kelaparan, Raja Dairus memberi perintah, “Bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa."
  • Zaman demi zaman boleh berganti dan raja demi raja berganti tetapi Raja segala raja tidak pernah tergantikan. Demikian pula kuasa pemerintah dunia dapat berubah tetapi kuasa Allah tidak pernah berubah. Itu sebabnya Yesus – Raja segala raja – mengajar para murid-Nya doa “Bapa Kami” dan mengundang Kerajaan Bapa di Surga datang ke bumi (Mat. 6:10). Ia juga mengingatkan mereka untuk tidak khawatir akan apa yang dimakan, diminum dan dipakai tetapi lebih dahulu mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan kepada mereka (ay. 31-33).

Yesus sangat mengenal hati Bapa yang akan bermurah hati dan penuh sukacita memberikan Kerajaan-Nya jika kita memintanya. Siapa tidak senang menerima kerajaan yang bonafide apalagi kekal tak pernah runtuh dan Rajanya tak pernah berubah? Namun mengapa kita malas memintanya dan tidak mau menyaksikan Kerajaan Surga beserta Pemiliknya?

Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya untuk memikul salib jika mau mengikut Dia dan ada dari mereka akan melihat Anak manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya (Mat. 16:24,28). Dengan kata lain, orang yang berhak menerima Kerajaan Surga ialah orang yang bersedia ikut Tuhan dalam penderitaan. Jalan salib menjadi ciri warga negara Kerajaan Surga, mereka tidak sibuk mencari kekayaan dan aset atau merebut kedudukan tetapi hatinya ingin menyenangkan Bapa di Surga yang mendatangkan Kerajaan-Nya.

Di hadapan Pilatus, Yesus menjawab bahwa Kerajaan-Nya bukan dari dunia; jika dari dunia ini pasti hamba-hamba-Nya telah melawan supaya Ia tidak diserahkan kepada orang yahudi. Pilatus kemudian berkata, “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus, “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku dating ke dalam dunia ini…” (Yoh. 18:36-37) Hingga Yesus disalib, semua tidak percaya Ia adalah Raja kecuali satu penjahat yang digantung di sebelah Yesus mengatakan, “Yesus, ingatlah akan aku apabila Engkau datang sebagai Raja.” (Luk. 23:42) Penjahat ini tidak pernah mengenal Yesus sebelumnya tetapi dia menggunakan kesempatan emas dengan memercayai Yesus adalah Raja sebelum ajal menjemputnya.

Waktu Yesus mengubah air menjadi anggur, pemimpin pesta mengatakan kepada mempelai laki-laki, “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” (Yoh. 2:9)

Hanya Yesus yang dapat memberikan yang terbaik. Jangan menolak Alkitab (Firman Allah) yang terbaik, karena tidak ada buku terbaik pun di dunia ini yang dapat menandingi Alkitab! Demikian pula jika kita tidak tertarik menjadi warga Kerajaan Surga, kita telah mengabaikan pilihan yang terbaik. Siapa yang kita cari dan minta? Jangan mencari pendeta yang fasih lidah, kita tidak akan mendapatkan apa-apa tetapi carilah Yesus dan Kerajaan-Nya serta rindukan kedatangan-Nya.

Sungguh kita patut berbahagia karena sebagai bangsa Indonesia kita telah merdeka dan kita juga merdeka selamanya oleh kurban Kristus. Ia yang telah memulai pekerjaan baik akan meneruskannya sehingga kita menjadi sempurna pada hari Kristus Yesus datang kembali (Flp. 1:6,10). Kita akan bersukacita waktu Ia datang (Flp. 2:16). Ingat, Tuhan sudah dekat (Flp. 4:5) artinya Tuhan Yesus segera datang dan kita beroleh ketenangan/damai sejahtera Allah juga Yesus Kristus menjaga/memelihara hati serta pikiran kita. Hendaknya kita melakukan apa yang telah kita dengar, lihat dan terima maka Allah sumber damai menyertai kita (ay. 6-9). Dengan berkewargaan Kerajaan Surga, kita tidak perlu khawatir akan masa depan kita sebab hidup kita telah terjamin tinggal bersama Tuhan selamanya di dalam Kerajaan-Nya yang tak pernah tergoyahkan. Amin.

 

Video ibadah ini dapat Anda lihat di sini Ibadah Umum Persekutuan GKGA - 18 Agustus 2019 - Pdt. Paulus Budiono