Hidup Dipenuhi Roh Kudus - Efesus 5:18

Pdm. Kasieli Zebua, Minggu, Johor, 4 November 2018

Shalom,

Apakah kita merasakan Tuhan berhadirat dan kuasa Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kita saat kita menaikkan puji-pujian kepada-Nya? Sesungguhnya Allah begitu dekat dengan kita sebagaimana tertulis dalam Ulangan 4:7, “Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?” Ternyata Tuhan yang kita sembah begitu dekat dengan kita.

Ketika kita percaya pada Injil keselamatan, kita dimeteraikan oleh Roh Kudus (Ef. 1:13). Dengan demikian, Roh Kudus dalam hidup kita menjadi meterai dan jaminan bagi keselamatan kita. Kita yang dahulu jauh, tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel, tidak mendapat bagian dalam ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah (Ef. 2:12) dibawa mendekat kepada-Nya bahkan dipenuhi oleh Roh-Nya. Ia tidak hanya menebus kita dari dosa untuk beroleh keselamatan tetapi Ia mau dekat dan hidup di dalam kita.

Kitab Efesus mengajak kita makin dewasa rohani dan bertumbuh sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef. 4:13). Kedewasaan yang dimaksud ialah kehidupan yang makin dekat dan meng-alami relasi yang intim dengan Tuhan. Dari pihak Allah, Ia mau Roh Kudus memenuhi kehi-dupan kita. Efesus 5:18 menuliskan, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.” Juga “Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis. 1:8)

Kalau kita memerhatikan perjalanan para rasul, kuasa di sini bukan hanya kuasa untuk menyak-sikan Kristus tetapi juga kuasa yang memampukan mereka untuk menguasai diri di dalam se-gala hal.

Mengapa kita perlu dipenuhi Roh Kudus?

— Oleh Roh Kudus, kita dimampukan untuk menguasai diri

Harus diakui walau kita sudah hidup dalam Tuhan dan dimeteraikan oleh Roh Kudus, keinginan daging dapat muncul begitu kuat. Itu sebabnya jangan heran melihat seorang hidup dalam pelayanan luar biasa tetapi tidak menghasilkan buah sesuai dengan pelayanan sehingga menimbulkan ucapan “katanya imam-imam tetapi omongannya kasar”….“katanya pendeta tetapi cara memperlakukan istri dan anak tidak sesuai dengan statusnya” dst.

Kita harus bergumul setiap hari berkaitan dengan keinginan daging; untuk itu kita sangat membutuhkan Roh Kudus memenuhi kita agar kita dapat menguasai diri dan mematikan keinginan daging tsb. Sebagai contoh, kita harus membuang dusta dan berkata benar seorang kepada yang lain, membuang segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah juga segala kejahatan (Ef. 4:25,31).

Kenyataannya, kita telah membuang segala perbuatan tidak baik tetapi kemudian mengambilnya lagi karena kita belum/tidak mampu melepaskan sepenuhnya sikap-sikap buruk ter-sebut dari kehidupan kita. Jelas ini bukan pekerjaan Roh Kudus tetapi sepenuhnya peker-jaan kita. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Kita tidak mengalami sendirian, Rasul Paulus pun pernah mengalami hal sama sehingga dia mengeluh, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Rm. 7:24) Terbukti keinginan daging begitu kuat untuk dipenuhi tuntutannya. Perhatikan, anggota-anggota tubuh memiliki keinginannya sendiri, misal: mata mempunyai keinginan, telinga mempunyai keinginan sendiri dst. Rasul Paulus tampak putus asa dalam pergumulan melawan keinginan daging, katanya, “Sebab bukan apa yang aku kehendaki yaitu yang baik yang aku perbuat melainkan apa yang tidak aku kehendaki yaitu yang jahat yang aku perbuat.” (Rm. 7:19)

Bukankah kita juga mengalami hal sama seperti dialami oleh Rasul Paulus? Kita tidak dapat melepaskan diri dari kebencian, dendam dan kata-kata kotor? Sungguh, kita membutuhkan kuasa Roh Kudus untuk membuang semua kebencian, kemunafikan, dll.

Tahukah perbedaan Petrus sebelum dan sesudah dipenuhi Roh Kudus? Sebelum dipenuhi Roh Kudus, Petrus dengan mudah menyangkal Yesus, Gurunya, demi memenuhi keinginan daging. Dia takut dianiaya jika mengaku. Namun ketika Roh Kudus memenuhinya, dia ber-ubah tidak lagi diliputi ketakutan. Ketika ada orang menyindir para rasul mabuk anggur, Petrus beserta 11 rasul lainnya berdiri dan dia berkata dengan berani bahwa mereka tidak mabuk anggur tetapi dipenuhi Roh Kudus sesuai janji Tuhan (Kis. 2:13-18). Bahkan di hadapan Mahkamah Agama, Petrus dan Yohanes yang ditahan tetap berani memberitakan Yesus Kristus, orang Nazaret, yang disalibkan telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati (Kis. 4:1-13).

Mengapa kita perlu Roh Kudus menguasai diri kita untuk mematikan keinginan daging? Roma 8:13 menuliskan, “Sebab jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.” Yang dimaksud dengan perbuatan-perbuatan tubuh ialah perbuatan-perbuatan daging dan keinginannya yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Dengan demikian jangan berpikir jika Roh Kudus memimpin kita, kita menjadi pasif dan ‘pasrah’ menyerahkan semua kepada pimpinan Roh Kudus. Misal: ketika malas membaca Alkitab, Anda beralasan Roh Kudus tidak menggerakkan Anda. Jangan menyalahkan Roh Kudus kalau Anda masih melakukan perbuatan-perbuatan daging. Sebaliknya dengan aktif kita menyerahkan diri dan mengizinkan Roh Kudus mengambil alih kehidupan kita sehingga kita mampu mematikan dan membuang semua keinginan daging, kebencian, perselisihan, perkataan sia-sia dst.

Kenyataannya, selama kita masih hidup keinginan daging tetap mengikut kita dan ini perlu dimatikan tiap hari. Justru dalam pergumulan ini, kita dilatih untuk makin berserah dan mengandalkan Roh Kudus dalam mematikan semua keinginan daging tersebut. Jujur, tidaklah mudah membuang dan mematikannya! Hari ini kita komitmen membuang segala bentuk kejahatan dan sifat-sifatnya, besok dapat muncul lagi. Tuhan tahu kita lemah; oleh sebab itu Ia memberikan Roh-Nya untuk menolong kita. Betapa baiknya Tuhan kita! Semua yang dikerjakan-Nya (dari Kejadian – Wahyu) selalu demi kebaikan manusia! Ia datang untuk manusia, mati disalib dan akan datang kembali hanya untuk manusia, menyediakan tempat di Surga juga bagi manusia. Bagaimana respons kita? Apakah segala sesuatu yang kita kerjakan/pikirkan juga untuk Tuhan?

— Oleh Roh Kudus, kita dimampukan untuk menyaksikan Kristus

Apa tujuan Yesus memberikan Roh Kudus kepada para murid-Nya? Kisah 1:8 menuliskan, “Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Roh Kudus diberikan bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi supaya kita memiliki kuasa menjadi saksi-Nya.

Untuk menjadi saksi Kristus, Ia juga memperlengkapi kita dengan karunia-karunia Roh Kudus (1 Kor. 12) untuk pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus (Ef. 4:12). Masing-masing beroleh karunia beda tetapi semua untuk kepentingan bersama (1 Kor. 12:7). Kita membutuhkan Roh Kudus untuk dapat menjadi saksi-Nya. Kesaksian kita dapat ditampilkan melalui keubahan hidup karena keinginan-keinginan daging sudah dimatikan sehingga kita makin serupa dengan Kristus. Ia menjadi teladan sempurna dalam karakter dan kehidupan.

Kita dapat melayani karena memiliki bakat/talenta tetapi hendaklah kita melayani di dalam kendali Roh Kudus. Kalau tidak, ada semangat/api lain yang bukan dari Roh Kudus yang menggerakkan kita dan ini harus kita matikan. Roh Kudus memberikan kita kemampuan untuk bersaksi melalui keubahan hidup (dalam tutur kata dan perbuatan) yang dapat dilihat orang lain. Misal: dahulu omongannya tajam menyayat hati tetapi sekarang adem mende-ngarnya dll. Bahkan suami yang tidak taat kepada Firman dapat dimenangkan oleh kelakuan istri tanpa banyak perkataan (1 Ptr. 3:1-2).

Tanpa Roh Kudus, kita tidak mampu menjadi saksi Kristus. Yang terjadi malah sebaliknya, bukannya menjadi terang di dalam kegelapan, kita malah hanyut tenggelam dalam kege-lapan. Izinkan Roh Kudus memenuhi kita, memimpin hati dan pikiran kita sesuai dengan pikiran-Nya sebab hati lebih licik dari segala sesuatu (Yer. 17:9) mencari kesenangan diri sendiri. Rasul Paulus menasihati jemaat Galatia (juga kita) untuk dipimpin dan hidup/ber-jalan di dalam Roh Kudus (Gal. 5:16,18).

Sungguh, kita sangat membutuhkan Roh Kudus yang memberikan kita kemampuan untuk menaklukkan keinginan daging sehingga kita dapat menguasai diri sebagai hasil dari buah Roh (Gal. 5:23). Selain memberikan kita kemampuan untuk dapat menguasai diri dari segala ke-inginan daging, Roh Kudus juga memampukan kita menjadi saksi Kristus melalui tutur kata, si-kap dan tindakan kita yang sudah mengalami keubahan bahkan tanpa kata-kata pun orang-orang akan tertarik untuk datang kepada Tuhan dan memuliakan Dia. Amin.