JADILAH SURAT KRISTUS!

Lemah Putro, Minggu 23 Juni 2019
Pdt. Paulus Budiono


Shalom,

Hendaknya di mana pun kita berada, Yesus senantiasa berada bersama kita dan kita hidup dalam suasana shalom/damai.

Apa yang Tuhan inginkan dari kita melalui surat Kolose yang telah kita bahas berbulan-bulan? Sebelum mengakhiri tulisannya, Rasul Paulus menuliskan, “Semua hal ihwalku akan diberitahukan kepada kamu oleh Tikhikus, saudara kita yang kekasih, hamba yang setia dan kawan pelayan dalam Tuhan. Ia kusuruh kepadamu dengan maksud supaya kamu tahu akan hal ihwal kami dan supaya ia menghibur hatimu. Ia kusuruh bersama-sama dengan Onesimus, saudara kita yang setia dan yang kekasih, seorang dari antaramu. Mereka akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang terjadi di sini.” (Kol. 4:7-9)

Rasul Paulus yang sedang dipenjara tidak dapat berbuat banyak bagi jemaat Kolose yang dibinanya. Untuk itu ia mengirim dua pesuruh dari daerah Roma – Tikhikus dan Onesimus – yang setia dan dikasihinya untuk menempuh perjalanan cukup jauh (± 1.600 km) membawa surat berisikan kesaksiannya untuk jemaat Kolose. Dapat dibayangkan betapa sulitnya medan yang ditempuh mereka karena pada saat itu jalan yang dilalui, moda transportasi maupun alat komunikasi tidaknya berjalan mulus dan canggih seperti sekarang ini.

Apa tugas Tikhikus dan Onesimus sebagai utusan dari Rasul Paulus? Mereka tidak berkhotbah tetapi menceritakan hal ihwal tentang Paulus, antara lain: mengapa dia dipenjara dan apa alasannya.

Tentu Rasul Paulus tidak sembarangan mengutus seseorang karena menyangkut nama baiknya. Umumnya diperlukan surat pengantar atau surat rekomendasi dari si pengutus agar orang utusan yang dikirim dapat dipercaya dan disambut dengan baik oleh pihak penerima. Paulus menilai dua orang ini (Tikhikus dan Onesimus) setia dan menganggapnya sebagai saudara kekasih dan kawan sepelayanan. Ia berharap jemaat Kolose dapat menerima mereka dengan tangan terbuka apabila mereka datang (Kol. 4:10). Ia memercayai mereka, buktinya Surat Kolose akhirnya dikanonisai menjadi Firman Allah dan memberikan nasihat, teguran dan penghiburan bagi kita sekarang.

Siapakah Tikhikus dan Onesimus ini? Mereka bukan orang terkenal dan rekam jejaknya tidak begitu jelas terekspos tetapi sebagai sebagai utusan mereka membawa kehidupan pribadinya. Andaikata mereka tidak bersatu hati kemudian berpisah di tengah jalan, tentu surat Paulus tidak akan pernah sampai di tangan jemaat Kolose. Jelas mereka harus saling menopang tidak bersifat one man show.

Aplikasi: hendaknya kita siap menjadi utusan setia yang membawa Nama Tuhan melalui kesaksian hidup kita yang dapat dilihat dan dibaca oleh orang-orang di sekitar kita. Untuk menjadi „surat Kristus‟ tidaklah harus orang hebat dan terkenal tetapi diperlukan kesediaan, kesetiaan dan kooperatif.

Surat Rasul Paulus tidak hanya ditujukan kepada jemaat Kolose tetapi Paulus juga menulis surat kepada jemaat-jemaat lain. Apa pesannya kepada jemaat Korintus? 2 Korintus 3:1-3 menuliskan, “Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menujukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu? Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata bahwa kamu adalah surat Kristus yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu melainkan pada loh-loh daging yaitu di dalam hati manusia.”

Rasul Paulus tidak muncul sebagai one man show tetapi disertai oleh rekan-rekan sepelayanan seperti Petrus, Apolos dll. Buktinya? Dia menyebut jemaat Korintus sebagai surat Kristus yang ditulis oleh “pelayanan kami (lebih dari satu orang)” dengan Roh Allah yang hidup dalam loh hati.

Introspeksi: apa yang mengisi hati kita? Bila tubuh kita adalah bait/rumah Tuhan, apa isi di dalamnya? Tentu suasana “rumah bar dan karaoke” jauh berbeda dengan suasana rumah tangga yang baik. Kita adalah surat Kristus yang dilayani oleh tulisan Rasul Paulus, Rasul Petrus dan rasul-rasul lain oleh ilham Roh Kudus agar rumah tangga kita tertata sebaik mungkin. Contoh: Alkitab tidak menutup-nutupi kondisi jemaat Korintus sebelumnya yang terpecah belah (1 Kor. 3:1-4) bahkan hidup amoral – homoseks, lesbian, zina dll. (1 Kor. 6:9-11). Namun Firman Tuhan ‟menata‟ dan mengubahkan mereka menjadi jemaat dewasa rohani yang siap dipertunangkan dengan Kristus (2 Kor. 11:2). Mereka juga diingatkan akan pemberitaan kematian Yesus hingga kedatangan-Nya kembali saat mengambil Perjamuan Tuhan (1 Kor. 11:26). Jauh berbeda dengan filosofi-filosofi duniawi yang hanya menyodorkan hal-hal yang baik; Firman Allah mengemukakan apa adanya – awalnya semua diciptakan Allah dengan sangat baik tetapi begitu manusia jatuh dalam dosa terjadilah kehancuran – Adam (suami) mudah menyalahkan Hawa (istri); Kain membunuh habel, saudaranya sendiri dst.

Lazimnya untuk dapat diterima menjadi pegawai pemerintahan maupun swasta diperlukan rekam jejak yang baik; jika rekam jejaknya buruk pasti langsung didiskualifikasi. Namun Alkitab memberikan contoh pribadi-pribadi dengan rekam jejak jelek maupun tidak jelas tetapi menjadi surat Kristus, antara lain:

  • Saulus/Paulus mengakui sebagai orang paling berdosa – sebelum mengenal Kristus dia begitu kejam, sombong, ganas tetapi oleh kasih karunia ia diubahkan (1 Tim. 1:13-15).

Pembelajaran: jangan melupakan asal usul kita yang jahat dan kejam kalau kita sekarang beroleh kemurahan menjadi surat Kristus oleh karya Roh Kudus.

  • Tikhikus dan Onesimus tidak banyak disebut dalam Surat Kolose, hanya tertulis dalam beberapa ayat (Kol. 4:7-9) setelah itu namanya tidak disebut-sebut lagi.

Implikasi: kalau kita dipakai Tuhan untuk diutus, terimalah tawaran-Nya jangan ditolak. Kalau seandainya tidak dipakai lagi, jangan marah, tersinggung dan kecewa kemudian pindah gereja.

Onesimus dan Tikhikus memiliki latar belakang berbeda. Onesimus adalah budak yang lari dari rumah majikannya, Filemon, setelah mencuri uang (Flm. 1:18) kemudian bertemu Paulus yang sama-sama dipenjara. Melalui pembinaan Rasul Paulus, Onesimus yang tadinya tidak berguna mengalami keubahan dan menjadi orang berguna dan buah hati Paulus (Flm. 1:9-12).

Dua orang ini menjadi utusan Rasul Paulus untuk membawa surat yang sangat berguna bagi jemaat Kolose. Melalui surat tulisan Rasul Paulus yang bernadakan nasihat, jemaat Kolose diubah menjadi semakin indah. Contoh: istri dapat tunduk kepada suami; suami mengasihi istri; anak hormat kepada orang tua, bapa tidak menyakiti hati anaknya dst.

Kita harus yakin seburuk apa pun kehidupan lama kita, oleh kasih karunia-Nya kita diubahkan oleh Firman Allah dan karya Roh Kudus menjadi surat Kristus.

Tidak banyak tulisan mengisahkan tentang Tikhikus namun tampaknya kondisi dia lebih baik daripada Onesimus karena Alkitab tidak mencatat rekam jejaknya yang buruk. Dia disuruh pergi bersama Onesimus menemui jemaat Kolose – orang yang rohani mau disuruh untuk perkara rohani. Bukankah kita telah dibeli oleh Kristus dan dibayar lunas sehingga kita tidak lagi menjadi hamba manusia tetapi hamba-Nya (1 Kor. 7:22-23)?

Perhatikan, sekali kita berbuat kejahatan (berbohong, mencuri, berselingkuh, membunuh dll.), kita menanggung stigma jelek seumur hidup karena orang akan mengingat terus kejahatan yang pernah kita perbuat. Apakah Tikhikus juga bersikap demikian dan tidak memercayai Onesimus yang pernah mencuri/menggelapkan uang majikannya? Tidak, ia percaya Onesimus sudah bertobat dan tidak lagi mengulangi perbuatan jahatnya.

Aplikasi: sekalipun kita dahulu memiliki rekam jejak buruk, kita harus dapat membuktikan keubahan hidup sehingga orang-orang tidak lagi dapat menuduh kejahatan kita. Harus diakui, kita sering tidak dapat menjadi kesaksian hidup karena kita tidak mau ditegur dan dikoreksi kelemahan/kekurangannya untuk diperbaiki oleh Firman Allah dan Roh Kudus. Jangan takut dengan kekurangan dan kelemahan dalam kehidupan pribadi, nikah dan keluarga kita. Keubahan hanya terjadi di dalam Kristus. Bukankah Allah sendiri yang turun tangan menyelamatkan pernikahan Adam-Hawa yang telah rusak begitu jatuh dalam dosa (Kej. 3)? Ingat, kehidupan nikah merupakan kunci permulaan dari sebuah keluarga, masyarakat hingga negara kecil maupun besar!

Kapan nama Tikhikus mulai muncul? Rasul Paulus berada di Yunani selama tiga bulan dan hendak berlayar ke Siria tetapi orang-orang Yahudi bermaksud membunuh dia. Ia memutuskan kembali melalui Makedonia, disertai oleh Sopater anak Pirus dari Berea, Aristarkhus dan Sekundus dari Tesalonika, Gayus dari Derbe, Timotius, Tikhikus dan Trofimus dari Asia (Kis. 20:1-5)

Ternyata perjalanan penyebaran Injil bukanlah perkara mudah tetapi ditandai salib penderitaan bahkan ancaman pembunuhan. Tikhikus sudah terlibat dalam suasana yang mencekam tersebut. Lebih lanjut Tikhikus diminta Paulus untuk menyertai Onesimus yang berlatar belakang tidak baik tetapi dapat dipakai Tuhan setelah mengalami keubahan hidup untuk menjadi utusan-utusan yang menghibur jemaat Kolose (Kol. 4:8).

Introspeksi: bagaimana dengan kita yang dalam kondisi bebas tidak di bawah tekanan maupun ancaman maut? Sudahkah kita meyampaikan berita damai dan penghiburan kepada mereka yang belum/tidak mengenal Tuhan bahkan memberitahukan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Kristus Yesus?

Hendaknya setelah beroleh keselamatan dari Kristus Yesus kita tidak puas diri tetapi bersedia dipakai menjadi surat Kristus yang ditandai darah untuk menjadi utusan-Nya yang indah. Yang utama, hidup kita yang berisi Firman Allah menjadi kesaksian hidup yang memiliki ‟telinga, hati dan pikiran‟ Kristus untuk mampu mendengarkan keluhan dan kritikan orang lain, berempati melihat penderitaan mereka serta menghibur mereka yang berduka agar mereka dapat menyaksikan Yesus ada di dalam kita dan Nama-Nya dipermuliakan. Amin.

 

Video ibadah ini dapat diakses di: https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/video-recording/item/459-ibadah-umum-23-juni-2019-pdt-paulus-budiono