What Next? Berjuanglah Untuk Menang! - Efesus 6:10-20

Pdm. Kasieli Zebua, Minggu, Johor, 16 Desember 2018

Shalom,

Kita patut bersyukur kalau kita dapat menikmati kemenangan karena Yesus telah lahir dan memberikan hidup-Nya bagi kita sehingga kita dapat merasakan pemeliharaan dan keme-nangan dari-Nya. Perhatikan, kemenangan tidak datang dengan sendirinya tetapi diperlukan perjuangan keras untuk meraihnya sehingga berlaku “No gain without pain” – tanpa pengorbanan/perjuangan tidak akan ada hasil/kemenangan. Karena Tuhan tahu hidup ini penuh dengan perjuangan, Ia memperlengkapi kita untuk menjadi prajurit yang tangguh dan kuat agar menjadi pemenang di dalam Dia.

Untuk menjadi prajurit yang tangguh, Tuhan telah memperlengkapi kita dengan seluruh per-lengkapan senjata Allah. Efesus 6:10-20 menuliskan, “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah-pemerintah, mela-wan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, mela-wan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya sebagaimana seharusnya aku berbicara.”

Kata “akhirnya” dalam bahasa Yunani ialah loipou artinya henceforth = mulai sekarang, untuk selanjutnya. Maksudnya, apa berikutnya yang harus kita kerjakan? Apa yang menjadi tanggung jawab kita? What Next? Melalui firman Tuhan ini kita dapat memahami bahwa berikutnya ialah kita harus BERJUANG UNTUK MENANG! Sebagai orang-orang yang telah ditebus dan dise-lamatkan, yang dahulu mati di dalam dosa tetapi dihidupkan dalam Kristus (Ef. 2:1-6), yang dahulu sebagai bangsa kafir, tetapi mendapat bagian dalam Allah (Ef. 2:11-22), kita memiliki tanggung jawab untuk berjuang memelihara kesatuan baik kesatuan tubuh Kristus, kesatuan suami istri, kesatuan orang tua dan anak, tuan dan hamba. Kita tahu bahwa fungsi TNI dan ABRI ialah menjaga, melindungi dan menjamin keamanan warga Indonesia dari musuh yang menyerang negara kita. Dan Tuhan ingin kita memiliki peran seperti itu. Sesungguhnya kita tidak kuat sebab kita akan menghadapi perjuangan yang tidak mudah tetapi di dalam Dia kita mendapat kekuatan dan kuasa untuk menang dalam perjuangan (ay. 10).

Dengan seluruh perlengkapan senjata Allah yang telah disediakan oleh-Nya, kita sebagai prajurit Kristus harus memiliki minimal tiga kemampuan perang untuk menang, yaitu:

1. Memiliki Pertahanan yang Kuat (Defensif).

“Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Ef. 6:11-12)

Suatu bangsa akan kukuh bila memiliki pertahanan kuat dan salah satu faktor penentu ialah adanya tentara-tentara yang tangguh. Kita menghadapi musuh yang sangat kuat itulah pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap ini juga roh-roh jahat di udara. Bila kita tidak kuat di dalam Tuhan, kita akan mudah dikalahkan. Kita dapat mampu bertahan melawan musuh jika kita menggunakan seluruh (bukan sebagian) perlengkapan senjata Allah.

Selain memakai seluruh senjata Allah mulai dari ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, kasut Injil damai sejahtera, perisai iman, ketopong keselamatan dan pedang Roh, kita harus melatih diri untuk dapat menggunakannya. Dengan kata lain, kita harus mem-praktikkan kebenaran Firman Tuhan dan mengandalkannya sebagai kekuatan dan per-lindungan kita di saat musuh datang menyerang untuk melemahkan iman kita.

Dalam hubungan saudara seiman, suami-istri, orang tua-anak, tuan-hamba ketika meng-hadapi masalah akan mampu bertahan dan menyelesaikan masalah bila mempersenjatai dirinya dengan Firman Allah. Firman Tuhan mampu melindungi (hati, pikiran) dari serangan panah omongan tajam nan pedas sehingga tidak menimbulkan sakit hati.

Masalahnya, Tuhan sudah memberikan seluruh perlengkapan senjata-Nya supaya kita kuat tetapi kita tidak mampu atau tidak mau menggunakannya – kita pasif tidak mempunyai semangat berjuang; akibatnya kita akan kalah menghadapi berbagai problem. Tidak heran banyak keluarga bercerai dan anak-anak berantakan, mengalami banyak kegagalan dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, dll.

Waspada, musuh menyerang dari dalam dan dari luar. Kalau kita tidak memiliki pertahanan kuat, kita akan mudah dapat dikalahkan.

Introspeksi: sudahkah kita mengenakan Firman Tuhan dan memiliki pertahanan kuat di dalam Dia atau setahun ini kita lebih banyak mengalami kekalahan terhadap dosa dan pelbagai problem yang kita hadapi? Kalau kalah, jangan kita menyalahkan Tuhan karena Ia sudah memberikan seluruh perlengkapan senjata-Nya agar kita memiliki pertahanan kukuh dan berdiri tegak menghadapi kondisi apa pun. Masalahnya, sudahkah kita mengenakan senjata tersebut? Firman Tuhan sudah banyak kita terima, tetapi kita harus mempraktikkan Firman Tuhan tersebut dalam segala aspek hidup kita. Bila tidak, kita akan mudah dipengaruhi seperti Hawa terjebak tipu muslihat Iblis yang memutarbalikkan Firman Allah membuatnya ragu dan tidak lagi percaya akan perkataan Allah sehingga dia jatuh dalam dosa.

Aplikasi: hendaknya suami-istri berjuang mempertahankan kesatuan hubungan nikah sampai maut memisahkan mereka. Juga dalam hubungan apa pun (saudara di dalam keluarga Allah) harus sampai pada akhirnya. Rasul Paulus menegur jemaat Galatia dalam kasih karena mereka memulai dengan Roh tetapi mengakhiri di dalam daging (Gal. 3:3). Mereka tidak mempertahankan Injil sejati tetapi menerima injil yang lain (Gal. 1:6-7).

Dengan seluruh merlengkapan senjata Allah akan memampukan kita untuk bertahan, tidak hanya untuk sesaat tetapi hingga mengakhirinya dengan tetap berdiri tegak penuh keme-nangan. Seperti Rasul Paulus berjuang hingga garis finis dan mengakhiri pertandingan dengan baik serta telah memelihara iman (2 Tim. 4:7).

2. Mampu Menyerang Musuh (Ofensif)

“Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.” (Ef. 6:13)

Apa berikutnya yang harus kita lakukan? Kita harus menggunakan seluruh senjata Allah untuk melawan dan mengalahkan musuh. Dengan kata lain, kita tidak hanya bertahan tetapi juga bergerak melawan menggunakan senjata Firman Tuhan.

Bukankah Yesus menang menghadapi pencobaan yang dilontarkan oleh Iblis memakai senjata Firman “Ada tertulis” (Mat. 4:4,7,10)?

2 Korintus 10:3-5 menuliskan, “Memang kami masih hidup di dunia tetapi kami tidak berjuang secara duniawi karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan meru-buhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,”

Aplikasi: kita harus aktif menggunakan senjata kuasa Firman Allah dan Roh Kudus untuk melawan segala bentuk dosa baik kebencian, kesombongan, perselisihan, pikiran kotor, hati yang tidak taat pada Firman, pikiran yang menolak kebenaran, roh pemecah, dll. Semua harus ditawan dan ditaklukkan kepada Kristus.

3. Senantiasa Waspada (Ef. 6:18-20).

Selain mampu bertahan, dapat menyerang dan mengalahkan musuh, seorang tentara harus senantiasa waspada, berjaga-jaga dan tidak lengah sebab musuh masih berkeliaran. Memang musuh pergi jauh setelah kalah tetapi dia tetap mencari waktu untuk kembali saat kita lengah. Waktu Yesus menang dari pencobaan, iblis mundur dan mencari waktu yang tepat untuk kembali(Luk. 4:13). Ia juga mengingatkan roh jahat yang keluar dari manusia mengembara mencari tempat perhentian tetapi ketika melihat rumah yang ditinggalkannya bersih tersapu dan rapi teratur tetapi kosong maka dia kembali mengajak tujuh roh yang lebih jahat masuk dan berdiam di dalamnya (Luk. 11:24-26).

Apa yang harus kita lakukan agar tetap dalam kondisi waspada?

  • Berdoa dan berjaga-jaga.

Tuhan sudah memperlengkapi kita tetapi doa juga harus menjadi perhatian kita untuk berjaga-jaga.

Efesus 6:18-19a, “dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, juga untuk aku,...”. Berjaga-jagalah karena iblis berjalan keliling seperti singa mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Ptr. 5:8) juga jangan memberi kesempatan kepada iblis (Ef. 4:27).

  • Siap sedia memberitakan Injil dengan berani (ay. 19-20).

Kita juga harus selalu siap sedia memberitakan Injil. Paulus meminta jemaat Efesus supaya berdoa untuk dia agar dia diberi keberanian menyampaikan Firman Tuhan yang penuh dengan tantangan. Di surat lain (2 Tim. 4:2-5), Rasul Paulus mengingatkan Timotius muda untuk memberitakan Firman dan siap sedia baik atau tidak baik waktunya (kondisinya) karena akan datang waktunya orang tidak lagi dapat menerima ajaran sehat kemudian mereka mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Setiap kita harus siap sedia memberitakan dan menyatakan Firman Tuhan. Rasul Paulus sudah mengingatkan kondisi sukar ini 2.000 tahun lalu terlebih lagi kondisi sekarang. Untuk itu kita harus tegas memberitakan Firman bukan menjadikannya dongeng yang hanya menyenangkan telinga.

Introspeksi: sungguhkah kita lebih senang membaca Firman Tuhan ketimbang berita-berita lain dari WA, dll? Berapa persen pembacaan Firman Tuhan dibandingkan dengan pembacaan berita-berita lainnya?

What next? Kita harus siap berjuang untuk menang. Ingat, hidup adalah perjuangan. Tuhan sudah memperlengkapi kita, kenakanlah seluruh senjata-Nya dan berjuanglah untuk meraih kemenangan. Kita harus teguh bertahan, mampu menyerang dan senantiasa waspada maka musuh dapat dikalahkan dan kita mampu mengakhiri perjuangan kita hingga garis akhir. Amin.